Descargar la aplicación
56.16% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 41: Isi Kontrak Pernikahan

Capítulo 41: Isi Kontrak Pernikahan

Dengan malas Reno harus menghadiri meeting setelah waktu makan siang.Saking malasnya dia tidak kekantor dulu dan langsung ketempat janjian bersama klien.

Leo terlihat sangat kesal dengan sikap bossnya hari ini, sudah tidak pergi kekantor dan tidak memberi kabar apa apa padanya,dan sekarang dia harus menyiapkan bahan untuk rapat sendirian.

"Kalo lagi sakit ngomong donk..."ucap Leo ketus begitu sampai, terlihat Reno menggunakan kacamata hitam pekat yang menutupi matanya.

"Gue gak sakit..."jawab Reno tak kalah ketusnya karena Leo yang menolak untuk pergi rapat sendiri.

"Nih bahannya udah gue siapin,tinggal loe pelajarin aja..."Leo menyerahkan sebuah proposal.

"Ok bagus,nanti abis ini temenin gue ya..."Reno kini berbicara dengan nada sedikit manis membuat Leo berdecak kesal.

"Kemana..."Leo menjawab masih dengan nada kesalnya.

"Cari barang kesukaan Lina..."nada bicara Reno kini terdengar bersemangat.

"Gak mau gue sibuk..."Leo terlihat jual mahal, walaupun sebenarnya dia merasa senang mendengar Reno yang sudah mulai peduli pada istrinya.

"Ya elah gak mau nih,bonus tahunan loe gue tambahin deh..."bujuk Reno dengan jurus andalannya.

"Ok deh gue mau..."tanpa pikir panjang Leo langsung setuju, karena tidak ada hal yang lebih baik yang dijanjikan Reno selain uang.

"Tapi ngomong ngomong mata loe kenapa..."nada bicara Leo mulai terdengar santai.

"Nanti gue ceritain..."Reno tidak mengelak hanya saja kliennya sudah datang.

Meeting kali ini berjalan agak alot karena kliennya yang sedikit cerewet,tapi bukan Reno jika tak bisa menaklukkan lawan bisnisnya.

Boss yang terkenal dingin dan irit bicara itu tak suka jika ditolak.Boss yang terkenal kejam karena Reno tak segan untuk memarahi karyawannya didepan umum bila salah,dia pun sering memecat karyawannya secara tidak hormat.Tapi Reno dikenal sebagai boss yang royal dan penuh pengertian kepada karyawannya yang bekerja dengan baik.

Reno tak senang mengumbar senyuman manis,dia lebih senang memperlihatkan sisi kejamnya entah karena itu sudah menjadi kebiasaan atau memang dia tife orang yang sulit untuk bermuka ramah.Tapi dibalik semua itu Reno merupakan orang yang manja, kekanakan,dan banyak bicara.

"Kita mau kemana nih..."tanya Leo begitu mereka selesai menghadapi kliennya.

"Toko boneka..."jawab Reno dengan semangat.

"Boneka...Loe mau beliin Lina atau beliin Angga..."Leo tak percaya jika Reno mengajaknya ketempat seperti itu, karena biasanya dia akan mengajak ke toko berlian atau tas bermerk.

"Lina lah,gue mau cari boneka bentuk boneka salju yang bernama Olaf.."Reno bahkan sudah hapal siapa nama boneka saljunya Lina.

"Serius loe mau cari boneka si Olaf itu..."Leo masih tak percaya.

"Iya.Berisik loe udah ikut aja..."Reno melangkah menuju mobil dengan semangat.

Disepanjang perjalanan mereka menuju ke toko boneka.Reno menceritakan semua yang terjadi padanya dan hubungannya antara Lina.Reno juga berkata dengan jujur jika mata bengkaknya ia dapat karena menangisi Lina.

Awalnya Leo ingin tertawa begitu melihat keadaan mata Reno yang sungguh itu terlihat sangat bengkak,tapi ia tahan begitu mendengar penjelasan Reno.Malah dia merasa senang jika sang sahabat tak terlambat menyadari perasaannya pada Lina.

"Ok kalau gitu mau kemana pun loe hari ini gue temenin mau beli daster ke atau lingerie gue bakal tetap nemenin..."Leo begitu mendukung rencana Reno yang berinisiatif untuk memberikan hadiah untuk Lina.

"Hubungan gue sama Lina belum sejauh itu Leo,belum nyampe ke hal pakaian dalam ya walaupun gue mau tapi gue tahan..."Reno membicarakan hal itu dengan mulus tanpa rasa malu dan berbanding terbalik dengan Leo yang menanggapinya dengan tertawa datar.

Ya kedua laki laki ini sebenarnya masih perjaka dan tidak tau apapun tentang tubuh wanita,selain bibir.Walaupun mereka sering keluar masuk klub malam tapi yang mereka lakukan didalam hanya minum dan bersantai.

Bahkan Leo belum pernah memiliki pacar, hidupnya dia habiskan untuk belajar dan mencari uang untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.Leo sebenarnya tak kalah tampan dari Reno hanya saja kulitnya sedikit lebih gelap dan badanya lebih pendek dari Reno.

"Beli apa lagi nih..."keluh Leo merasa lelah karena sungguh saat ini Reno bertingkah seperti wanita yang sedang berbelanja.

Berpindah pindah toko, memutari toko yang sama lebih dari tiga kali dan banyak bertanya tentang film kartun yang Leo tak tau.

"Hmm apa lagi ya..."Reno berpikir seakan takut belanjaannya ada yang kurang.

"Makan dulu kek,gue laper nih..."protes Leo karena ini sudah pukul delapan malam,itu artinya mereka berkeliling hampir tiga jam.

"Iya iya yuk makan dulu..."Reno merasa tak tega melihat Leo yang sudah sangat lemas.

"Kalo udah makan gua mau langsung pulang,Titik...."pinta Leo karena merasa tak sanggup lagi menemani sang boss.

"Akh payah,mana tadi yang katanya mau nemenin kemana aja..."keadaan Reno terlihat sangat jauh berbeda dari Leo,dia terlihat masih bersemangat dan tak ada tanda tanda kelelahan diwajahnya.

"Kan udah tadi.Nih liat barang belanjaan loe aja udah banyak banget..."Terlihat ada 10 kantong belanjaan dan satu diantaranya sangatlah besar.

"Iya iya abis makan kita pulang..."Reno seakan baru sadar jika dia sudah berbelanja begitu banyak.

Pukul sepuluh malam Reno baru sampai di apartemennya jalanan yang macet membuat Reno pulang sangat terlambat.

"Lina..."panggil Reno dengan semangat begitu ia sampai dirumah.

"Lina aku pulang sayang..."panggil Reno sekali lagi karena tak biasanya Lina tak menyambut kepulangannya.

"Lin...."panggilan Reno terhenti begitu melihat tv yang menyala dan Lina terlihat tertidur pulas disofa.

Reno tersenyum begitu melihat istrinya tertidur pulas disana.Reno tak langsung membangunkan Lina, pertama tama dia mengeluarkan semua belanjaannya dan menatanya dengan rapih.Ia ingin memberi Lina sedikit kejutan dengan membelikan semua barang kesukaan sang istri.

"Lina bangun..."Reno membangunkan Lina pelan dengan mengusap pipinya, bahkan Reno sedikit menarik narik hidung Lina untuk membuatnya bangun.

"Akh kak kapan pulang,maaf seperti nya aku ketiduran..."Lina bangun cepat begitu sadar suaminya sudah pulang.

"Harusnya aku yang minta maaf, karena membuat kamu lama menunggu..."Reno mengelus pucuk rambut Lina lembut.

"Bisa tutup matamu sebentar..."Reno menutupi mata Lina dengan sebelah tangannya.

"Apa sih kak..."Lina yang masih belum sepenuhnya sadar merasa sedikit kaget, karena sejak kejadian tadi pagi sikap manja suaminya telah kembali.

"Nih buka matanya..."Reno memberikan hadiah pertamanya berupa boneka salju Olaf yang berukuran besar hampir sama seperti yang diterima Lina tempo hari dari paket misterius itu.

"Olaf..."Lina secara otomatis langsung memeluk boneka itu erat,dia terlihat begitu senang begitu juga dengan Reno.

"Kamu suka kan..."Reno mencari kepastian.

"Iya terimakasih..."ucap Lina dengan senyum manis di bibirnya.

"Masih ada lagi donk,tuh coba lihat..."Reno menunjuk karpet didepan tv yang sudah penuh dengan berbagai macam barang.

"Akhh ini semua untuk aku..."teriak Lina senang karena semua barang yang ada dihadapannya itu adalah semua yang ia suka.

"Karena kemarin yang memberi semua yang kamu inginkan itu bukan aku dan kamu gak mau nerima itu,Jadi aku ganti semua yang kemarin kamu terima dari paket itu dan kali ini aku yang memberikannya untukmu..."Reno mengatakan itu jujur dari hatinya.

"Terima kasih...."Lina menatap Reno lembut dan tak terasa air matanya sudah mengumpul di pelupuk matanya.

"Apa kamu menerima nya..."Reno senang karena Lina terlihat begitu bahagia.

"Iya aku mau..."Lina langsung memeluk Reno erat sambil terisak.

Lina menangis bahagia bukan hanya karena hadiah yang ia terima tapi juga karena semua ini Reno yang memberikannya.

"Jangan nangis donk..."Reno melepaskan pelukan Lina dan mengusap air matanya lembut.

"Akh aku nangis bahagia tau..."Lina mengerucutkan bibirnya karena sebal.

"Iya iya aku tau..."Reno kembali membawa Lina kedalam pelukannya.

Baru sekarang Reno bisa merasakan benar benar merasa bahagia dengan memberi.Walaupun barang yang ia beri harga nya tak seberapa,jauh dari harga berlian dan barang bermerk yang pernah ia belikan untuk perempuan diluar sana.Tapi melihat Lina yang terlihat sangat bahagia dengan pemberiannya itu memberikan efek yang sangat bagus untuk hati dan perasaannya.

"Ini semua kamu yang membelinya sendiri..."Lina sungguh takakan percaya jika benar Reno yang membelinya sendiri.

"Iya tapi tadi ditemenin sama Leo juga..."Reno menjawab dengan perasaan bangga,karena ini pertama kalinya ia membelikan sebuah hadiah dengan kaki dan tangannya sendiri.

"Sebanyak ini kamu beli sendiri..."Lina baru sadar jika barang yang Reno cukup banyak sampai memenuhi karpet tv yang ada.

"Iya sayang..."Reno kembali mengusap pucuk kepala Lina lembut.

Terdapat banyak pernak pernik barang disana dan semuanya bertemakan kartun,ada 5 jam weker dengan berbagai macam gambar kartun,10 gantungan kunci, 5 buah bingkai foto,5 buah tempat tisu,3 buah buku harian,5 boneka kecil,bahkan ada gelang dengan gantungan gambar kartun juga.

"Bingkai foto ini terserah mau kamu isi dengan foto apa,tapi aku minta satu di isi dengan foto ini..."Reno menyodorkan sebuah foto pernikahan mereka yang dia ambil di buku album foto Lina.

"Foto ini,kakak serius..."Lina sedikit ragu karena dulu Reno sangat menolak untuk memajang foto pernikahan mereka walaupun dalam bingkai foto kecil.

"Iya seriuslah dan aku sudah pesan beberapa foto yang dicetak besar untuk kita pajang di setiap dinding dirumah..."Reno memang sangat serius untuk memperbaiki hubungannya dengan Lina.

"Lalu buku ini untuk apa..."Lina meraih buku harian yang Reno beli.

"Untuk kamu isi dengan kisah kita,jika kamu tak berani untuk mengungkapkan semua perasaanmu atau kamu mau protes padaku dan tak berani untuk ngomong,kamu bisa menuliskannya disini..."Reno ingin mereka saling jujur bagaimanapun caranya.

"Buku Doraemon ini kamu tulis dengan keluhanmu,buku hello Kitty ini kamu tulis dengan kisah bahagia kita dan buku Tom and Jerry ini kamu isi dengan permintaanmu..."Reno menjelaskan satu persatu dari buku harian yang ia beli.

"Dan besok kita ke Bandung yuk,susul kakak sama ibu..."pinta Reno dengan nada manjanya.

"Anggap aja ini honeymoon kecil kecilan kita..."Reno kembali memeluk Lina erat.Dia ingin mereka pergi karena ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan dan dibereskan.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C41
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión