"kalo gie bisa Bantu pasti gue Bantu" kata Dr Fabian.
Sesungguhnya Daniel dilema, apakah Ia harus cerita kepada Fabian atau tidak, semuanya akan Ada konsekuensinya. apalagi mertuanya yangbsudah melihatnya bersama dengan Mika, tentu saja itu hal yang tidak bagus. ditambah pertanyaan tentang Mika, juga nama Mika yang terucap dari mulit Fabian, tentu saja bukan hal yang bagus.
Daniel terus menghela nafas frustasi.Ditatapnya sang sahabat dengan pandangan yang sulit diartikan. "Niel...."desak Fabian lagi. Daniel tersenyum, mungkin dengan menceritakan kepada sahabatnya beban juga tekanan yang dia rasakan selama ini akan berkurang.
"yah...Mirella atau biasa aku panggil Mira adalah istriku, kenapa aku tidak mengundangmu, juga sahabat Kita yang lain, karena Mira menolak untuk membuat resepsi yang besar, dia mau sederhana saja" cerita Daniel."yah...gue ngerti, tapi yang bikin gue bingung bukannya kamu begitu cinta kepada Mika, bahkan setiap kami mengatakan kejelekan Mika, pasti tidak kamu terima"balas Fabian lagi.
"asal kamu tahu, Mika bukan orang cacat dulunya, karena itu dia sekarang menjadi pasienmu, dan kau tahu siapa yang membuatnya terduduk dikursi roda??"kata Daniel sedih. "jangan bilang kalau...." perkataan Fabian terputus karena anggukan dari Daniel. "kau tidak salah, akulah ...akulah orang yang menabraknya, bahkan meninggalkannya begitu saja dijalan setelah aku menabraknya....hehhe...harusnya aku tidak perlu disituasi seperti sekarang, andai saja aku tidak meninggalkannya kala itu" cerita Daniel lagi.
dapat Daniel lihat, wajah keterkejutan Fabian." bagaimana kamu bisa setega itu" marah Fabian.
Daniel mengerti kemarahan sang sahabat. "dimana sisi kemanusiaanmu, bagaimana kalau waktu itu tidak Ada yang menolongnya Dan dia mati ditempat, bukankah kamu akan jadi seorang pembunuh, ya Tuhan....Daniel...kemana otakmu". marah Fabian semakin menjadi.
Daniel tersenyum mendengar makian dari sahabatnya itu. Kalo dipikirkan lagi, memang tidak Ada yang salah dengan perkataan sahabatnya itu. Dirinya juga mrmpertanyakan kenapa dirinya menjadi begitu tega pada saat itu. "lalu kenapa kamu menikahinya? bukankah dia tidak tahu kalau kau yang menabraknya?".Tanya Fabian lagi.
"dirinya memang tidak tahu, tapi saat itu dia bersama adik lelakinya, dan kau tahu adiknya sangat pintar, adiknya memfoto mobilku, dan yah....plat mobilku tertera jelas" jelas Daniel sambil tersenyum membayangkan Malvin. "jadi karena itu?" tanya Fabian lagi. Lagi - lagi Daniel mengangguk. "yah karena itu" kata Daniel.
"kasian sekali, lalu sampai kapan?" Fabian bertanya kembali. Kali ini Daniel justru bingung dengan pertanyaan sang sahabat. 'apa nya yang sampai kapan?'.Fabian juga nampaknya mengerti kebingungan sang sahabat dari bayinya itu. "sampai kapan kalian terikat pernikahan?" Tanya Fabian menjelaskan maksud pertanyaannya itu. Daniel cukup terkejut dengan pertanyaan Fabian. Dirinya bahkan tidak pernah menduga kalau Fabian akan menanyakan hal itu. " bukankah kau menikahinya karena agar kau tidak dipenjara, karena laporan adiknya kan?"tanya Fabian kembali.
Jantung Daniel Kali ini berdetak dengan sangat cepat. Bagaimana mungkin bahkan Fabian bisa menebak hal itu dengan tepat, meski Ada beberapa yang masih kurang. "ternyata kau masih sangat pintar Bian. yah....awalnya seperti itu, tapi kalau kau bertanya sampai kapan pernikahan ini, aku juga tidak tahu, mungkin sampai dia sembuh" ucap Daniel. Kali ini Fabian yang tersenyum, membuat Daniel justru merasakan firasat buruk. "kalau begitu selamat". ucap Fabian sambil menyodorkan tangannya. Meski tak tahu mengapa namun Daniel tetap menerima uluran tangan dari Fabian yang mengajaknya bersalaman. "untuk?" tanya Daniel lagi. " selamat, mungkin kamu akan menghabiskan sisa hidupmu bersamanya" ucap Fabian.
Ucapan Fabian membuat jantung Daniel Makin memburu. ' Ya Tuhan.....Mira' batin Daniel. Mungkin orang lain tidak tahu, tapi Daniel tahu bagaimana frustasinya sang istri selama ini untuk selalu duduk dikursi roda, Daniel juga Paling tahu, bagaimana istrinya itu berjuang untuk jalan lagi. namun kini bahkan sang sahabat mengatakan bahwa mustahil untuk Mirella berjalan kembali.