"Tolong, biarkan aku bertemu istriku, pasti ku serahkan diriku, suka rela. Kalian pun boleh menyelidiki ku, jadi saksi atau dijadikan tahanan," Hendra memotong pertanyaan dari pihak penyidik yang seperti nya tidak akan berhenti di satu pertanyaan saja.
.
.
Pintu berwarna putih tersaji di hadapannya. Di hadapan pria yang detik ini tubuhnya bergetar. Siapa yang tidak bergetar ketika sosok yang terpenting dalam hidup dinyatakan belum sadarkan diri.
Menghirup nafas dalam-dalam adalah cara lelaki bermata biru mengurangi resah dadanya. Sebelum tangannya mendorong handle pintu. Dan langkah kakinya menapaki ruangan yang sama dengan dia yang disebut fajar.
"Aruna," dia menyebut nama istrinya. Telapak tangannya meraih tangan sang istri.
Sebuah kecupan hadir di punggung telapak tangan sang perempuan.