"katakan! Apa yang terjadi!" hendra memburu, dia tak punya banyak waktu ponselnya bergetar di saku.
akankah surya sudah datang? datang bersama aparat yang menginginkan dirinya.
Menyela gerakan dengan mengintip layar ponsel. firasatnya tidak salah lagi. Surya meneleponnya.
dipencetnya tombol warna merah yang bergerak-gerak minta disambut. [bilang mereka aku butuh waktu]
ketika pria bermata biru membalas pesan surya dengan chatting alih-alih suara.
telinga nya masih awas mendengar kalimat-kalimat pahit yang membuatnya merasa dia yang baru saja diangkat ke langit tertinggi selepas menatap wajah putrinya, —buah hatinya yang sangat berharga—, dan di detik ini dihempas ke palung samudra.
samudra paling dalam dan hitam. dia menutup matanya.
"Istri anda kehilangan banyak darah, bius memperlama pemulihan,"
"apa kondisinya sedang kritis?" masih dengan mata terpejam dan sebuah pijatan di pelipis terlihat dari caranya mengurai resah.