Bergerak lambat, sangat lambat, seluruh tubuhnya seolah hampir mati rasa.
"Hai.. bangun.. aku disini,"
Namun perempuan itu tidak membuka matanya. Mulutnya di bekap, tangan dan kakinya terikat. Tampaknya, bahkan seseorang yang membawa perempuan berambut hitam panjang nan pekat itu tidak memperdulikan luka memar yang terjadi akibat kecelakaan.
"Hai.. kihran.." pria ini merangkak, berusaha dengan sekuat tenaga, Thomas berharap dia bisa dengan segera memeriksakan kondisi Kihrani.
'semoga dia baik-baik saja,' bahkan dia sempat memanjatkan doa yang hampir sepenuhnya hilang dari bibirnya selama setahun terakhir.
Tempat mereka berada jauh dari kata layak, tidak bisa disamakan dengan ruang putih di bawah tanah yang menurut hemat banyak orang adalah tempat teramat mencekam.