"Begitu ya.." Aruna mulai mengumpulkan kepercayaan dirinya pada detik ini. Perempuan ini juga mengimajinasikan sebuah adegan, yang mungkin bisa dia usahakan untuk merayu Mahendra.
Perlukah dia menangis? Atau mungkin pura-pura perutnya sakit? Lagi-lagi memanfaatkan keberadaan bayinya? Ataukah dia perlu memberi asupan malam yang panas?, Aruna sendiri tidak tahu bagian mana yang bisa membuatnya di izinkan menemui Thomas.
Bagaimana kalau Mahendra mempertanyakan, dari mana dia mengenal Thomas?, Kemudian Aruna bercerita dengan beribu pertanyaan, yang berakhir Blunder dan malah mendorongnya untuk mengikuti sudut pandang Hendra.
"Saya angkat tangan.. kalau harus membawa anda menemui Thomas. Suami anda sangat sulit di pahami. Terlalu rumit, mustahil memprediksi sisi benar dan salah dalam sudut pandangnya," Vian benar-benar mengangkat tangannya.