"Pestamu sudah di siapkan di bawah.." Aruna mendorong tubuh lelaki tinggi tegap yang asyik memegangi pelipisnya keluar kamar.
"Tunggu.. tunggu.. aku menemukan satu permintaan penting," suara Mahendra menyapa secara tiba-tiba membuat Aruna terperanjat.
"Mulai sekarang tidak ada lagi uji coba 2 bulan atau semacamnya. Please! tidak ada lagi ancaman meninggalkan ku. Kita tahu kita saling mencintai, kita tahu kita akan menemui kehancuran ketika di pisahkan, akan kuberikan duniaku padamu," lelaki bermata biru memburu langkah kaki istrinya menuruni tangga menuju lantai pertama.
"seluruhnya?" tanya Aruna, menimpali kalimat Mahendra yang tampak heboh sendiri.
"semuanya," lelaki tersebut mengayunkan kedua belah tangannya, membuat lingkaran besar.
"Haha.." perempuan ini tertawa riang, sayang sekali, detik berikutnya langkahnya terhenti. Membuat laki-laki yang sedang berjalan membuntutinya ikut terhenti.