Akhirnya Lily menyerah, dia sadar keselamatannya lebih penting dari pada gengsinya, dia berlari membuntuti arah langkah Herry, tanpa bicara. Ketika Herry akan membuka pintu mobil, dia benar-benar terkejut. Bagaimana bisa gadis berkacamata retak sudah ada di balik punggungnya.
"Ada apa lagi?" tanya Herry.
"Katanya mau ngantarin pulang," Lily berujar sambil harap-harap cemas.
Ada senyum yang terbit di bibir Herry, senyum itu cenderung ejekan. Anehnya perempuan itu tidak bergerak sama sekali. Lily hanya terdiam.
"Masak aku harus membuka pintu mobil untukmu?" kata Herry.
Lily mengerjap, baru memahami sesuatu, gadis ini buru-buru berlari membuka pintu mobil dan duduk nyaman.
"Apa kau nona yang harus aku sopiri," ujar Herry duduk di kursi pengemudi, sebab Lily memilih duduk pada kursi belakang seperti penumpang taksi Online.
"Supaya aku tidak sial-sial amat," masih saja gadis ini marah.
Andai ada yang berkenan gabung di grup WhatsApp pembaca CPA bisa chatting ke nomor 081216380697
Tidak wajib & tidak bisa menjanjikan apa-apa