"Cepatlah.. jangan lama-lama. Aku ingin membawanya ke kamar" Hendra bicara sesuai isi hatinya. Cara bicara itu hanya muncul ketika dia berada di dekat Aruna.
Putri Lesmana spontan menginjak kaki cucu Wiryo, menatap dengan mata melotot "Bicaralah yang benar,"
Mereka masih sempat uring-uringan. ^^
Putri Lesmana spontan menginjak kaki cucu Wiryo, menatap dengan mata melotot "Bicaralah yang benar,"
Aruna menggerakkan mulutnya, menggerutu berusaha mengendalikan Hendra yang seolah ingin menariknya.
"Kita makan dulu yuk" Oma Sukma tersenyum ramah dan menarik lengan Aruna.
"Tidak kita akan makan di kamar" Hendra pun tidak mau menyerahkan Aruna pada Omanya. Dia mencengkeram tangan gadis itu.
"Ayolah oma, biarkan aku merayunya agar segera mencetak cicitmu" Mulut pria ini sungguh sedang tidak bisa di hentikan. Kalau dulu dia pandai sekali mengeluarkan kata tajam sekarang dia sudah pandai mengutarakan keinginan tanpa ada batasan.