Mewujudkan Harapan
Harapan seperti nafas bagi seluruh penghuni bumi, manusia yang berhenti berharap mungkin dia salah satu dari sekian miliar penduduk bumi yang tidak menginginkan hari esok menyapa.
Bahkan jalanan terjal terlalui oleh perempuan pengendara motor selama dua jam hanya untuk berangkat kuliah. Atau laki-laki yang menaiki ganteng sekedar untuk bertemu perempuan yang dia cintai. Semua yang terjadi berasal dari harapan itu sendiri. Harapan yang ujungnya menginginkan kebahagiaan.
Padahal kebahagiaan itu bisa hadir kapan saja: sekarang, sedetik lagi, satu menit lagi, sejam, sehari, sebulan atau jangan-jangan tidak pernah datang karena terlalu banyak berharap.
***
"Creak.." genteng berdecit.
"Klatak klatak" genteng merosot.