Damar tahu gadis ini mulai menangis. Membenamkan wajahnya dalam selimut.
"Kau tahu aku rasa aku baru saja menemukan inspirasi lagu baru ku". Dia melempar candaan berupaya melerai tangis gadis disampingnya.
Candaan itu tidak berbalas.
"Cobalah mencari mimpi lain, tapi jika tak sanggup kau juga boleh memperjuangkannya dengan egois. Masing-masing orang punya hak meraih apa yang dia inginkan". Pria itu memberi saran. Aruna terlihat mulai menunjukan wajahnya.
"Aku sudah melewati masa itu. Andai saja aku masih bisa menulis novel, aku tidak akan menjadi sekarang?". Ungkapan pria itu membuat Aruna penasaran.
_Sesungguhnya aku juga punya tujuan lain selain karena ketidakmampuanku menulis lagi_
Gadis ini teralihkan mengabaikan kegundahannya dan mengamati pemuda Padang penuh rasa penasaran. Dia memendam keingintahuannya cukup lama terhadap pria disampingnya, mengapa Damar tiba-tiba berubah haluan.
Syarat jadi reader sejati CPA:
Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^
Silahkan tinggalkan jejak komentar
Review bintang 5
Agar Author tambah semangat upload tiap pagi
Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak