"Aruna bagaimana keadaan mu? sebentar lagi aku sampai".
"Eem.. Hendra bukankah kamu ada dipesawat?".
"Aku membatalkan penerbanganku".
"Apa itu tak masalah?. Maaf sudah merepotkanmu".
"Tak perlu khawatir.. bersiap-siaplah aku segera tiba".
"Terimakasih". Bisik putri Lesmana.
"Terimakasih banyak Hendra". Aruna mengucapkan lebih keras setelah suara diujung sana tidak terdengar (diam).
Pria bermata biru menutup telpon dan bergumam : _bagaimana cara ku membencinya?!_
.
.
Tepat setelah Hendra sampai para pengawal mulai membuka jalan agar tuan muda Djoyodiningrat bisa masuk ke lobby menuju lantai dua. Pengawalnya mendorong beberapa orang dan berusaha menghentikan wartawan termasuk kumpulan orang yang brutal mengambil foto.
Hendra tidak berfikir mereka akan sebanyak ini. Dan ternyata tidak semua adalah wartawan, yang lainnya lebih mirip seperti fans.
Syarat jadi reader sejati CPA:
Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^
Silahkan tinggalkan jejak komentar
Review bintang 5
Agar Author tambah semangat upload tiap pagi
Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak