Descargar la aplicación
51.78% cinta tanpa syarat / Chapter 29: Kebahagiaan sebelum badai(2)

Capítulo 29: Kebahagiaan sebelum badai(2)

Hari ini akan di adakan makan malam keluarga di rumah varun dan zia atas kabar kehamilan zia,begitu varun memberitahukan ayah dan ibunya kalau zia hamil,mereka begitu bahagia dan jadilah sekarang mereka sudah berada di rumah anaknya.

"Ka,,,zia bantu ibu ya di dapur.kata zia pada varun .dia marasa bosan hanya duduk di ruang tengah bersama ayah mertuanya dan juga varun.

Varun tidak mengizinkan zia buat terlalu banyak bekerja.Ayah varun hanya geleng-geleng kepala melihat anak dan menantunya itu.

"Tidak,,,kamu duduk saja disini bersamaku.kata varun tak mau di banta sambil menonton televisi.

Zia cemberut mendengar mendengar ucapan varun.varun terlalu ovorproktektif kepadanya semenjak dia hamil,tidak boleh begini tidak boleh begitu.

Bel rumah mereka berbunyi.

"Biar aku buka pintu dulu.kata varun dan pergi membuka pintunya.

*****

"Malam nak varun.

"malam tante,om,riska.kalian sudah sampai rupanya.kata varun pada keluarga riska sambil menyalim tangan kedua orang tua itu.

"Silahkan masuk,kata varun dan mereka semua masuk kedalam rumah.

"Zia,,,teriak riska sambil berlari kecil menghampiri zia yang sedang duduk di ruang tengah.

"Riska,ucap zia tersenyum dan berdiri memeluk sahabatnya itu."Ayah,ibu.kalian juga datang.kata zia sambil mencium tangan kedua orang riska dan memeluk ibu riska dengan sayang.Dia sudah lama tidak bertemu dengan keluarga angkatnya itu.Orang tua varun menyambut dengan hangat kedatangan keluarga riska.

"Ayo kita keruang makan sekarang.ucap ibu varun yang juga sudah berada di situ dari tadi.

Mereka semua meng iyakan.

Mereka tersenyum-senyum melihat varun memperlakukan zia dengan sayang,menyiapkan kursi zia di meja makan sampai menyiapkan makanan untuk zia.yang membuat zia merasa tersipu malu di perlakukan seperti itu di depan semua keluarga.

"Ga usa ka,zia makan sendiri saja.kata zia sedikit kesal karena varun juga mau menyuapinya.

Varun hanya menghelakan napasnya.

"Baik lah,,ucap varun lembut.

Merekapun semakin tertawa melihat varun dan zia sambil geleng-geleng kepala.Ternyata varun bisah bertingkah konyol juga.

"oh iya,,kenapa ka rehan tidak datang..? tanya zia tiba-tiba sambil memperhatikan mereka semua.

"Rehan bilang dia akan menyusul setelah pekerjaannya selesai.ucap ibu riska sambil tersenyum.

"oh,,,,ucap zia.dan melanjutkan makan mereka.

"Ternyata makan malamnya sudah mulai.kata rehan yang sudah sampai.

"Ka rehan,,,ucap zia sambil berdiri menghampiri rehan dan memeluk Rehan dengan erat.Melihat itu varun merasa cemburu istrinya memeluk kakak dari sahabatnya itu.Namun dia segera menepisnya.mungkin karena zia sudah menganggap rehan sudah seperti kakaknya sendiri.

"Hei,,,rupanya kamu sudah sangat rindu padaku.ucap rehan yang membalas memeluk zia dengan lembut dan tersenyum.

Keluarga varun dan keluarga riska hanya tersenyum.

"Iya,,,zia kangen dengar omelan ka rehan.kata zia yang sudah melepaskan pelukannya.Rehan tersenyum sambil mengacak pelan rambut zia.

"ehem...leo berdehem karena di cuekin.

"Ka leo,kenapa bersama ka rehan.? tanya zia.

"Oh itu,,tadi ketemu di depan sama-sama nyampe.ucap leo tersenyum,dan hanya di angguk-anggukan oleh zia.Dan merekapun kembali makan sambil berbincang-bincang.

Hari-haripun berlalu,kandungan zia sudah memasuki 2 bulan,dan varun semakin memperhatikan zia.dan selama itu pun varun tidak berhubungan badan dengan zia.walaupun sebenarnya begitu besar gairah dalam dirinya,namun dia menahannya karena takut terjadi sesuatu pada zia dan kandungannya.

"Ka varun,,panggil zia.

"Hhmmmm.varun hanya bergumam.sambil tetap vokus pada leptopnya.Mereka sekarang sedang di dalam kamar.

"Sudah lama ka varun tidak menyentuhku.ucap zia dengan polos.Mendengar itu varun menghentikan kerjanya dan melihat ke arah zia yang sedang duduk di sampingnya di atas tempat tidur.

"Kenapa ka varun menatapku seperti itu.? tanya zia tak mengerti.

"Apa kamu mau menggodaku ? tanya varun dengan jahil.

"Tidak,,zia kan cuman tanya.jawab zia dengan polos.

"Hhmmm,,,kehamilanmu masih sangat mudah sayang.aku tidak berani menyentuhmu.Aku masih bisah menahannya.ucap varun sambil membelai pipi zia.Mendengar perkataan varun zia merasa terharu dan juga merasa tak tega suaminya menahan batin untuk tidak menyentuhnya.

zia pun mendekat ke arah varun dan memeluk varun dari samping.kemudian dia berbisik.

"Tidak apa-apa ka,zia baik-baik saja.asal ka varun pelan-pelan melakukannya.ucap zia sambil tersipu malu atas perkataannya sendiri.Varun yang mendengar ucapan vulgar istrinya itu membelalakan matanya.zia ternyata sudah berani menggodanya.

Namun merasa senang,dia pun menyimpan leptopnya kemudian mengecup bibir zia dengan lembut."Aku tak akan menyakitimu dan calon anak kita.ucap varun berbisik.kemudian melanjutkan mencium bibir zia lebih dalam.zia pun membalas ciuman varun.dan tanpa sadar zia membuka kancing celana varun.varun pun membuka pakayan zia satu persatu hingga akhirnya zia sudah tidak mengenakan apapun dan varun pun membuka pakayannya sendiri.kemudian memasuki tubuh zia perlahan-lahan.varun menggerakan pinggulnya pelan dan dengan hati-hati agar tidak menyakiti zia dan kandungannya.varun pun terkulai lemas di samping zia.

"Trima kasih sayang,,,ucap varun sambil mengecup kening zia.merekapun tertidur sambil berpalukan tanpa pakayan namun tertutup oleh selimut.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C29
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión