Descargar la aplicación
62.67% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 89: Sebuah Fakta ?

Capítulo 89: Sebuah Fakta ?

Kirana tak masuk kerja sehari setelah kejadian diapartemen Evan, dia tak mungkin masuk kantor dengan mata bengkak, dan mata panda di tambah kantung mata, ya tentu tau penyebabnya.

Namun hari berikutnya yakni hari ini Kirana sudah kembali bekerja seperti biasa.

Kirana berada diruangan nya ketika jam baru menunjukkan pukul 7 pagi, dia memilih berangkat pagi pagi agar tak bertemu Farhan. Dia pesan kepada ibu nya untuk mengantar Raka jika Farhan tak datang menjemput nya.

Di dalam ruangannya dia memijat mijat pelipis nya dan memejamkan matanya , menikmati pijatan nya, kepalanya memang terasa sakit, itu karena efek lelah nya, kurang tidur, dan kemarin dia tak makan malam karena hanya mengurung diri seharian, bahkan tadi pagi dia tak sarapan.

Tak beberapa lama, dia mendengar pintu nya terbuka, dia pikir tentu itu Lidya. Tapi hingga beberapa detik Lidya tak menyapa nya, dia pun bersuara, "pagi Lidya, sebelum kamu banyak bertanya buat kan saya hot chocolate ya" ucap Kirana santai tanpa melihat siapa yang datang.

"pagi" ucap suara berat yang dia kenali, Kirana yang mendengar nya sedikit tak percaya atas pendengaran nya, "astagaaa, Lidya jangaann becan,,,," ucapan nya terhenti saat dia membuka matanya dan mamalingkan wajah nya kedepan pintu masuk. Kirana mendengus kasar menayadari siapa yang ada dihadapannya dipagi buta begini menurut nya meski sudah jam setengah 8 pagi.

"anda, sedang apa disini" sahut Kirana dingin begitu sadar sepenuhnya, "jika anda ingin membahas pekerjaan silahkan komunikasi dengan Pak Evan" lanjut nya tanpa melihat ke arah Raihan lagi.

"apa kamu sakit?" ucap Raihan akhirnya dengan menatap tajam kearah Kirana.

"aku baik baik saja" sahut Kirana cepat.

"baiklah, ayoo ikut aku sarapan" ucap Raihan datar, "tidak terima kasih" sahut Kirana cepat, tanpa basa basi. "Kirana cukup, hentikan sikap dingin mu, ini bukan diri mu" ucap Raihan yang kehabisan kesabaran, dari kemarin dia khawatir memikirkan Kirana yang tak masuk bekerja informasi dari Evan. Hari ini dia sengaja datang pagi pagi untuk menemui Kirana. Namun ternyata Kirana memang sudah berubah. "maaf Pak Raihan , ini ruangan saya, jadi andalah yang berhenti untuk berteriak" sahut Kirana dingin dan angkuh.

"ohhh, jadi sekarang, kamu bersikap seolah olah saya yang bersalah , seolah olah kamu yang terluka, jadi kamu membenci saya sekarang?" ucap Raihan akhirnya, "saya tidak mengerti ucapan anda pak," ucap Kirana mengalihkan pembicaraan. "baik jika kamu tidak mengerti maka akan saya jelaskan" ucap Raihan yang kini sudah berada dihadapan Kirana. "maksud ku adalah, kamu bersikap seolah-olah aku yang bersalah , membuka jalan untuk Evan menyatakan cinta pada mu padahal aku adalah mantan kekasih mu yang kamu khianati yang kamu tinggalkan begitu saja, tapi sekarang seakan Aku lah yang bersalah", ucap Raihan penuh emosi. "baik lah, saya yang bersalah, saya minta maaf, jadi apa anda bisa keluar sekarang" ucap Kirana ringan dan dingin, yang sebenarnya menutupi sakit hatinya , menutupi Fakta sebenarnya , dia lelah berdebat dengan Raihan.

"Kirana , cukup, ku mohon jangan seperti ini, ini bukan diri mu" ucap Raihan akhirnya mengalah, dia terluka , dia yang sakit melihat Kirana bersikap kejam kepada dirinya sendiri. "kamu orang yang hangat, ceria, dan selalu jujur pada diri mu dan orang lain" mengungkapkan sifat Kirana dulu saat bersama nya. "tapi sekarangg,,,," lanjut Raihan yang dipotong oleh Kirana "Kirana itu sudah mati, ini lah diri ku sekarang." sahut Kirana cepat, dingin dan angkuh. "ku mohon Kirana, berhenti, aku sudah memaafkan mu, aku mohon, kembali lah ke diri mu, kita mulai dari awal, aku akui aku masih mencintaimu sangat mencintai mu" ucap Raihan akhirnya.

Mereka tak menyadari bahwa pintu ruangan Kirana tak tertutup rapat, hingga ada seseorang yang mendengar semua omongan mereka.

"hehhh, kamu bilang mencintai ku, hentikan Raihan, bahkan kamu bisa melihat orang yang kamu cintai bersama dengan orang lain didepan mata mu sendiri, sudah lah meskipun kalian sahabatan , aku bukan mainan, dan satu lagi aku memang bersalah pada mu, aku memohon maaf untuk itu, tapi apapun keputusan ku aku tak pernah menyesali nya" ucap Kirana ambigu menjawab omongan Raihan.

'bersalah,,, 'keputusan,, 'menyesali,,, !! apa maksudnya,,, aku sudah memaafkan nya tapi kenapa ,, ada kah kesalahan lebih besar dari itu' batin Raihan tak mengerti.

"satu lagi, aku menyadari posisi ku, aku hanya menager biasa, aku tak pantas mendapatkan cinta dari pewaris Group Kaviandra yang terhormat." lanjut Kirana dengan sinis dan dingin, menutupi semua sakit hatinya.

"ya kamu benar aku Raihan Al Kaviandra, kamu tentu tau dari dulu aku tak pernah bisa melepaskan sesuatu jika dia memang milik ku,," ucap Raihan yang langsung dipotong Kirana "tapi kamu sudah melepaskan ku dulu" ucap Kirana sinis. "itu karena kamu yang meninggal kan ku" sahut Raihan, "kamu yakin aku yang meninggal kan mu, tapi bukan kah dalam Waktu sekejap kamu sudah menemukan pengganti ku" ucap Kirana mengingat seorang wanita menjawab telpon Raihan.

Raihan geram dengan jawaban Kirana, bagaiamana bisa menemukan pengganti nya, bahkan 5 tahun terakahir dia sama sekali tak mengijinkan wanita mendekati nya lebih dari 1/2 meter, kecuali Deska. Raihan menarik Kirana dan memeluk tubuh ramping wanita itu. Kirana terkejut , melawan tentu, tetapi tenaga Raihan terlalu kuat, tak lama Raihan berbicara tepat ditelinga nya, deru nafas Raihan terdengar jelas, "kamu milik ku, dan ku pastikan kamu akan kembali kepada ku" ucap Raihan penuh penekanan . Kemudian melepaskan pelukannya dan meninggalkan ruangan Kirana dengan perasaan amarah, kecewa, dan sakit, sakit karena melihat orang yang dia cintai berubah menjadi wanita yang tak memiliki hati.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C89
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión