Descargar la aplicación
55.63% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 79: Kebetulan yang DiSengaja

Capítulo 79: Kebetulan yang DiSengaja

Suasana di gedung Graha Expo milik pemerintahan Siang ini terlihat cukup ramai, dari jauh terlihat Kirana sedang sibuk berdiskusi dengan para pelaksana kegiatan promosi dan pihak marketing. Sangking serius nya Kirana tak menyadari ada seseorang yang terus mengawasi nya dengan tatapan tajam dan dingin.

Merasa pekerjaannya sudah selesai, Kirana merasakan perut nya berbunyi, dan waktu memang sudah menunjukkan pukul 3 siang, dia melewatkan makan siang nya. Kirana memutuskan naik ke lantai 2 gedung dan melihat ada stand Bakso yang tempat nya juga bersih dan berada di dekat jendela jadi bisa melihat pemandangan secara langsung.

"bakso nya yaa pak 1," ucap Kirana.

Setelah memesan Kirana duduk tepat dipinggir jendela. Dia tak tertarik memperhatikan orang orang yang lalu lalang, meski ada beberapa pria yang mencoba mengajak nya ngobrol namun dia langsung menolak nya "maaf, saya tidak sendiri disini" hanya itu yang di ucapkan dan tentu orang yang mau mengajaknya ngobrol pun akan pergi dengan sendiri nya.

Kirana asyik memandang keluar jendela pemandangan yang terlihat tak begitu menarik namun membuat Kirana tenang, langit yang cerah, sepi dari terbang an burung, serta gedung gedung yang menjulang tinggi.

Hingga ketenangannya terganggu ketika menyadari ada seseorang yang kembali duduk di hadapannya, tanpa melihat siapa yang menghampiri nya lagi lagi Kirana berkata "maaf , saya tidak sendiri disini" ucap nya dingin. untuk beberapa saat orang itu hanya diam dan tak beranjak, "tapi kenyataannya kau sendiri sekarang" ucap pria itu dengan suara berat nya yang Kirana mengenal nya, tentu saja Kirana langsung mengarah kan pandangan nya ke Pria itu. "Kamu,, maaf maksud saya Pak Raihan, maaf saya tidak tahu jika anda yang datang" ucap Kirana Formal. "ini bakso nya nona , mas silahkan ", ucap tukang bakso tiba tiba. 'Raihan baru tiba 3 menit yang lalu, bagaimana bisa baksonya datang bersamaan' batin Kirana, "aku datang untuk makan, jadi kau makan lah" ucap Raihan, 'kebetulan sekali' batin Kirana lagi. Mereka pun makan dalam suasan hening tak seorangpun berbicara. Hingga kedua nya selesai, baru lah Raihan membuka percakapan "kau sangat suka suasana yang sepi yaa sekarang?" tanya Raihan "maksud anda?" sahut Kirana dingin "aku perhatikan tadi ada beberapa orang yang mencoba mengajak mu berbicara, namun kau menolak mereka, termasuk diri ku" sahut Raihan, 'ternyata dia mengikuti ku' batin Kirana. "ohh itu, aku pikir itu akan membuang buang waktu saja dan juga saya tidak suka mengobrol hal hal yang tidak jelas dan tidak penting" jawab Kirana datar. "kamu memang berubah" ucap Raihan sangat pelan, "apa anda mengatakan sesuatu pak?" tanya Kirana merasa Raihan tadi berbicara namun sangat pelan.

"ohh, tidak" sahut Raihan cepat. Suasana hening sejenak, namun akhirnya Raihan kembali berbicara.

"Hmm baiklah, kalau begitu aku akan berbicara hal yang penting sekarang" sahut Raihan.

"Maaf pak, jika ingin bicarakan soal pekerjaan , saya bisa menemui anda di kantor Anda" ucap Kirana.

"tidak ada hubungannya dengan pekerjaan" sahut Raihan cepat. 'jeglekkk' jika bukan pekerjaan?' 'astagaa' lagi lagi batin Kirana pun kembali berkecamuk.

Kirana diam dan menurunkan pandangan nya.

Melihat ekspresi Kirana Raihan pun kembali berbicara.

"Kenapa kamu menghindari Ku, tidak kah seharusnya ada yang kamu jelaskan kepada ku?" tanya Raihan akhirnya. Kirana paham apa yang dimaksud Raihan, tapi bingung harus menjawab apa. Melihat Kirana masih diam Raihan kembali berbicara "tidak kah kau merasa bersalah pada ku?" ucap Raihan lagi mengulangi pertanyaannya saat terakhir kali bertemu mereka bertemu di kantor Raihan, namun saat itu Kirana memilih untuk pergi tanpa menjawab nya.

Raihan yang masih melihat ekspresi Kirana yang membisu kembali berbicara. "tahu kah kamu seperti apa aku melewati hari hari ku Kirana, sakit nya pengkhianatan mu, orang yang sangat aku Cintai,,," ucap nya penuh penekanan, namun Kirana memilih diam, "aku berada di kampus bahkan diperpustakaan selama 24 jam tidak 25 jam bahkan , aku menghabiskan waktu ku untuk belajar dan belajar agar aku bisa melupakan mu,, kemudian aku bekerja seperti orang gila agar bisa melupakan mu,,," lanjut Raihan lagi kali ini dengan sedikit amarah, dan emosi. Akhirnya Raihan mencurahkan isi hatinya. Merasa Raihan sudah mengeluarkan semua perasaan nya, baru lah Kirana berbicara. "aku memang salah, dan aku akan meminta maaf untuk semua hal yang kau lalui karena ku, meski mungkin kau tak akan memaafkan ku, itu tidak masalah bagi ku,, dan aku bersyukur jika kau sudah bisa melupakan ku" ucap Kirana dingin. Raihan benar benar tak menyangka mendapatkan jawaban seperti itu dari Kirana. "Kirana, bukan itu yang aku mau,, aku Bahakan belum selesai bicara" ucap Raihan menahan emosinya. "baik,, apa anda mau saya berlutut untuk meminta maaf, akan saya lakukan" ucap Kirana seraya berdiri bermaksud untuk berlutut, namun baru akan melakukan nya, Raihan menahan nya. "cukup Kirana, bukan itu maksudku, aku hanya ingin mendengar penjelasan mu, dan aku ingin tahu keadaan mu" ucap Raihan akhirnya.

Mendengar ucapan Raihan Kirana pun tersenyum sinis, "tidak ada yang perlu saya jelaskan, anggap saja kita tidak berjodoh, dan keadaan saya mungkin anda sudah mengetahui nya, tapi biar saya perjelas, saya seorang single mother dan tentu memiliki seorang Putra, jadi saya cukup tau diri untuk tidak dekat dengan anda" jawab Kirana dingin. Raihan menatap Kirana dengan tatapan tak percaya 'benarkah ini Kirana , benarkah ini Kirana yang dia cintai , kenapa ada apa dengan perubahan sikap nya yang 360 derajat,' seandainya dia mampu mengungkapkan nya ke Kirana, sayang itu hanya mampu dia ucap kan dalam hatinya.

"saya permisi Pak Raihan" ucap Kirana melihat Raihan lengah dengan suara yang sudah serak karena menahan tangisannya. Dan bergegas pergi dari sana.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C79
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión