Aku bisa merasakan belaian jarinya di kepalaku hingga napasku berubah lebih lambat dan berat. Pandangan mataku yang gelap berubah menjadi lebih terang dan aku melihat anak kecil beraroma amis dengan tubuh penuh luka di hadapanku. Kami sedang duduk berhadapan di atas permukaan berair. Entah di mana.
"Hai, Honey." sebuah suara menyapaku dan membuatku menoleh. Astro sedang duduk tepat di sisiku. Dia menopang dagu dengan tangan dan tersenyum lembut, tapi bulu halusku justru meremang saat melihatnya.
"Ngapain kamu di mimpiku? Aku tau ini mimpi, Astro. Ini bukan pertama kalinya aku di sini." ujarku sambil menyendok air dengan tangan dan menuangnya. Gemericik air terdengar jelas walau pelan dari air yang jatuh ke tempatnya semula.
"Kan aku udah bilang, kita ketemu lagi di mimpi." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.