setelah kedatangan Rudy kerumah, senyum Indah senantiasa merekah, Indah Tak pernah menyangka kalau orang yang dari dulu dia cuekin, dia rendahin, adalah orang yang ia gantungkan Masa depannya. Sebenarnya Indah tak sabar untuk menceritakan kebahagiaan hatinya pada sang sahabat , namun Indah belum siap menerima omelan dari sahabatnya itu
"sayang udah makan ,belum?" Tanya Rudy diujung telepon sana. Biarpun hanya sebentar Rudy selalu menyempatkan untuk menelponnya, Rudy bilang, dia selalu kangen. perkataan Rudy selalu saja membuat ia melayang.
Hari Minggu seperti biasa Rudy selalu bertamu kerumahnya, dengan membawa oleh - oleh yang dipesannya. buah anggur juga apel merah.
"diminum mas" kata Indah sambil menyajikan teh untuk Rudy. " makasih sayang, adek tau ndak? mas bahagia banget lo dek" kata Rudy Sambil memandang Indah. perkataan Rudy tentu saja membuat Indah salah tingkah
"mas,,ngapain sih mandangnya sampai kayak gitu,adek risih tau" kata Indah sambil melempar bantal sofa ke muka Rudy.
Rudy hanya tertawa menangkap bantal itu, Dan Hal itu sukses membuat muka Indah cemberut ndak ketulungan. " kamu tau ndak dek,,mas ngrasa mimpi tau " kata Rudy Sambil kembali menatap Indah. "kenapa?"Tanya Indah bingung. "karena kamu,,yang selama ini hanya bisa ada dalam mimpiku, orang yang ndak mungkin kuraih, sekarang ternyata mau menerimaku" kata Rudy lagi sembari tersenyum. Hal yang dikatakan Rudy membuat hati Indah terasa sakit. Indah langsung menundukkan wajahnya. "maaf ya mas, selama ini slalu membuat mas sakit"kata Indah lirih. "dek,,coba adek liat keponakan adek" kata Rudy Sambil m ngengam tangan Indah. sepontan Indah mengangkat wajahnya dan memandang sang keponakan yang sedang bermain sepeda roda 3 nya dengan tatapan binggung. "kenapa dengan Ubai?" Tanya Indah tak mengerti. Rudy menjitak kepala Indah pelan."coba kalau adek dari dulu bilang iya,,kan kita dah punya yang sebesar Ubai"kata Rudy dengan muka sebal."mas....."manja Indah dengan sebal juga.
mereka tertawa bersama, padahal sebenarnya dalam hati Indah sangat deg degan,,dia tak mengerti kenapa debaran ini justru untuk orang yang dulu selalu di tolaknya.
Indah bahagia, namun entah mengapa ada rasa menganjal dihatinya, ada hal yang dia rasa Tak beres, tapi dia tak mengerti apa. Dan yang pasti Indah sudah tak sabar untuk menceritakan segalanya pada sang sahabat Rahma
setelah Rudy pamit Indah berbincang - bincang dengan kedua orang tuanya.
"kenapa dulu kamu selalu tolak dia, kalo sekarang menerimanya?"Tanya sang Bapak mengawali perbincangan mereka. "iya, menurut mama dia lumayan ganteng lo ndah"kata mama sambil menghidangkan teh untuk bapak. "dulu dia tu nyebelin banget ma,dia tu selalu mengejar -ngejar aku Pak, dia bilang kesemua orang kalau dia menyukaiku, aku kan malu Pak" cerita Indah sambil tersungut menceritakan zaman dia kuliah dulu."kalo sekarang?" Tanya bapaknya mengoda Indah. "sekarang dia beda"kata Indah sambil tertawa