Gelora 💗 SMA
Hingga pelajaran Pak Armando selesai rupanya Akim belum juga menampakkan batang hidungnya. Apa yang sedang dia lakukan di luar sana? Entahlah ... dia mungkin tidak menyukai pelajaran yang dipandu oleh Pak Armando sehingga dia cari alasan untuk dapat keluar kelas dan menghindari pelajarannya.
__Dasar si anak nakal!
''Kenapa kamu tidak mengikuti pelajaran Pak Armando, Kim?'' tanyaku saat dia masuk ke dalam kelas dan kebetulan kelas lagi kosong. Guru yang semestinya mengajar di kelasku jam ini sekarang tidak bisa hadir karena anaknya sakit.
''Pak Armando terlalu ganteng, Poo ... aku tidak kuat!'' jawab Akim enteng.
''Tidak kuat kenapa?'' kataku.
''Tidak kuat buat coli,'' jawab Akim dengan meringis. Tapi buatku itu jawaban yang tidak lucu sama sekali.
''Aku juga cemburu, Poo ...'' tambahnya.
''Cemburu kenapa?'' Aku mengerutkan keningku.
''Karena kamu lebih memperhatikan Pak Armando daripada aku.''
''Hahaha ... ya, iyalah aku lebih memperhatikan Pak Armando daripada kamu ... secara Pak Armando sedang memberikan pengetahuan dan pelajaran ... aneh!''
''Poo ... kamu suka ya, sama Pak Armando?'' Tiba-tiba Akim melontarkan pertanyaan yang konyol seperti ini.
''Tentu saja tidak!'' jawabku tegas.
''Kalau sama temanmu yang kemarin, gimana?'' tanya Akim lagi.
''Teman yang mana?''
''Temanmu yang selalu menemanimu ke kantin."
''Maksudmu, Randy?''
''Iya ... kamu suka sama dia?''
Aku tidak segera menjawab, aku memperhatikan raut wajah Akim yang terlihat lebih serius dari biasanya.
''Poo ... kamu suka sama Randy?'' kembali Akim berkata.
''Itu bukan urusanmu!'' timpalku.
''Betul, itu memang bukan urusanku, tapi akan jadi urusanku karena itu menimbulkan api cemburu dalam diriku."
''Ngaco kamu, Kim!"
''Aku tidak ngaco, Poo ... aku benar-benar menyukaimu.''
Pengakuan Akim benar-benar membuatku tidak habis berpikir, aku tidak tahu harus berbuat bagaimana untuk menyadarkan anak ini yang sudah terjangkit penyakit pecinta sejenis yang sudah akut.
''Kamu gila, Kim!'' ketusku dengan nada kesal.
''Aku memang tergila-gila sama kamu, Poo ...''
''Sakit!'' umpatku.
Walaupun aku sering mengucapkan kata-kata kasar, tapi Akim tak sedikit pun marah atau pun menghindar dariku, dia malah terus menggodaku dan merayuku.
''I am not a gay like you!" pungkasku dengan oktaf yang cukup tinggi. Lalu aku pergi meninggalkan dia. Akim cuma tersenyum sinis.
Aku keluar dari kelasku, ucapan Akim yang mengatakan kalau dia menyukaiku sungguh membuatku muak, kesal dan dongkol. Aku ingin menghilangkan segudang rasa kesal ini dengan cara meninggalkan kelas. Tapi ini bukan jam istirahat, akan jadi masalah bila aku keluyuran di jam-jam pelajaran. Untuk mengambil aman, aku akan pergi ke ruang perpustakaan. Aku akan membuat alibi kalau aku sedang mencari buku sebagai bahan tugas dari guru. Dan aku yakin cara ini tidak akan membuat curiga siapa pun termasuk penjaga perpustakaan.
Tiba di ruang perpustakaan, aku langsung bergerak ke sebuah rak yang berisi dengan buku-buku yang tersusun rapi. Aku mencari-cari judul buku yang menurutku menarik. Setelah membolak-balik isi rak, akhirnya aku mendapatkan sebuah buku berwarna jingga, aku tidak tahu apa isi buku ini, aku hanya mengambilnya secara acak.
Aku membawa buku ini dan berjalan menuju bangku dan mendudukinya perlahan. Beberapa detik kemudian aku dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang berjalan menghampiriku. Dia seorang guru. Dia mengenaliku dan aku juga mengenalnya.
''Pak Armando ...'' ujarku gagap saat Pak Armando berada tepat di hadapanku.
''Lho ... Poo ... kok kamu di sini? Kamu tidak ikut pelajaran?'' tanya Pak Armando.
''Hmmm ... anu, Pak ... eh ...''
__Aduh ... kenapa aku jadi gugup sih!
"Di kelas lagi jam kosong ... jadi saya manfaatkan saja datang ke sini'' terangku.
''Oh, gitu ....''
''Iya, Pak ... Hehehe.''
''Kamu sedang baca buku apa, Poo?'' tanya Pak Armando berlanjut.

Aku tidak langsung menjawab, aku hanya menunjukkan sampul buku yang sedang aku pegang. Pak Armando terhenyak dan mengerutkan keningnya ketika melihat buku yang aku tunjukkan. Awalnya aku heran kenapa reaksi Pak Armando jadi seaneh itu, tapi setelah aku memperhatikan dan membaca judul buku yang aku pegang, rasanya jantungku mau copot karena buku yang aku pegang ini berjudul, "PENDIDIKAN SEKSUALITAS REMAJA." Mampus deh ... mukaku langsung pucat dan memerah seperti udang gosong.