Orion dan kedua kekasihnya sampai di depan sebuah toko, ada papan tanda Blacksmith di atas pintu toko itu dan mereka bisa melihat berbagai perlengkapan yang di pajang di depan toko. Mereka pun masuk ke dalam.
KRING
Suara lonceng terdengar, lonceng itu terdapat di atas pintu toko. Suara lonceng itu juga membuat seseorang keluar dari pintu yang ada di belakang sana, seorang Dwarf. Memiliki tubuh yang kecil serta sebuah topi yang terlihat kotor.
"Halo anak muda sekalian, selamat datang. Nama ku Qin, pemilik serta pekerja di toko ini. Apa yang bisa aku bantu untuk kalian hari ini?" Qin melepaskan topinya.
Orion mengeluarkan pedangnya yang sudah patah itu dan meminta kepada Qin agar bisa memperbaiki pedangnya seperti semula, Qin mengambil pedang Orion dan melihatnya dengan seksama.
"Hmm...."
"Sayang sekali anak muda, pedang mu ini. Dia sudah mencapai batasnya, bahkan jika aku memperbaikinya sekalipun. Pedang ini tidak akan bisa di gunakan lagi, dia sudah terlalu lama tidak di rawat"
Orion mengerti itu, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh Qin. Sejak pedang pertamanya yang patah karena Minotaur 3 tahun yang lalu, Orion mendapatkan pedang baru.
Tidak seperti pedangnya yang sebelumnya itu, pedang Orion yang baru itu di buat sendiri oleh Sol. Orion tentu sangat menghargai dan menyayangi pedang yang di buat sendiri oleh ayahnya itu.
"Itu tidak masalah, asalkan pedang itu kembali seperti semula"
"Dari perkataan mu itu, aku pikir pedang ini sangat berarti bagi mu. Apa aku benar?" Qin melihat kembali ke perang itu.
"Iya, itu adalah pedang buatan ayah ku. Dia bekerja keras untuk membuat itu, meski dia sama sekali tidak bisa menempa. Pedang itulah hasil dari banyak percobaan gagalnya"
"Lalu, jika memang kau sangat menyayangi pedang ini. Kenapa kau tidak merawatnya dengan sangat baik?"
"Itu, karena...."
"Karena?" Qin melihat Orion dengan bingung.
"Aku tidak ingin melakukannya, aku merasa bahwa akan lebih baik. Jika pedang itu melalui semua yang ku lalui, agar aku bisa merasakan keluarga ku bersama ku...."
"Meski aku sedang jauh..." Suara Orion makin lama makin kecil dan wajahnya merona, dia merasa malu mengungkapkan perasaannya tentang keluarganya.
"HAHAHAHA" Qin tertawa dengan keras, Kiara dan Kiana terkejut. Sementara Orion makin merasa malu, Kiara dan Kiana juga terkejut melihat Orion sebelumnya.
"Itu alasan yang bagus, nak. Tidak ada salahnya jika kau mencintai keluarga mu, kau tidak perlu malu. Tapi ingatlah..."
"Bahwa setiap senjata itu, juga memiliki perasaan dan tekad di dalamnya. Mungkin terdengar aneh, tapi yang ku maksud adalah tekad dan perasaan pembuatnya...."
"Seperti pedang ini, ini berisi tekad dan perasaan ayah mu. Yang berharap bahwa kau bisa menjadi orang yang hebat di masa depan" Qin mengangkat pedang itu tinggi-tinggi.
"....." Suasana hening sesaat.
"Aku mengerti, aku tidak jadi memperbaiki pedang itu" Orion mengangguk, dia mengerti maksud sebenarnya dari apa yang Qin katakan.
"Kau cukup cerdas, nak" Qin mengembalikan pedang itu, Kiara dan Kiana melihat mereka berdua dengan bingung.
"Tapi, sebagai gantinya. Apakah aku bisa belajar menempa dari mu?" Orion menatap Qin.
"..." Qin terdiam, itu karena tatapan Orion. Tatapan yang entah kenapa membuatnya merasa gugup.
"Apa kau bersungguh-sungguh? Menempa bukanlah sebatas memukul-mukul besi panas semata"
"Ya, aku sangat bersungguh-sungguh" Orion mengangguk.
Qin bisa melihat bahwa Orion memang bersungguh-sungguh dalam permintaannya itu, dia secara pribadi menerima dengan baik niat Orion. Dia menyukai orang yang memiliki kemauan belajar yang besar dan dia bisa melihat itu pada mata Orion.
"Baiklah, aku akan menerima mu sebagai murid menempa ku. Besok datang kesini pada siang hari, lebih baik jangan terlambat"
"Baik, terima kasih" Orion membungkukkan badannya sedikit.
Mereka bertiga pun pergi, Orion sekarang bertanya kepada Kiara dan Kiana. Tentang tempat yang mungkin saja ingin mereka kunjungi, namun mereka berdua tidak tahu apapun soal kota Anfield.
"Bagaimana jika kita ke taman saja? Ku dengar dari senior-Dale, bahwa kota ini memiliki sebuah taman yang luas dan indah" Orion berkata.
Kiara dan Kiana setuju, mereka bukan asal setuju hanya karena itu usulan dari Orion saja. Mereka juga setuju karena selama ini, mereka belum pernah sekalipun melihat taman kota.
Karena Kiara yang selalu mabuk perjalanan, maka kedua orang tua mereka tidak pernah mengajak mereka untuk pergi ke kota.
Bahkan jika itu kota terdekat dan karena sekarang mereka sudah berada di kota, tentu saja kesempatan itu tidak akan di lewati begitu saja.
Setelah berjalan menyusuri jalanan kota, mereka sampai di depan gerbang taman. Gerbang tersebut besar dan terlihat mewah karena berwarna emas, Orion bisa melihat tatapan takjub yang muncul dari kedua mata kekasihnya itu.
"Kiara tidak menyangka bahwa akan sangat banyak orang yang datang hanya untuk bersantai di taman, ternyata taman sangat luar biasa" Kiara mengatakan itu, karena dia melihat adanya banyak orang yang berkumpul.
"Eee...Kiara, taman tidak sehebat itu. Mereka berkumpul pasti karena ada sesuatu yang menarik, bagaimana jika kita melihat itu juga?" Orion berkata sambil tersenyum tipis karena kepolosan Kiara.
Mereka mendekati kerumunan yang sangat padat itu, kerumunan itu terbagi 2 karena adanya jalanan. Mereka bertiga berada di pinggiran kerumunan, namun masih bisa melihat pusat dari perhatian yang ada.
Terdapat sebuah kereta kuda yang mewah, berjalan dengan perlahan dan di sekitarnya terdapat ksatria yang menggunakan zirah merah, namun bukan itu yang merupakan pusat perhatian. Pusat perhatian tertuju pada apa yang ada di depan kereta kuda itu.
Seorang gadis, dengan mata biru yang tenang, rambut hitam yang lembut serta senyum menawan yang menerpa setiap orang yang ada di sana.
"Orion, bukankah itu..." Kiara mencoba mengingat.
"Itu adalah putri yang ada di tempat ujian kelayakan, Adella Eleanor Anfield" Kiana berkata.
"Ya, Kiana benar. Mengingat dia adalah putri kerajaan ini, wajar saja jika kita akan melihatnya disini" Orion mengangguk.
Namun ada yang menarik bagi Orion dari putri itu, dia terlihat sangat tulus ketika tersenyum dan menyapa orang-orang sekitar. Orion tentu tahu bahwa orang-orang ini hanyalah orang biasa dan beberapa terlihat seperti gelandangan.
Seluruh orang di Anfield tahu, bahwa keluarga kerajaan Anfield adalah orang-orang yang sangat baik dan peduli kepada orang lain. Meskipun itu rakyat jelata sekalipun, bahkan pangeran dan putri kerajaan Anfield tidak pernah merasa jijik berada di sekitar rakyat yang sangat berbeda status dari mereka.
'Tapi, mengingat dia adalah seorang putri raja. Apakah perlindungan seperti itu aman untuknya?' Orion sudah selesai melihat status dari kelima ksatria yang ada di sana.
Dia merasa aneh dan bingung, karena mereka semua memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan dirinya. Dia tahu bahwa dia bisa mengalahkan 4 dari mereka, jika dia menggunakan {Black rover}
'Aku tidak tahu, apakah mereka sudah mencapai End phase atau tidak. Tapi mereka sangat lemah jika dibawa ke usia mereka, kenapa perlindungan untuk anak raja seperti ini?'
SRING
Saat itu tidak satupun orang disana menyadarinya, bahwa secara tiba-tiba dan tak terduga. Sosok hitam muncul di belakang Adella. Sosok hitam dengan 2 pasang tangan, dengan cepat menangkap Adella dan pergi.
Seketika semua orang panik dan mulai berlarian kesana-kemari, para ksatria yang ada di saja juga tampak terkejut dan panik. Karena mereka tidak bisa menjaga harta berharga sang raja, mereka mencoba mengejarnya namun itu terlalu cepat.
"Kalian berdua tunggu disini..." Orion pergi ke arah sosok hitam itu pergi.
Orion mengeluarkan {Black rover} dan langsung menggunakan [Gerbang pertama], lonjakan kekuatan membuat kecepatannya meningkatkan dan akhirnya bisa mengejar sosok hitam itu. Sekarang dia berdiri beberapa langkah didepan sosok hitam itu.
Orion melihat ke salah satu tangan sosok hitam itu, Adella terlihat meronta-ronta sambil mencoba untuk melepaskan diri dari sosok hitam itu. Meski dia tidak berhasil. Orion segera melihat status sosok hitam itu.
.
Nama : ???
Rank : C+
Kekuatan : 25.000
.
"Lepaskan dia atau kau akan mati" Orion berkata sambil mengacungkan pedangnya ke sosok hitam itu.
Orion menatapnya dengan tajam dan dingin, sosok hitam itu dan Adella bisa merasakan dengan jelas tekanan yang datang dari Orion. Tapi sosok hitam itu lebih merasakan tekanan itu, seolah itu siap untuk menggiringnya ke kematian.
TAP
Sosok hitam itu melompat dengan tinggi, Orion bersiap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sosok hitam itu melepaskan Adella, Orion tidak menyangka itu. Dia segera melompat untuk menangkap gadis itu.
TAP
Ketika Adella sudah berada di pelukannya, Orion menggunakan kesempatan itu untuk menyerang sosok hitam yang masih bebas di udara. Dengan menggunakan api dari skill [Pelontar api].
.
[Skill: [Pelontar api] memperoleh +100 (+5%) poin pengalaman]
.
Orion mendarat dengan aman, dia melihat ke atas. Sudah tidak ada apapun di sana, hanya tersisa sedikit asap karena ledakan kecil itu.
"Ck, dia bisa kabur" Orion tampak kesal, dia juga menurunkan Adella dengan perlahan hingga Adella kembali berdiri dengan kedua kakinya.
"Terim-"
"Putri Adella!!!" Orang-orang di sekitar mulai mengerumuni mereka, Adella tampak terkejut dengan itu.
Matanya terus berusaha untuk selalu melihat Orion, namun Orion hilang didalam kerumunan itu. Adella menenangkan orang-orang di sekitar agar tidak berdesakkan seperti itu, mereka mendengarkan dan memberikan Adella sedikit ruang.
"Tuan putri!!!" Beberapa ksatria datang, mereka yang tadinya tampak sangat khawatir dan panik. Sekarang tampak lega.
Kelima ksatria itu bersujud meminta maaf kepada Adella, Adella segera menyuruh mereka untuk mengangkat kepalanya. Dia memang tidak terlalu menyukai pengagungan yang berlebihan seperti itu.