[Penyesuaian telah selesai]
[Memperoleh +500 poin pengalaman]
[Naik ke Level 2]
[Naik ke Level 3]
[Naik ke Level 4]
[Naik ke Level 5]
[Tingkat kekuatan meningkat]
.
Suara panel sistem yang datang, memaksa Orion untuk membuka matanya. Detik itu juga, Orion bisa merasakan adanya perubahan pada dirinya. Ada sesuatu yang mengalir bersama darahnya, Orion pun memutuskan untuk melihat statusnya.
.
Nama : Orion
Level: 5
Energi sihir: 1.500
Tingkat kekuatan: 7.500
Poin pengalaman: (50/1.000)
Gelar: <Raja dunia>
Potensi: Tak terbatas
.
'Dari 10 meningkatkan ke 7.500, itu peningkatan 750 kali dan tentu saja itu gila. Energi sihir ku juga meningkat, itu bagus' Orion tersenyum tipis, dia pun membuka fitur "Sihir" yang ada di menu system.
.
Api : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen api
Air : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen air
Angin : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen angin
Tanah : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen tanah
Petir : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen petir
Cahaya : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen cahaya
Kegelapan : Mampu menggunakan sihir dan skill yang memiliki dasar elemen kegelapan
Khusus : Mampu menggunakan sihir dan skill non elemen
.
'Hmm....Sihir dan skill, apa mereka berdua itu berbeda? Mungkin akan ku cari tahu nanti saja di {Ensiklopedia dunia}, disana aku bisa belajar banyak hal'
Orion melihat ke kirinya, Anna tertidur di sampingnya. Anna tertidur sambil memeluk lengan kiri Orion, karena Orion baru menjadi bagian dari keluarga Sol. Maka dia dan Anna harus berbagi ranjang hingga kamar Orion selesai di buat.
Orion pun turun dari ranjang itu, dia keluar dari kamar dan berjalan ke dapur. Disana May terlihat sedang memotong beberapa sayuran, begitu melihat Orion yang sudah sadar. Dia langsung memeluk putranya itu.
"Sudah berapa lama aku tertidur, ibu?" Orion duduk di meja makan.
"Kamu pingsan beberapa jam, apa kamu merasa ada yang aneh pada dirimu? Seperti pusing atau mual?" May yang sedang memasak di dapur berkata.
"Tidak, Bu. Aku baik-baik saja..." Orion kembali mendekat ke dapur, jarak antara meja makan dan dapur sangat dekat.
"Apa ada hal yang bisa ku bantu, Bu?" Orion berkata.
"Ada, tolong ambil lada di dalam lemari itu. Ibu sedang sedikit sibuk di sini"
"Baik" Orion pun mendekat ke lemari yang di maksud dan membukanya.
"Eh?" Orion berkata dengan spontan.
"Ada apa Orion? Tidak ketemu? Disana ada tulisannya"
"Eee....Iya, tunggu sebentar Bu" Orion pun melihat ke seluruh botol yang ada di sana.
"Orion? Kenapa lama sekali?"
"B-Baik, ini dia" Orion bergegas menyerahkan sebuah botol ke ibunya.
"Kenapa lama? Apa botolnya terselip?" May melihat ke Orion.
"Iya, aku sedikit sulit mencarinya" Orion tersenyum tipis.
"Kalau begitu, sana. Pergi mandi, makan malam akan siap sebentar lagi" May kembali sibuk dengan urusan dapurnya.
"Baik, Bu" Orion pun mulai berjalan ke kamar mandi.
"Oh, iya. Dimana ayah, Bu?"
"Ayah sedang pergi ke kota, seharusnya sebentar lagi kembali"
"Begitu ya, kalau begitu aku mandi dulu"
Orion pun pergi ke kamar mandi, dia melepaskan pakaiannya di luar kamar mandi dan meletakkan pakaian tersebut kedalam keranjang. Dia mulai membersihkan diri, setelah itu berendam di dalam bathtub dengan air hangat.
'Ah, dimana pun dunianya. Air hangat tetap bisa menghilangkan rasa lelah, setidaknya Ann-'
SRET
Pintu kamar mandi terbuka, Anna berdiri di sana. Dia menatap Orion yang ada di dalam bathtub, Orion tentu terkejut. Dia tidak menyangka bahwa kakaknya akan segila itu hingga masuk ke kamar mandi bersamanya.
'Apa gadis ini tidak tahu soal privasi?'
"Kakak, apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau sudah ku larangan untuk masuk selagi aku didalam?"
"Aku hanya ingin mandi bersama adik ku, apa yang salah dari itu?" Anna mulai melepaskan pakaiannya.
"Tentu saja salah, aku laki-laki dan kau adalah perempuan"
"Lalu?" Tanya Anna dengan polos.
'Ah, jawabannya menanda bahwa dia tidak paham dengan apa yang ku katakan'
"Pokoknya tidak boleh, tunggulah di luar sebentar lagi. Aku akan selesai" Orion mengayunkan tangannya tanda mengusir.
"Tidak, pokoknya aku akan tetap mandi bersama mu" Anna menggeleng dan masuk ke dalam bathtub.
"Bodoh, apa yang k-" Namun terlambat, Anna sudah berada di dalam bathtub bersamanya.
Karena ukuran bathtub yang tidak terlalu besar, maka Orion harus melipat kakinya agar Anna bisa masuk dengan posisi yang benar. Dia terpaksa begitu, jika tidak maka tanpa disadari oleh Anna. Dia akan memperlihatkan seluruh tubuh telanjangnya kepada Orion.
"Kak, kenapa kau ingin mandi bersama ku?"
"Aku hanya ingin, memangnya ada yang salah?" Tanya Anna dengan polos.
"Tentu saja, terlepas dari aku adik mu atau bukan. Kita ini berlawanan jenis, akan terasa aneh jika bertelanjang dalam 1 ruangan seperti ini"
"Tapi, bukankah itu lebih baik daripada bertelanjang di dalam 1 ruangan dengan orang yang berjenis kelamin sama?"
'Ya, itu juga buruk....Jauh, itu jauh lebih buruk' Pikir Orion.
"Ya, itu mungkin lebih buruk" kata Orion.
"Benar, kan. Jadi ini lebih baik"
"Tidak, tidak. Lebih baik jika kau sendirian di dalam sebuah ruangan, meski bertelanjang" Orion menggeleng.
"Terserah, yang penting aku tidak akan pergi. Aku akan menemani mu di sini" Anna berkata sambil menunjukkan dirinya.
"....." Orion hanya diam.
"Ada apa, Orion? Kenapa kaki mu dari tadi bergerak-gerak? Apa kakimu sakit?" Tangan Anna menyentuh kaki Orion.
"Tidak, bukan apa-apa. Tapi, bisakah kakak tidak menyentuh kaki ku?" Orion berkata dengan wajah yang sedikit merah, dia menutup matanya.
'Pada akhirnya, aku hanya manusia biasa. Sehebat apapun itu, aku tidak akan bisa menahan rangsangan otak pada bagian tubuh tertentu. Kenapa "Itu" malah berdiri?' Orion melihat ke Anna.
"K-Kakak, apa yang kau lakukan!!!"
"Hmm, aku hanya mengusap dada ku. Entah kenapa rasanya bertambah besar saja, apa aku sakit?" Anna yang sedang mengusap-usap dadanya berkata.
'Tidak, kau tidak sakit Kak. Kau sedang tumbuh dan itu wajar' Orion berkata dalam pikirannya.
"Nah, Orion" Anna mendekatkan dirinya, hingga tubuhnya dan kaki Orion bersentuhan. Orion bisa merasakan dada kakaknya yang menyentuh kakinya itu dan itu membuat dirinya kehilangan sedikit ketenangan.
'Sial, kenapa aku jadi begini? Kakak ku hanyalah seorang gadis kecil'
"Ada apa Kak?" Orion mencoba untuk setenang mungkin, namun sulit baginya dalam situasi sekarang.
"Apa kamu bisa mengusap dada ku ini?" Tanya Anna dengan polos.
"Ke-Kenapa kau meminta ku untuk melakukan itu? Kenapa tidak kepada ibu saja, mungkin ibu bisa lebih membantu" Orion kehilangan ketenangannya.
"Entahlah, kurasa akan lebih baik jika kamu yang melakukannya"
"..."
"Kenapa? Apa kamu tidak mau membantu kakak?"
"B-Bukan begitu kak, hanya saja. Aku tidak tahu harus bagaimana, jadi lebih baik minta tolong kepada ibu saja. Ibu adalah wanita dewasa, jadi aku yakin bahwa ibu pernah mengalami masa seperti kakak"
"Aku sudah mencoba, tapi ibu berkata bahwa ini normal. Tapi bagiku ini tidak normal, bagaimana mungkin dada yang membengkak di sebut normal?"
"Bagaimana cara ku menjelaskan nya, ya?" Orion berpikir sejenak.
"Menjelaskan apa, Orion?"
"Kak, ibu benar. Itu normal, karena kakak sedang dalam masa pubertas. Semua gadis di dunia mengalami hal yang sama, jadi kau tidak perlu khawatir kak"
"Oh, begitu. Kamu tahu banyak hal, Orion. Aku menyukai itu, aku menyukai semua hal tentang Orion" Anna tersenyum.
"Aku juga menyukai kakak, apalagi senyum itu. Sangat manis" Orion membalas dengan senyumnya.
"..." Anna terdiam, ada rona merah di wajahnya yang polos itu.
"Ada apa, kak?" Orion bingung melihat Anna yang terdiam.
"Kamu tersenyum!!!" Anna berkata dengan senang dan riang.
"....." Orion diam sesaat.
Itu karena dia tidak pernah tersenyum lepas seperti itu, senyum palsu selalu terpampang ketika dia bereaksi kepada seseorang. Namun hanya dalam beberapa hari bersama keluarga itu, Orion bisa tersenyum dengan lepas.
"Apa maksud mu, kak. Aku juga pernah tersenyum di depan mu sebelumnya"
"Tapi yang ini berbeda, senyum mu biasanya hanyalah sedikit. Cuma senyum tipis saja, tapi yang ini sangat berbeda...."
"Seperti orang yang baru saja bangun dari kasur yang paling empuk di dunia, tidak akan meninggalkan rasa lelah dan beban pikiran kepada orang yang baru bangun itu"
"Penjelasan kakak, cukup mudah di mengerti"
'Apa benar begitu? Apa selama ini aku memang memiliki beban yang sangat berat? Jika di pikir-pikir, kurasa tidak. Aku hidup dengan baik di dunia sana, meski sedikit membosankan'
"Tahukah kamu, Orion?"
"Tentang apa, kak?"
"Bahwa kurasa, kamu adalah orang yang memiliki mata yang paling indah di dunia" Anna berkata sambil menatap mata Orion.
"Mata ku? Indah?" Orion menunjuk matanya sendiri dan Anna mengangguk.
"Aku belum pernah mendengar laki-laki dapat pujian seperti itu, biasanya laki-laki lah yang memuji wanita dengan mengatakan matanya indah atau semacamnya"
"Kalau begitu, kamu yang pertama. Aku yakin ayah dan ibu juga sependapat, mata mu itu sangat indah dan orang-orang di desa juga mengatakan hal yang sama tentang mata mu"
"Sepertinya aku menjadi topik pembicaraan di sekitar desa, ya?"
"Itu benar, apa lagi teman-teman ku yang lainnya. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat menyukai mu"
"Hmm....katakan kepada mereka bahwa aku juga menyukai mereka"
"Kamu menyukai mer-"
"Orion, Anna. Sudah, ayo keluar. Jangan lama-lama di sana, nanti kalian pingsan karena kepanasan" Suara May menghentikan pembicaraan itu seketika.
"Baik, Bu!!!" Mereka menjawab dengan serentak.
...
Matahari sudah terbenam, membuat siapapun yang ada di luar rumah segera masuk untuk makan malam. Orion dan keluarganya sedang makan di meja makan, pembicaraan layaknya sebuah keluarga mereka alami.
May dan Sol mengutarakan rasa bangga mereka kepada Orion, karena dia memiliki 8 elemen dalam dirinya. Sesuatu yang belum pernah di temukan di sejarah manusia manapun, manusia yang tercatat memiliki elemen terbanyak hanya memiliki 6 elemen dan dia sudah lama mati.
"Orion, ayah ingin bertanya sesuatu kepadamu" Sol melihat ke Orion.
"Iya, ayah. Ada apa?"
"Karena usia mu yang sudah 8 tahun, apakah kamu mau bersekolah di akademi dasar?"
"Akademi...Dasar?"
'Apa itu sama seperti sekolah dasar'
"Akademi dasar adalah tempat dimana kamu akan di didik dari dini untuk menjadi seseorang yang luar biasa, setelah lulus dari akademi dasar....."
"Maka kamu bisa melanjutkan ke tingkat akademi tanpa perlu melakukan tes lagi, mengingat bahwa kamu memiliki potensi yang sangat besar. Maka kamu pasti tidak akan kesulitan nantinya di akademi dasar, bagaimana? Apa kamu mau?"
'Bersekolah, ya? Jujur saja, aku selalu muak dengan namanya sekolah. Mereka hanya mengajarkan apa yang sudah ku ketahui selama bertahun-tahun, namun.....'
'Karena ini bukan lagi dunia yang biasa, pasti banyak hal baru dan menarik yang akan terjadi kedepannya. Tapi tentu saja ada banyak hal yang harus ku pikirkan sebelumnya'
"Ayah, boleh aku memikirkan nya dulu?"
"Tentu, semuanya ada di tangan mu"
"Ayah, dari pada membahas itu. Aku ingin mengatakan sesuatu" Orion melihat semua anggota keluarganya.
"Ada apa, Orion?" Anna yang duduk di samping Orion menatapnya.
"Sebenarnya, aku..." Orion terlihat malu untuk mengatakan nya.
"Kamu kenapa? Apa sesuatu terjadi pada mu?" May bertanya.
"Bukan begitu, Bu. Aku..."
"Aku....Tidak bisa membaca dan menulis" Orion mengatakan apa yang ada di pikirannya.
Dia menemukan fakta bahwa dia tidak mengerti kata yang ada di dunia itu, ketika dia hendak mengambil lada untuk May. Pada botol-botol itu terdapat tulisan yang belum pernah dia temui dan akhirnya dia mengetahui bahwa.
Meski dia mengerti bahasa mereka, dia tidak mengerti tulisan mereka dan itu membuatnya merasa bodoh.
"Jangan merasa malu akan hal itu, nak. Semua orang tidak langsung mengerti kata ketika mereka baru lahir, mereka belajar hingga mengetahuinya" Sol berkata sambil menyemangati Orion.
"Jadi karena itu kenapa kamu lama mengambil lada tadi?" May bertanya.
"Benar, Bu. Aku terkejut begitu melihat botol-botol yang di penuhi oleh huruf yang asing bagi ku" Orion mengangguk.
"Lalu, bagaimana kamu bisa menyerahkan lada yang asli kepada ibu? Diantara banyaknya botol bumbu di sana"
"Karena botolnya transparan, maka aku bisa melihat isinya. Aku tahu bagaimana bentuk bubuk lada dan menemukannya ketika itu"
"Di lemari buku, ada banyak buku yang bisa membantu kamu membaca dan menulis. Anna dan ibu akan membantu kamu hingga bisa" May berkata.
"Ibu, bolehkan aku saja yang mengajari Orion cara menulis dan membaca?"
"Jika adik mu tidak keberatan, maka tidak masalah" May berkata sambil melihat ke Orion.
"Aku tidak keberatan, Bu. Asalkan kakak bisa dan mau mengajari ku"
"Bagus, kalau begitu selesai makan. Kita langsung belajar" Anna terdengar bersemangat.
Setelah itu, pembicaraan tentang banyak hal yang terjadi di desa kembali mereka bicarakan. Meski Orion hanya mendengarkan karena dia tidak tahu apa-apa tentang desa yang menampung nya itu.