Anjas benar-benar menyesal, dia tak menyangka perbuatannya ini sangat melukai istrinya itu. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Melati selicik itu.
Akhirnya dari rekaman itu, Anjas tau kalau Reka naik sebuah taksi, dan dia langsung menghubungi perusahaan taksi tersebut dan menanyakan tujuan taksi yang membawa istrinya itu. Untung saja Reka tidak menghapus panggilan keluarnya di ponselnya yang tertinggal, jadi dia bisa menghubungi perusahaan taksi itu. Namu hasilnya Nihil. sopir taksi itu mengatakan kalau Reka berhenti di sebuah pusat perbelanjaan.
Anjas tak tau lagi meski mencari istrinya itu kemana. Bagas menjadi khawatir melihat kakaknya ini, dia tak mempedulikan dirinya sendiri, telah berulang kali Bagas menyuruh kakaknya untuk mengobati tangannya yang terluka, namun kakaknya itu seolah-olah tak mendengar perkataanya.
'Dasar kakak.. kau terlalu mudah larut dalam perasaan.' Batin Bagas, kemudian dia ingat sesuatu dan berkata pada kakaknya.
Maaf... pembaca yang terhormat.. gantung ya.. soalnya aku lelah sekali.. hari ini, mengikuti upacara bendera yang berada lebih 40 km dari rumahku, dan jalan tidak begitu bagus, jadi hari ini aku membawa motor hampir 80 km pulang pergi. Maklum... aku tinggal di pedesaan.. `(*∩_∩*)′. capeknya minta ampun... (Maaf para pejuang.. baru itu aja aku udah ngeluh.. (╥_╥) )
Terima kasih banyak atas waktunya membaca tulisan ini...