Jimin bingung mengapa Suzy mengajaknya keluar dari kelas padahal sebentar lagi kelas akan dimulai. Mereka sekarang ada dibawah pohon rindang dan beberapa anak-anak perempuan mencuri-curi pandang. Mungkin Suzy belum tau apa-apa mengenai sekolah ini.
"Tuan Jimin, aku tak tau harus berkata apa padamu tapi haruskah kau memberitahu seluruh orang disekolah ini bahwa aku anak dari assistenmu?", tanya Suzy berusaha mengatur nada suara agar tetap masih sopan.
Jimin terlihat berfikir, "hmmm akukan hanya berkata dengam V".
"ya aku tahu tapi suaramu terlalu besar dan semua orang sedang melihat kearah kita bertiga apalagi caramu berbicara denganku. Itu terlalu berlebihan seakan-akan kita sangat dekat".
"ku fikir kita memang dekat", jawab Jimin bingung dengan sikap Suzy, "kau selalu membangunkanku setiap pagi, kadang menyiapkan sarapan, membereskan kamarku, membawakan aku cemilan, membereskan kamarku, memberi makan Mochi (anjing perliharaan Jimin), membangunkanku".
"iya iya aku tahu", Suzy menghentikan ucapan Jimin yang pasti akan diulang-ulang sekalian untuk menggoda Suzy, biasanya Suzy akan tertawa namun hari ini moodnya jadi berantakan, "tapi bisakah kau tidak terlalu dekat denganku? aku tidak mau orang-orang salah faham dan lagi pula aku rasa mereka tidak perlu tahu pekerjaan orang tuaku bukan?".
Jimin mengangguk-angguk, "baiklah aku tidak akan memberitahu tapi untuk tidak dekat denganmu? hahaha jangan terlalu sombong, nanti kau akan bersyukur bisa dekat denganku Lee Suzy. Sudah sudah, lebih baik kau masuk, hari pertama jangan terlambat", lalu ia meninggalkan Suzy bergegas ke kelas.
Suzy sedikit kesal bisa satu kelas dengan anak itu. Lagipula siapa dia sehingga Suzy akan bersyukur apabila dekat dengannya.
Pelajaran demi pelajaran Suzy lewati dengan baik walaupun ia belum menemukan teman yang baik selain V yang mau menjelaskan beberapa hal yang belum Suzy mengerti karena kurikulum disini sedikit lebih cepat daripada sekolah lamanya. Jimin menutup mulut kecuali bergurau dengan V yang berarti harus melangkahi wajahnya dan mereka berdua sepertinya teman yang akrab.
Suzy juga diminta selalu memperkenalkan diri ketika guru baru datang dan iya yakin semua temannya pasti sudah hafal dengan namanya yang singkat.
Sebelum makan siang Suzy menyempatkan diri untuk membaca peta yang ia buka disalah satu sudut sekolah untuk tahu lokasi kantin. Ia sedikit malu apabila ia ketahuan belum memiliki smartphone dan masih melihat peta dengan kertas yang cukup besar.
"apa itu peta?", tanya seseorang dengan suara lelaki dibelakang Suzy. Ia langsung menoleh dan mendapati seorang laki-laki yang sepertinya lebih tua darinya karena memakai rompi anak kelas 3, disekolah ini setiap tingkatan memiliki rompi yang berbeda-beda. Dan ia membawa camilan ditangannya. Wajahnya begitu lucu ketika melihat dengan rasa ingin tahu yang tinggi namun sembari sibuk mengunyah keripik yang ia bawa.
Suzy tersenyum kaku dan ia merasa pipinya memanas, "waeyo?".
"kurasa aku tidak pernah melihatmu?", kata cowok itu masih tetap disana, "apa kau si pendapat beasiswa itu?".
Suzy mengangguk dan heran mengapa anak kelas 3 bisa tau bahwa ia anak baru dengan beasiswa.
"aigooo... tidak kusangka kau lumayan juga. Apa kau butuh bantuan? sepertinya memakai peta sungguh menyulitkan ya?".
Suzy mengangguk. Lelaki itu melap tangannya dicelana dan mengulurkan tangan dan disambut baik oleh Suzy.
"aku Kim Seokjin atau Jin".
Suzy akui selain lucu, Jin sangat tampan dan wajahnya pun ramah. Ia tersenyum tanpa ragu-ragu. Mereka berjalan menuju kantin. Saat mereka sedikit mengobrol sembari menyusuri perjalanan semua orang benar-benar memperhatikan mereka.
Apa Suzy akan menjadi perempuan popular juga? tapi ia merasa mana mungkin. Setelah sampai Jin pamit meninggalkan Suzy yang langsung berterima kasih.
Ia tidak menyangka sekolah ini sangat amat luas, jarak antara kelas dan kantin saja sangat jauh. Tetapi sebenarnya tidak perlu khawatir karena dibeberapa sporlt sekolah tersedia mesin minuman, camilan ataupun ice cream jadi ketika lapar melanda tetap bisa mengganjal terlebih dahulu.
Kantin disekolah ini sangat luas. ada dua spot. yang pertama indoor dengan interior minimalis dan ada outdoor dimana banyak siswa yang menongkrong maupun sembari bermain skateboard karena tidak hanya tempat untuk makan tapi ada taman bermain untuk bersantai-santai.
Kasirnya pun tidak hanya satu sehingga tidak ada antrian panjang. Dan disini siswa juga dapat makan siang namun dengan menu yang sangat lezat dan dessert juga. kalori yang diberikan juga tidak melebihi jumlah seharusnya.
Suzy lega karena ia akan mulai nyaman dengan sekolah, setidaknya ada yang akan ia sukai yaitu kantin ini.
Baru saja ia duduk, ia terkejut karena semua anak perempuan berlari dan membuat barisan didekat pintu masuk kantin seperti acara-acara red carpet. Hanya dirinya yang duduk beserta murid laki-laki yang semuanya melihat ke arah pintu masuk.
Apa mungkin ada pejabat pemerintah? tanya Suzy bingung.
Ia hampir saja tersedak ketika melihat orang yang pertama datang adalah Park Jimin, V, Jin dan 4 orang laki-laki yang seperti mengeluarkan aura ketampanan dan membuat perempuan-perempuan itu histeris.
"haha seperti biasa", ujar seorang cleaning service sembari tertawa.
"permisi... sebenarnya ada apa ini?", tanya Suzy.
"oh kau pasti anak beasiswa itu. Mereka adalah Bangtan Flowers. Kebanggaan sekolah ini. Rambut dengan warna pink itu adalah leader dari geng ini".
"apa? Jimin?".
"JIMINIEEE", teriak seorang perempuan membuat teriakan histeris seketika hilang dan langkah kaki bangtan flowers berhenti.
Perempuan itu berlari kecil ke arah Jimin entah datang dari mana. Suzy memperhatikan gaya trendynya. Ia membawa sebuket bunga dengan warna yang sama dengan rambut Jimin.
"ini untukmu, ku harap kau suka. aku mencarinya dan sangat sesuai dengan rambutmu. kau bisa memakainya untuk keperluan pemotretanmu. Terimalah", Ia menyodorkan bunga itu sembari menunduk berharap sekali Jimin menerimanya dengan senang hati.
Jimin mengambil bunga itu, membuat perempuan itu tersenyum. Ia meraba bunga itu dan membuat Suzy terkejut karena ia merontokkan kelopak-kelopak itu hingga berhamburan dilantai dan terakhir melempar buket ke kaki perempuan itu. Lalu ia pergi begitu saja.
Seketika Suzy berdiri dan mereka beradu pandang namun Jimin terlihat berbeda, ia seperti tidak menganggap Suzy ada disana. Wajahnya yang biasa Suzy liat manis dan imut berubah menjadi sedingin es dengan kulitnya yang putih bersih. hampir beberapa temannya tertawa dan melemparkan pandangan kasihan ke perempuan yang sekarang menangis ditempatnya. Kecuali satu laki-laki dengan bucket hat, rambutnya terlihat berwarna silver dan wajahnya pun putih dengan bibir yang merona. Ia tidak memiliki ekspresi apapun. Namun tatapan matanya sendu dan tidak sedingin Jimin. Ada apa ini?
Namun Suzy tidak ingin terlibat apapun disekolah ini. Ia duduk dan melanjutkan makannya. Entah mengapa selera makannya hilang seketika. Apalagi melihat perempuan itu mengais kelopak-kelopak bunga dan berlari keluar kantin. Bukannya memberikan rasa prihatin, perempuan-perempuan disana malah berteriak kepadanya dan membubarkan diri setelah Bangtan Flowers sudah menduduki tempatnya.
"HEI LEE SUZY!!!", Suara Jimin terdengar berteriak.
Suzy pura-pura tidak mendengarnya.
"LEEEEEEE SUUUUZZZYYY!!!", panggilnya semakin kencang membuat seluruh pandangan menusuk Suzy.
Suzy menoleh kearahnya dan Jimin memberikan kode agar ia menghampirinya.
"kenapa sih kau harus berteriak?", bisik Suzy dengan suara tak ingin keras-keras.
"oh ini yang menerima beasiswa dari ibumu?", kata seseorang dengan kacamata hitam dan lesung pipi ketika ia melemparkan senyuman ke arah Suzy. Ia membuka kacamatanya dan mengulurkan tangan, "Kim Nam Joon dan kau bisa panggilku RM", mereka berdua berjabat tangan.
Sedangkan cowok disebelahnya yang sepertinya angkatan dibawah Suzy. Ia seperti berjengit ketika melihat Suzy dan terlihat merapatkan diri ke teman sebelahnya yang sudah tersenyum lebar.
"Hai, I am your hope, Call me J-hope", katanya dengan percaya diri, "dia jung kook", J-hope menunjuk cowok yang terlihat takut dengan Suzy, "dan yang memakai topi adalah suga. dia memang sangat pendiam", ujar J-hope.
"annyeonhaseo", sapa Suzy sedikit mengangguk.
"sudahkan kenalannya?", tanya Jimin, "tolong ambilkan makan siangku. aku sangat lapar", kata Jimin ke Suzy.
"apa?".
"apa kau tuli? ayo cepatt", Jimin merengek dengan sangat menyebalkan. Suzy menurutinya karena tidak tahan dengan rengekannya seperti bayi. Dirumahpun Jimin selalu merengek meminta ini itu kepada siapapun termasuk ke Suzy. Ia seperti babi cantik yang malas untuk keluar dari lumpurnya.
Tidak lama kemudian Suzy kembali dengan makanan untuk Jimin. Makanan Suzy saja sudah enak, namun makanan untuk Jimin dan teman-temannya lebih istimewa bahkan pelayan mengantarkannya untuk bangtan flowers namun milik Jimin kenapa harus Suzy yang ambil?
"gomawo", ucap Jimin ketika Suzy meletakkan makanannya, "kau harus ada disekitarku kalau aku butuh. aku tidak mau kau membantah. sudah sana pergi".
Suzy tidak mempercayai perkataan Jimin. Apa ini? aku bersekolah disini untuk belajar bukan untuk menjadi asistennya. Ini tidak benar. Aku akan adukan ini ke Eomma dan Madam Jane.
Hai hai semuanya...
aku update 2 chapter ya karena aku berusaha untuk secepat mungkin update agar kalian bisa terhibur dengan cerita ini.
jangan lupa vote dan comment agar aku lebih semangat. thankyouu