Beberapa saat kemudian.
Saat Qiara menikmati suara ombak dan angin malam, tiba-tiba Qiara merasakan tubuhnya hangat, seketika itu ia melirik ke bahunya dan menemukan mantel hitam sudah menyelimuti tubuhnya yang hampir beku.
Setelah itu, dia mendongak dan menemukan sosok lelaki jangkung dengan kemeja putih yang di masukkan ke dalam celana kain hitamnya yang tingginya sampai mata kaki berdiri di sampingnya sambil menatap bintang dan membiarkan rambut nya di tiup angin malam yang dingin.
"Julian? " Ucap Qiara sambil tersenyum.
"Terimakasih dan maaf! " Kata Julian tanpa menoleh kearah Qiara.
"Untuk apa? "
"Untuk semuanya. " Jawab Julian sambil menoleh kearah Qiara.
Seketika Qiara menatap Julian tanpa kata. Hanya air mata bisu yang mencoba bisa menjelaskan bagaimana perasaannya.