"Aneh..., kenapa mama mu belum pulang juga? Bukan nya sudah beberapa jam yang lalu?"
"Tunggu......" Aku berhenti sejenak dari kegiatan ku dan mulai terfokus ke pada pintu rumah dengan tangan masih memengang piring. Aku mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan suasana ini tiba-tiba aku merasakan nya.....
Albert masih diam di tempat dan ikut bersama ku melihat pintu, lebih tepat nya memeperhatikan apa yang ku pandang masih dengan bingung dia tetap memeperhatikan setiap gerakan sambil menerka-nerka apa yang akan di lakukan Jeclyn
"Jangan bilang...." Aku berlari kearah pintu memengang ganggang pintu dan memutar nya cekrek.. cekrek...pintu tidak terbuka , aku mencoba sekali lagi.. cekrek...krek... pintu terkunci
"Sudah ku duga" Kata ku
"Hm..." Albert melewati ku dan berusaha membuka pintu
"Ini ulah mama.. mengunci pintu" Segera aku mengambil hp dan menelpon mama meminta pertanggung jawaban nya
"Hallo.." Kata seseorang dari seberang ponsel dan suara itu suara mama "Apa yang mama rencanakan?"
"Oh..., tidak ada. Hanya saja mama tiba-tiba ingin menginap di hotel.. sudah lama mama tidak menginap di hotel.. lupa dengan suasana hotel jadi mama memutus kan untuk menginap saja"
"Tunggu..., tunggu apa maksud nya menginap di hotel?" "Da..da...da..."
Tut... tut... tut....
"Hallo... halo..." Telpon di putus begitu saja "Menginap di hotel?" Tanya Albert
"Mana bisa mama meninggal kan aku di rumah dengan pria ini. Tidak masuk akal... apa mama ingin terjadi sesuatu..." Aku terdiam sejenak dengan kata-kata ku terjadi sesuatu.. aku langsung melihat ke arah Albert sambil menutup mulut ku yang sembarangan mengucap
"Mama mu benar-benar menyerah kan mu pada ku? Kalau begitu tidak perlu sungkan lagi ........"
"Tu... tunggu apa maksud mu"
"Kita kan sudah sama-sama dewasa , kau juga tau maksud ku...." Sambil berjalan mendekati Jeclyn
"Ja..Jangan mendekat" Aku bergerak menjauh dengan ketakutan "Kenapa?"
"Ka...ka..karena...." Duk...aku menumbur meja dapur dan aku tidak bisa bergerak kemana-mana lagi, jalan buntu
"Apa? Hanya kita berdua di sini sampai besok pagi"
"Karena aku..." Aku merasakan jantung ini berdetak tak beraturan karena takut , urat- urat ku menenggang , keringat ku mulai bercucuran dan kurasa raut muka ku berubah juga menjadi pucat, aku melihat sebuah pisau di meja aku mengambil nya dan menodong kan pisau itu ke Albert.. " Aku akan menusuk mu"
"Owh..." Albert memengang tangan Jeclyn ,menarik tangan Jeclyn dan meletakan pisau itu ke dada nya. Dia mencondong kan kepala mendekati Jeclyn " Tusuk saja jika kau berani"
"Ka.. Kau.." Dia tau kalau aku tidak berani, jadi apa yang harus aku lakukan sekarang? Sementara dia makin mendekati ku, aku membuang muka dan memejam kan mata, aku dapat merasakan pisau yang ku pengang tidak dapat berhenti bergerak semakin erat aku memengang pisau semakin kuat tangan ku gemetar
"Sudah belum main-mainnya ? Aku lapar " Albert menjauh dari Jelcyn dan menduduki kursi dapur.Aku membuka mata perlahan mengambil nafas yang tadi sempat tertahan, dan merenggang kan urat-urat ku yang sempat menenggang
" Tampang mu lucu sekali... hahahahah.. aku semakin suka memain kan mu"
"Apa enak nya mempermainkan ku" Aku sangat kesal.. dan sedikit menaikan nada bicara ku "Apa tidak apa-apa?"
"Apa????" Kali ini aku lebih kesal lagi
"Itu..., infuse mu"
"Kau bisa mencabut nya" Aku merasa risih setiap berjalan harus memengang kantong infuse ku sendiri dan lagi aku kan bukan sakit parah, hanya sedikit demam saja
"Kau ingin aku mencabut nya?" Dengan nada masih tidak percaya Jeclyn menyuruh nya mencabut.
"Ya... , aku sudah tidak tahan dengan selang ini. Dan lagi dengan ada nya selang ini aku tidak bisa bebas lari dari mu devil"
"Hei..., hei... kau selalu mengatakan ku devil apa kau tidak takut?" "Takut!!!!"
"Kau jujur sekali, habis makan aku akan membantu mu" "Berbaring lah.."
"A....aku?"
"Aku membantu mu untuk melepas kan nya... jangan berpikir macam-macam. Mana kapas dan yang lain nya?"
"Di kamar"
Aku berbaring dengan cemas, Albert memengang tangan ku. Dia memang anak dokter tapi belum tentu kan dia bisa , kenapa aku minta tolong dengan nya?
"Kenapa kau begitu tegang?"Tanya Albert yang masih memenggangi tangan Jeclyn "Tentu saja , ini kan pertama kali nya buat mu..."
Albert tidak menjawab ku dia mencari kapas di kotak obat juga mengambil sebuah gelas kecil dari dapur, dengan serius dia memisahkan kapas dan di gumpal menjadi satu gumpalan kecil. Mengunci selang infuse dari selang infuse dan menunggu sejenak. Dia mengambil gunting
Gunting itu membuat ku takut, apa yang ingin di guntingnya? Kemudian gunting itu tertuju pada ujung selang infuse yang berada si pangkal jarum infuse, menuangkan sisa infuse yang di selang ke dalam gelas. Dia memberikan pendingin di punggung telapak tangan ku menekan nya dan perlahan menarik jarum di tangan ku
"Apakah sakit?" Sambil menarik jarum dan melihat raut muka jeclyn yang mengerut kan alis
"Selesai" Masih menekan kapas di tangan Jeclyn
"Kamar mu aneh!!!!" Melihat ke sekeliling
Ya..., kamar ini sangat aneh... aku juga ikut memandangi kamar ku yang dalam sekejap berubah jadi kamar vip rumah sakit. Harus nya tidak ada peralatan aneh dari rumah sakit di kamar ku...aku mulai mengantuk lagi..
"Apa kau mengantuk? Kau bisa tidur di kamar Declyn" Aku mengantar kan ke kamar Declyn... aku yakin kalau Declyn tau dia akan marah dan kalau Albert melihat kamar nya ku rasa dia juga tidak ingin tidur di sana. Ranjang yang extra big dengan bentuk robot transformer. yang bisa di ubah menjadi mobil, Declyn lebih suka tidur dengan bentuk mobil dengan sedikit merubah bentuk , tangan robot di masukan di bawah kolong kasur.
Krek..krek...
"Apa-apaaan ini!!!!!" Pintu terkunci , rasa nya kalau di komik-komik akan ada tanda kesal di kepala ku dan itu lah yang terjadi sekarang
"Kenapa?"
Ini pasti kebetulan..,lebih baik aku mencoba kamar lain. Aku berlari ke kamar yang lain memeriksa setiap pintu kamar dan hasil nya semua kamar terkuci. Tidak mungkin, kamar tamu , kamar bibi , kamar Declyn , kamar mama, bahkan gudang pun semua di kunci. Mama apa mau mu?
"Mama mengunci semua kamar"
"Tidak masalah, aku bisa tidur dengan mu atau di ruang tamu..., kalau kau ingin terjadi apa-apa lebih baik kita tidur bersama" Tanpa ekspresi mengatakan nya
"Aku bantu kau mengambil selimut dan menyalakan pemanas" Siapa yang mau terjadi apa-apa dengan mu, sambil mengoce tidak jelas aku menyalakan pemanas yang berada di ruang tamu. Loh...? Tidak ada perubahan suhu sama sekali, aku melihat ke pengukur suhu yang berada di atas pemanas. Aku mencoba lagi menghidup kan dan suhu juga tidak berubah
"Gr...., pemanas di putus..."
"Wah..., seperti nya mama mu berharap hari ini terjadi sesuatu di antara kita" Dengan senyum kecilnya dia melipat tangan di depan dada nya, berdiri di depan Jeclyn
"jangan harap!!!! Kau tidur di lantai" Kata ku melempar kan selimut dilantai ruang
"Bagaimana kalau kita tidur bersama saja"
"Jangan macam-macam.....uhuk.. uhuk" Aku merasa badan ku tidak enak, perlu tenaga buat berteriak seperti tadi,membuat ku terbatuk karena memaksakan teriak
"Kau tidak apa-apa?" Raut khawatir terukir di wajah nya, walau tidak terlalu jelas tapi itu raut muka khawatir
"Aku lelah.. aku istirahat dulu " Ku degar suara langkah kaki yang mengikuti ku,Albert mengikuti langkah ku sampai di kamar dan tidak ku hiraukan aku berbaring di ranjang empuk ku dan menarik selimut. Langkah makin mendekat dan aku merasakan gerakan di ranjang ku, bukan karena gerakan ku. Albert duduk di ranjang ku , aku langsung duduk di ranjang tidak jadi berbaring
"Kau mau apa?"
Suasana hening...ya karena sudah malam dan ruangan ini terlalu besar kalau membuat ke bisingan antara dua orang. Dia diam dan melihat kearah ku meletakan tangan di kepala Jeclyn. Deg.. deg... deg... Albert terlihat begitu .... Apa-apaan ini? Demam ini merusak otak ku , aku mengeleng kan kepala untuk menguncang sedikit otak ku agar aku sadar dengan yang tadi aku katakan. Walaupun aku sakit aku tidak mungkin berpikir begitu..
"Seperti nya demam mu naik lagi bahkan muka mu memerah"
"Bukan itu..." Mengeleng kan kepala...,muka ini memerah karena jarak kita yang terlalu dekat
"Baiklah,kita akan mengukur suhu mu"
"39,5"
"Istirahat lah..." Dia mengambil selimut dan menyelimuti ku
"Tunggu..." Aku menarik tangan Albert yang mulai melangkah meninggal kan ku... sulit untuk mengatakan ini, aku menarik nafas panjang..entah karena apa aku mulai merasakan Sesutu yang bergejolak lebih nyaman dari sebelum nya "Ruang tamu pemanas nya mati ,hari ini cuaca begitu dingin dan kau bisa sakit Cuma di kamar ku yang hidup pemanas nya jadi....." Muka ku lebih panas dari yang tadi dan kata-kata terakhir ini yang susah di katakan, sekali lagi aku mengambil nafas dan menundukan kepala
Walau menunduk aku bisa merasakan mata nya menatap ku dan menunggu kata-kata ku...."Kita...kita...kita... tidur bersama" Aku segera membalikan badan,membelakangi Albert dan menarik selimut sampai menenggelam kan muka ku
"Bilang saja kau ingin aku tidur dengan mu! Begitu bertele-tele" Sambil tersenyum dia mengangkat selimut dan masuk ke dalam nya
"Siapa bilang? Kau jangan macam-macam ya" Memberi peringatan tegas "Tidur....!!!!" Menutup muka Jeclyn dengan tangan nya