Dilema nurani yang masih galau...
Hatta diperdengarkan dengan lafaz yang lepas..
Menekur batuan sebagai saksi bisu yang taat...
Tetap gugur di persimpangan jalan...
Dalam bicara lisan yang melentur...
Paksi yang tidak tegap dan mudah hancur...
Mampu menjadi racun bisa atau ubah penyembuh..
Bahkan bisa merubah menjadi senjata pembunuh...
Gusarkan nadi yang ramah berbicara...
Atas keajaiban yang terbias indah di dada langit..
Atau bentangan pentas kehidupan manusia yang belantara..
Masih dibaluti kekeliruan yang
Dikau redah ratusan detik masa yang samar..
Masih buntu dengan tujuan fitrah dunya...
Nyawa yang pasti tiba di kedua sisi bahu...
Terulikkan masa yang senantiasa menanti tiba..
Sejarah yang mencatit bait-bait dusta dan nista...
Merempuh jawapan dan dihadiri soalan...