Silvia menepuk tangan dengan anggun menghampiri Dokter Martin, senyum tipis dan sinis di tunjukkan tepat di depan Dokter Martin, namun di balik itu tatapan amarah yang menggelap terpancar jauh dalam sorot mata yang tajam. Silvia duduk di bagian yang berhadapan langsung dengan Dokter Martin. Ia sengaja tidak memberitahu Ludius agar tidak terjadi keributan yang tidak perlu.
"Apakah saya sudah membuat Dokter Martin menunggu lama?! kalau begitu saya meminta maaf untuk hal itu." Kata Silvia sopan dengan tidak meninggalkan senyum palsu yang terpatri di bibir manisnya.
"Nyonya Lu tidak perlu sungkan, ini sudah menjadi tugas saya sebagai Dokter pribadi anda. Lagi pula, anda lebih tahu untuk apa saya datang dan berada tepat di depan anda". Ujar Dokter Martin lirih dengan senyum seringai tipisnya.