Hai.. aku Luna queennara, umurku 20 tahun. Aku adalah seseorang yang lahir di keluarga yang sederhana.
Aku tinggal seorang diri karena kedua orangtuaku pergi meninggalkanku. Aku juga tidak tau mengapa mereka meninggalkanku.
Kehidupanku cukup sulit karena aku harus memenuhi kebutuhanku sendiri. Biasanya aku selalu berganti ganti pekerjaan, dari mulai menjadi pelayan kafe, pengantar surat, pengantar bunga, OG di sebuah perusahaan atau berjualan kue.
Entahlah kenapa aku selalu berganti pekerjaan, mungkin karena aku merasa tidak cocok dengan pekerjaan itu.
Sekarang ini aku bekerja sebagai selles di sebuah mall besar di negeri ini. Gaji yang diberikan cukup besar untuk memenuhi kebutuhanku.
Dan..aku senang akan hal itu. Mungkin karena itu aku tidak betah pekerjaan lamaku dan senang akan pekerjaan baruku.
Bukan berarti aku mata duitan, tetapi karena aku memang membutuhkan banyak uang untuk melanjutkan kuliahku.
"Luna.." sapa seorang yang bernama Aqila sambil mengagetiku
Saat itu juga aku tersadar dari lamunanku
"Aqila..!! Kamu mengangguku saja" jawabku dengan nada kesal
"Mengganggumu?? Memangnya kamu sedang apa sehingga aku mengganggumu?" tanya Aqila sambil memiringkan kepalanya dengan tatapan heran
"Aku..aku sedang...." terpotong karena ucapan aqila
"Apa hah? Sedang memikirkan sesuatu yang tidak berguna" ledek aqila
"Apa katamu?!Tidak berguna!!" berbicara dengan nada keras
Aqila yang melihatku mulai marah karena nada bicaraku langsung menenangkanku agar aku tidak lagi marah kepadanya
"Hehehe.. sabar sabar. Iya kok berguna, semua yang kamu pikirkan selalu berguna"
"Huh" aku langsung membuang muka sambil melipat kedua tanganku di bawah dada.
Ya, dialah Aqila Mutiara seseorang yang selalu suka mengusiliku. Dia aku anggap seperti sahabat, walaupu aku mengenalnya baru 2 bulan yg lalu saat aku pindah bekerja di sini.
Dia adalah orang yang sangat aku percayai melebihi apapun di dunia ini. Bisa dibilang aku hanya memilikinya di dunia ini
"Luna jangan ngambek dong.."
Aku masih memalingi muka darinya karena rasa sebalku kepadanya
"Aku minta maaf kalau aku ini menyebalkan"
Aqila memohon agar dimaafkan. Padahal dia tau bahwa aku orangnya baperan.
"Luna..Luna..Luna jawab aku" sambil menggoyang goyangkan tangan ku
" Baru tau kalau kamu itu menyebalkan?"
"Iya aku memang menyebalkan, maafkan aku"sambil memasang wajah yang sedih
" hehe..iya iya aku maafkan. Sini aku peluk" sambil mengulurkan tanganku
Secara cepat Aqila langsung menghampiriku matanya mulai berkaca kaca karena dia takut aku tidak memaafkannya
"Hey kalian"
Tiba tiba ada seseorang yang memanggil kami dengan lantang. Kami langsung melepas pelukan yang terasa nyaman itu.
"Bos" sapaku sambil menundukan kepala
"kenapa kalian masih disini, tidak taukah kalian sekarang waktunya kalian bekerja"
"Ah iya bos saya tadi ke sini untuk mengajak Luna kedepan"
"Wah kau memberikan alasan yang sangat bagus Aqila" kataku dalam hati
"Yasudah sana"
Aqila langsung menarikku, membawaku ke depan toko baju.
Ya..kalian tau lah apa yang aku lakukan di depan toko baju sebagai seorang selles, tentunya menawarkan barang barang yang dijual di toko tempatku bekerja.
Tetapi saat aku sampai di depan toko aku tidak melihat pelanggan di mana mana aku hanya melihat selles selles yang berjajar rapih di depan tokonya masing masing, aku bingung akan hal itu.
"Aqila" aku langsung mendekati aqila yang tak jauh jaraknya dariku
"Iya apa?" tanya aqila sambil menaikan satu alisnya
"Kenapa tidak ada pelanggan sama sekali? biasanya mall ini sangat ramai" tanyaku heran
"Kamu tidak tau, pemilik mall ini kan akan datang untuk memeriksa kelayakan barang barang yang ada di mall ini." jawab aqila dengan santai
"Ohh begitu.. Siapa pemilik mall ini" tanyaku pada Aqila
"Kamu tidak tahu!!?" tanya Aqila yang terkejut karena aku tidak mengetahuinya.
Aku hanya menggeleng gelengkan kepala
"Pemilik mall ini adalah Leon Maxime"
Begitu aku mendengar nama Leon Maxime aku langsung mematung
"Apa? Pemilik mall ini adalah Leon Maxime. Kenapa Aqila tidak memberi tahuku dari 2 bulan yang lalu" kataku dalam hati
Hai.. maaf jika ada kata kata yang berbelit belit atau berulang ulang karena ini adalah pertama kalinya saya membuat novel