Rendy melangkah masuk menuju lift dan memijit nomor menuju lantai tempat dia berada. Dia berdiri bersender ke dinding sambil mengingat pembicaraan dengan sopirnya tadi. Kejadian pagi ini membuat Rendy merasakan bahwa Ia ternyata tidak memiliki kesabaran yang sebesar dia harapkan. Bagaimana bisa Ia menunggu bertahun – tahun kalau ternyata baru menjelang dua bulan saja dia sudah tidak bisa menahan hasratnya kepada Jasmine. Ia seperti merusak kepolosan Jasmine.
Rendy mengusap menyentuh hidungnya dengan punggung tangannya sambil menghela nafas. Wajah putihnya terlihat sedikit resah. Rendy kembali berpikir sejauh mana Jasmine serius dengan cita – citanya. Lagi pula kalau sampai Jasmine mendaftar ke kepolisian dalam status sudah menikah pasti akan menimbulkan masalah. Walau bagaimanapun secara agama dan hukum Jasmine sudah menjadi istri sahnya. Agaknya Ia harus meluruskan kembali pemikiran Jasmine untuk merubah cita – citanya.