Descargar la aplicación
97.95% Harapan Masalalu / Chapter 48: Salah paham

Capítulo 48: Salah paham

Pagi itu Kyra bangun dan mengambil selimut untuk Sean.

Dia mandi dan melihat satu set pakaian ganti sudah tergeletak di kasurnya.

"Sean,darimana kamu dapatkan ini?" tanya Kyra

Sean membuka matanya perlahan dan tersenyum lesu.

"Sepertinya ini baru?Kapan kamu pergi membelinya?" tanya Kyra lagi

"Pakailah,itu untukmu." ucap Sean seraya menutup matanya lagi

Kyra membawa pakaian itu kekamar mandi dan mengganti baju nya.Saat keluar dia masih melihat Sean tidur.

"Ini sudah pagi Sean,apa kamu masih akan tidur?" tanya Kyra

Sean masih memejamkan matanya,Kyra membuka jendela ruangan itu.

"Sean,apa mau aku pesankan sarapan?" teriak Kyra lagi

Kyra melirik Sean yang masih tidak menjawab.

"Sebentar lagi semua karyawanmu akan datang." ucap Kyra kemudian mendekat padanya.

Kyra menatap wajah Sean yang nampak lesu dan pucat.Dia menggeserkan rambut yang menutupi wajah Sean.

"Kepala mu panas,apa kamu demam?" tanya Kyra

Sean hanya menggumam pelan.

"Aku akan carikan obat." ucap Kyra hendak bangun

"Tidak apa,aku baik-baik saja." jawab Sean seraya memegang tangan Kyra

Kyra melepaskan tangan Sean perlahan.

"Tunggu disini,aku akan membelikanmu obat." ucap Kyra

Kyra berlalu dan pergi keluar kantor mencari obat di warung,karena saat itu masih pagi..apotik pun belum buka.

Tidak terlalu lama Kyra pergi,Andrean muncul dikantor Sean dan langsung memasuki ruangan Sean.

Andrean langsung merebahkan tubuhnya dikasur saat melihat Sean masih tidur di sofa.

"Apa kamu tidak akan pulang kerumah?" tanya Andrean

"Kamu?" ucap Sean terkejut melihat Andrean sudah ada di ruangannya.

"Ada apa?kamu terlihat terkejut?" tanya Andrean

Sean perlahan bangun dan melirik kearah luar.

"Apa kamu sendiri?" tanya Sean

Andrean melirik Sean dengan wajah lesu.

"Tenanglah,dia tidak ada disini." jawab Andrean

Sean duduk disofa dengan lesu.

"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Andrean

Sean hanya diam dan kemudian berbaring.

"Sebaiknya kamu segera pulang,Bundamu menghubungiku semalam.Sepertinya dia sangat mengkhawatirkanmu." ucap Andrean

"Yah,lalu ada apa kamu kemari sepagi ini?" tanya Sean

Tidak biasanya Andrean datang kekantornya pagi-pagi,apalagi hanya untuk membicaran Bunda.

Andrean masih diam,dia duduk melihat Sean yang masih terbaring disofa.

"Bagaimana menurutmu,menyatakan perasaan pada seorang teman baikmu?" tanya Andrean

Sean melihat bingung.

"Apa ini tentangmu?" tanya Sean

Andrean diam dan tertunduk lesu.

"Aku menyukainya seseorang,dia temanku." ucap Andrean lagi

Sean menatap curiga pada Andrean.

"Siapa?" tanya Sean

Andrean tersenyum,belum lagi dia menjawab..dia melihat kearah sudut ruangan pada sebuah meja.Dia mendelik dan langsung berdiri.

"Apa seseorang bersamamu semalam?" tanya Andrean

Sean terkejut mendengar pertanyaan Andrean,melihat itu Andrean berjalan perlahan kearah meja.Dia mengangkat sebuah tas disana.

"Ini??" tanya Andrean seraya mengangkat tas ditangannya.

Sean menatap wajah Andrean serius dan bingung.

"Bukankah ini milik Lia?" tanya Andrean

"Yah..itu.." belum lagi Sean melanjutkan

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka,Andrean dan Sean terkejut melihat Kyra tengah berdiri dihadapan mereka.

"Ini aku bawakan sarapan dan obat." ucap Kyra tidak menyadari Andrean yang berdiri disamping sudut dekat meja

"Lia,kamu disini." ucap Andrean

Kyra terkejut dan menjatuhkan bubur dan obat ditangannya.

"Andrean,kamu..sejak kapan disini?" tanya Kyra gugup

Kyra melirik Sean bingung,Sean langsung berdiri dan mengambil kantong plastik yang Kyra jatuhkan tadi.

"Terima kasih,sudah jauh-jauh kemari.Maaf merepotkanmu.." ucap Sean tersenyum

Mendengar itu Kyra melihat Sean bingung,dan dia melirik pada Andrean.

Andrean melihat wajah mereka dengan suram,seolah mencari penjelasan dengan apa yang terjadi.

"Sean,apa maksudmu?" tanya Kyra

"Maksudku sarapan dan obatnya.Kepala ku agak sakit sejak tadi malam..makanya aku tidak pulang kerumah." ucap Sean lagi

"Sejak tadi malam?apanya?" tanya Kyra

Mendengar itu Andrean menaruh kembali tas Kyra yang dia pegang.

"Aku tidak tau kalau kamu demam." ucap Andrean mendekat

"Yah,aku ingin menghubungimu..tapi aku malah menelfon skretarisku ini tanpa sengaja.Kurasa aku perlu istirahat hari ini." ucap Sean menaruh plastik itu dikursi

Kyra melihat bingung pada yang Sean ucapkan.

"Kenapa dia berbohong?" tanya Kyra dalam hati dengan wajah bingung

"Apa kamu akan ikut sarapan?" tanya Sean pada Kyra

"Ah,tidak Pak..saya akan kembali bekerja." jawab Kyra lesu seraya beranjak mengambil tasnya

"Terima kasih." ucap Sean lembut

Kyra hanya mengangguk,dia melihat Andrean dan beranjak keluar ruangan.

"Aku pulang dulu,minumlah obat dan istirahatlah." ucap Andrean kembali keluar

Diluar Andrean segera mengejar Kyra dan menahannya.

"Lia,tunggu." teriak Andrean

Kyra berdiri dengan wajah menunduk lesu.

"Ada apa?" tanya Kyra

"Maafkan aku..aku tidak bermaksud salah paham padamu." ucap Andrean

Kyra menatap wajah Andrean serius.

"Tak apa." jawabnya pelan

"Apa kamu sudah sarapan?" tanya Andrean

"Belum." jawab Kyra

"Ini masih pagi,sebaiknya kamu sarapan dulu sebelum bekerja." ucap Andrean tersenyum

Kyra tersenyum lesu walau dipaksakan.

Mereka makan tidak jauh dari sana,dan kembali kekantornya masing-masing untuk bekerja.

Saat siang,Kyra tidak bisa konsen mengerjakan pekerjaannya.

"Apa dia sudah baikan?" tanya Kyra pada dirinya sendiri

Kyra kembali memikirkan kejadian tadi pagi.

"Aku merasa bersalah,Sean pasti hanya berusaha membuatku tidak salah paham dengan Andrean" ucap Kyra

Kyra lalu berdiri dan beranjak segera keruangan Sean.

Baru saat pintu terbuka,Kyra melihat Farah yang tengah duduk.

"Lia.." ucap Farah terkejut

Kyra melihat kaget saat Sean baru keluar dari ruangan pribadinya.

"Duduklah,ada apa?" tanya Sean lembut

"Farah,sejak kapan kamu disini?" lanjut Sean lagi

"Aku?aku kemari untuk menjemputmu." jawab Farah

"Maaf mengganggu." ucap Kyra merasa canggung

"Farah,tunggulah diluar..aku ada urusan pekerjaan disini." pinta Sean

"Pekerjaan apa sampai aku harus keluar?" jawab Farah kesal

Kyra menunduk canggung dan hendak berbalik pergi.

"Lia,duduklah." ucap Sean

"Apa aku dan Lia harus masuk keruangan pribadi ku untuk bekerja,agar kamu tetap bisa disini?" lanjut Sean lagi dengan wajah suram

"Sean,apa-apaan ucapanmu?" jawab Farah

Farah langsung berdiri dengan wajah cemberut,dia melirik Kyra dengan wajah kesal.

"Lia,kuharap kamu tidak lama.." bisinya pelan kemudian pergi

Sean duduk dikursinya kembali dan kemudian melihat Kyra yang tengah duduk.

"Ada apa,Yumii?" tanya nya lembut

"Maaf mengganggu kalian,aku hanya ingin melihat keadaanmu." jawab Kyra

"Aku sudah baikan." ucap Sean tersenyum

"Apa kamu memikirkan yang tadi pagi?" tanya Sean lagi

"Tidak,aku tau maksudmu." ucap Kyra pelan

"Maafkan aku,ada banyak hal yang harus kujelaskan.Aku rasa tadi itu belum saatnya." jelas Sean

Kyra memandang wajah Sean dengan bingung.

"Kamu tau,Yumii..apa yang akan terjadi saat mereka tau siapa kamu?" tanya Sean

"Maksudku,aku hanya tidak ingin Farah tau secepat ini." lanjutnya lagi

Kyra masih diam dalam bingung.

"Aku akan menyelesaikan urusanku dan Farah,baru setelah itu aku akan menikahimu." ucap Sean lembut

"Menikah?" tanya Kyra seraya mengangkat wajahnya kembali

"Ya,sampai saat itu.Aku tidak ingin kamu terlibat apapun dengannya." jawab Sean

"Sean,apa ini benar menurutmu?" tanya Kyra

"Apa?" tanya Sean

"Apa kamu benar harus meninggalkan Farah?bukankah dia mencintaimu?" tanya Kyra

Sean menatap wajah gadis itu dengan serius.Dia berdiri dan mendekati Kyra perlahan.

"Benar,lalu?" tanya Sean

Kyra mendongak melihat Sean yang tengah berdiri dihadapannya.

"Apa aku sudah melakukan kesalahan sejauh ini?" tanya Kyra

"Jika ya,apa kamu tidak pernah merasa juga mencintaiku?" tanya Sean lembut tepat didepan wajahnya


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C48
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión