Akhirnya aku memutuskan untuk menikah dengan pacarku. Setelah berpacaran selama 4 tahun dan aku bisa mulai melupakan ibu Rania. Maka langkah terbaik adalah menikah. Aku malu jika usiaku yang sudah hampir 29 tahun ini, juga belum menikah. Aku yakin bahwa pernikahan akan menyelamatkan hidup ku dari perbuatan yang tidak baik. Tidak mungkin aku bermaksiat dengan pacarku. Aku harus mulai berfikir untuk punya anak. Aku harus menjaga nama baik keluarga aku dan juga keluarga pasangan ku. Indahnya hidup akan. Isa aku rasakan jika aku menemukan cinta. Istriku tentu saja berharap bahwa aku menjadi satu satunya lelaki untuk masa depan nya. Dan aku tentu saja tidak ikhlas jika dia menikah dengan lelaki lain. Aku harus berusaha menjadi imam terbaik buat keluarga kecil ku. Ku akhiri perjuangan cintaku bersama ibu Rania yang hanya bisa aku pandangi saja dari jauh foto nya. Aku harus nya datang untuk memberikan informasi bahwa aku akan menikah atau sudah menikah. Tapi aku tahu, hati nya akan sakit jika mendapat kabar hal ini. Aku tidak ingin menambah luka. Apalagi dia juga sedang bersedih dengan kehidupan nya yang sendiri saja. Aku harus jaga sikap dan langkah ku. Tapi aku tetap menganggap dia sebagai sahabat terbaik dan juga seperti seorang kakak yang mengayomi adiknya. Aku merasa beruntung sekali bisa bertemu dengannya. Hidup ku menjadi berwarna setelah bertemu dengan nya. Aku masih berharap dia akan tetap baik-baik saja setelah dia tahu bahwa aku sudah menikah dan semoga dia menemukan pasangan dan cinta sejati yang lebih baik daripada aku.