Ara tetap saja merindukan ibu Rania dimalam hari ketika dia sedang tidak sibuk. Semua waktu sudah diisi dengan aktivitas yang menyibukkan sehingga hanya tersisa waktu untuk tidur di malam hari. Ternyata dimalam hari pun, Ara mulai tidak bisa diam dan menghayal akan masa-masa ketika bersama dengan ibu Rania. Ara masih terbiasa menjelekkan ibu Rania di depan semua orang. Ara tidak pernah memuji kebaikan yang pernah diberi oleh ibu Rania. Ara menyatakan bahwa dia diputuskan oleh ibu Rania. Ibu Rania lah yang meninggalkan dirinya. Ara tidak pernah sedikitpun menyatakan bahwa ibu Rania sudah berbuat baik dan sering memberikan nasehat kehidupan padanya. Ara ingin ibu Rania menghubunginya kembali dan memberi kan keindahan yang pernah dia rasakan yaitu tertawa bersama namun Ara tidak mau memulai hubungan atau komunikasi terlebih dahulu. Ara sebetulnya sudah cemburu dengan kesuksesan yang bisa didapatkan oleh ibu Rania dan tentu saja oleh suaminya. Ara ingin dialah yang menjadi suaminya ibu Rania sehingga dia bisa hidup mewah. Ara selalu saja cemburu dengan lelaki yang ada di samping Rania. Ara merasa siapapun yang ada di samping ibu Rania pasti sangat bahagia dan beruntung'. Ara mendambakan posisi tersebut. Ara hanya mengharapkan ibu Rania berbuat baik padanya namun dia tidak pernah Action apapun untuk mendapatkan ibu Rania. Ara takut untuk berjuang dan merasa gengsi.