Descargar la aplicación
37.5% Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Putri / Chapter 3: sebuah penyesalan

Capítulo 3: sebuah penyesalan

Dimana-mana bisa terdengar ledekkan dan jeritan orang meminta tolong. Asap keluar dari semua arah dan tanahpun menjadi berlumuran darah..

Dan dalam satu malam itu dengan bulan purnama yg indah, semuanya berubah menjadi lautan api..

"Dodo lepaskan aku, aku harus balik kerumahku, ayah dan ibuku sedang dalam bahaya,aku harus membantu mereka."

"Iel tenang dulu.kita sedang dalam situasi berbahaya, jangan bertindak sebelum berpikir"

"kumohon lepaskan aku... , ayah dan ibu pasti sedang menungguku,"

Dodo lalu melepaskan tanganku dan aku langsung berlari balik keistanaku, dimana-mana berubah menjadi seperti neraka dan banyak sekali mayat-mayat terbakar ditanah.

Aku takut sekali.Ayah, ibu kumohon jangan tinggalkan aku sendirian....

Saat aku tiba di istana, semuanya sudah berubah menjadi warna hitam. teman-temanku yg suka meledekku, parjurit-prajurit menyebalkan yg selalu mengikutiku, nanny ku yg berteriak-berteriak setiap pagi sampai ku bangun, semuanya terbaring dilantai berlumuran darah dengan wajah yg sangat pucat.

Meliat itu semua membuatku takut, Aku lalu pergi ke arah tempat istana untuk mencari ayah dan ibuku.

"iel? "

"ibu?... Ibu syukurlah"

"iel.... ibu mohon pergilah dari tempat ini sekarang juga"

Dan lalu dari belakang, ibuku tertusuk pedang menembus ke perutnya.

"iel, ibu mohon pergilah dari sini, dan jangan bersedih atas ini karena ibu akan selalu bersamamu"

itu adalah kata-kata terkahir ibu sebelum kematiannya.

Aku lalu berteriak dan menangis dengan histeris. duniaku menjadi gelap dan diriku menjadi hancur. Aku tidak percaya akan semua hal yg terjadi. aku tidak percaya ini semua terjadi, aku tidak bisa percaya ibuku sudah meninggalkanku sendirian didunia ini...

"iel..., iel kamu dimana?"

"dodo? "

"iel? kamu tidak apa-apa"

"dodo? ini tidak mungkin terjadi kan, ibuku tidak mungkin mati kan?, kumohon siapa saja beritahu aku kalau ini hanya mimpi... "

"iel, maafkan aku...,untuk sekarang beristirahatlah".

(dodo's pov)

Aku menggendong iel, dan kabur dari istana itu. dimana-mana semuanya sudah terbakar. tiba-tiba ada tetesan air jatuh, dan hujan mulai turun merendam api-api itu.

iel sekarang sedang tertidur, dari matanya keluar air mati yg mengalir ke pipinya. hari ini sudah banyak sekali yg terjadi dan dia pasti sudah sangat lelah.

Aku lalu hanya berjalan sambil menggendong iel, kakiku terkena luka bakar dari ledakan tadi,

cuaca diluar sangat dingin membuat badanku mengigil. kepalaku sakit sekali, tubuhku terasa sangat dingin, darah dari kakikku terus-terusan memgalir dan aku tiba-tiba terjatuh ke tanah.

"hey, cepat kesini!! ada dua orang anak yg sepertinya masih hidup."

sebelum aku kehilangan kesadaranku sepenuhnya, aku melihat ada banyak sekali orang-orang datang ke arah kami, dan selertinya kami akan terselematkan. karena lega, aku jadi tertidur.

"hmmm ini dimana,?"

Aku terbangun dan lalu melihat kakiku yg sudah dirawat, sekitarku dipenuhi dengan banyak sekali org yg terluka dan sepertinya tempat ini adalah tempat pengungsian.

Aku lalu menengok kesebelahku dan melihat iel sedang tertidur.

(kembali ke iel's pov)

Saat itu aku bermimpi tentang ayah, ibu dan teman-temanku sedang mengadakan pesta teh di istanaku yg damai dan sangat cerah. kami bersama-sama tertawa dan beemain, kami kelihatan sangat bahagia sekali....

"i... ini dimana?"

"kamu sudah bangun?"

"dodo? kita dimana.. ?"

"kita sedang berada dipengungsian dan kamu sudah tertidur selama 3 hari"

"3 hari...., ehh..... ayah ibu... bagaimana dengan ayah ibu.... "

Aku lalu keluar dari pengungsian itu. dimana-mana menjadi berwarna hitam dan banyak sekali kuburan.

Aku langsung lari ke istanaku. Tapi saat aku berada disana, semuanya sudah terbakar, dan mayat-mayat yg kulihat saat itu pun semua terbakar menjadi abu, darah-darah di hari itu belum menghilang. di tempat kematian ibuku tidak tersisa apa-apa hanya tersisah sebuah kalung berisi kenangan. dan aku tidak menemukan ayahku sejak hari itu..

Air mataku mulai mengalir terus-terusan. disaat itu aku tidak bisa apa-apa, aku hanya bisa berteriak.

"Ayah.. ibu... maafkan aku karena sudah menjadi anak yg nakal, maafkan aku karena sudah pergi dari rumah dan tidak membantu, maafkan aku karena tidak bisa membalas kebaikan kalian.....

Ayah.. ibu kenapa kalian meninggalkan aku sendiri di dunia ini...Aku tidak akan bisa hidup tanpa kalian... "

Aku terus menerus menangis dan meminta maaf, tetapi permintaan maafku tidak bisa terdengar lagi oleh mereka. Aku ingin sekali saja bertemu lagi dengan orang tuaku. tetapi saat itu aku tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa berteriak walaupun aku tau itu tidak akan mengubah apa-apa.

Disaat itu duniaku menjadi sangat gelap, kesenangan dan kebahagiaanku semuanya hilang. orang tua, teman dan rumahku sudah tidak ada. semua yg kupunya didalam hidupku ini semuanya menghilang.

Yang tersisa dari dirku yg lemah, tak berdaya ini, hanyalah sebuah penyesalan..


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión