*Di Bar*
Key melihat arlojinya. Jam dua pagi. Satu jam lagi bar akan tutup. Ia berharap mendapatkan korban lagi. Hanya satu korban lagi. Ia merasa bergairah karena satu jiwa lagi dan ia akan menjadi manusia seutuhnya.
Seorang yeoja duduk di sampingnya. Yeoja itu memesan minuman kepada bartender.
"Sendirian saja?" tanya Key.
Yeoja itu menoleh lalu tersenyum ke arah Key.
"Ya seperti yang kau lihat aku sendirian." ucap yeoja itu.
Key merasa pernah melihat yeoja itu sebelumnya.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Key.
"Aku penyanyi di bar ini. Mungkin kau pernah melihatku saat menyanyi." ucap yeoja itu.
Bartender memberikan pesanannya. Ia meneguk minumannya.
Key berjalan mendekat dan merangkul yeoja itu.
"Bagaimana jika kita mengobrol di dalam." Bisik Key di telinga yeoja itu.
Yeoja itu menurut. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya nantinya. Ia meraih gelas minumannya. Membawanya dan mengikuti Key. Key memasuki ruang pribadi. Ia sedah menggunakannya semalam ini untuk merenggut jiwa-jiwa korbannya. Ia membuang korbannya di tempat semestinya. Jadi ruang itu kosong.
"Duduklah." Ucap Key mempersilahkan yeoka itu duduk.
Yeoja itupun menuruti kata-kata Key. Ia duduk di samping Key dan meletakkan minumanya di atas meja yang tepat ada di hadapannya.
"Di sini kita dapat mengobrol sepuasnya tanpa terganggu suara berisik di luar sana." Ucap Key.
Yeoja itu tersenyum.
"Ya kau benar." Tuturnya.
"Jadi kau seorang penyayi ya?" cletuk Key membuka pembicaraan.
"Ne~" ucap yeoja itu.
"Jika aku boleh tahu siapa namamu?" tanya Key membelai yeoja itu.
"Kau sendiri siapa?" tanya balik yeoja itu meraih tangan Key yang menyentuhnya.
"Panggil saja aku Key." Ucap Key.
"Dan kau?" tanya Key.
"Kau tak perlu tau siapa namaku. Itu tidak penting." Ucap yeoja itu lalu mencium bibir Key.
Key terkejut akan reaksi yeoja itu. Ia memulai aksinya. Sangat mudah merebut jiwa yeoja itu dalam keadaan seperti ini. Tapi ada sesutu yang salah. Yeoja itu seakan menyedotnya. Yeoja itu menyedot bola yang ada di dalam tubuhnya. Sontak Key mengaktifkan kekuatannya dan mencoba merenggut jiwa yeoja itu. Ia sedikit kesulitan merenggut jiwa yeoja itu. Yeoja itu bukan yeoja biasa.
Key merasakan bola milik Seoyoung berada di mulutnya. Ia langsung saja mencabut jiwa yeoja itu dan menelan kemgbali bola Persefone milik Seoyoung. Key mendorong tubuh yeoja yang ada di hadapannya. Ia tersentak, ia menyentuh yeoja itu. Menatab wajah yeoja itu. Lalu suasana di sekitarnya semakin lama semakin gelap.
"Kau berhasil anakku. Aku tidak menyangka kau akan sekuat ini. Nah apakah kau siap menjadi manusia?" sahut sebuah suara.
Key mendongak ternyata appanya.
"Kenapa ada manusia di sini?" tanya appa Key.
Key terdiam. Wajahnya pucat.
"Apakah dia korbanmu yang ke seratus?" tanya appa Key lagi.
Key menelan ludahnya.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu karena aku sudah berjanji kepadamu. Sekarang berikan seratus jiwa yang telah kau renggut." Ucap appa Key.
Key menggeleng.
"Kenapa kau tidak ingin memberikannya kepadaku? Apakah kau stidak ingin menjadi manusia?" sahut appa Key.
Key memejamkan matanya dan berusaha menata perkataanya yang akan di katakan kepada appanya.
"Appa~ aku belum mendapatkan seratus jiwa." Ucap Key datar.
"Kau tidak akan ada di sini jika kau tidak mendapatkan seratus jiwa." Sahut appa Key.
Key menitikkan air matanya.
"Jiwa ke seratus adalah jiwa yang tak seharusnya ku renggut. Aku salah merenggut jiwa appa~" isak Key.
"Apa maksudmu? Kenapa kau menangis?" sentak appa Key.
"Dia bukan manusia. Aku telah merenggut jiwa yang salah." Isak Key.
"Aaa apa?" sahut appa Key.
BLUUUMMMM
Sebauh percikan api muncul di hadapan appa Key. Api itu menyala-nyala tiada padam. Api itu berwarna biru. Kemudian lama-lama api itu mulai sirna dan muncullah sebuah sosok. Sosok itu menatap Key.
"Berani-beraninya kau merenggut jiwa putriku." Ucap sosok itu menatap tajam Key.
Mata sosok itu berwarnah merah padam membara.
"Hades~ maksudmu? Yeoja itu putrimu?" tutur appa Key.
Sosok yang bernama Hades itu beralih ke appa Key.
"Ya kau pikir siapa dia? Dia adalah putriku. Anakku satu-satunya." Ucap Hades menarik pakaian appa Key.
"Mianhae~ ini semua salahku. Aaa aku… tidak sengaja merenggut jiwanya." Tutur Key tertunduk.
Hades melempar appa Key. Dia lebih hebat dari appa Key yang hanya seorang Lucifer. Dia adalah dewa Neraka. Penunggu Neraka. Makhluk yang tinggal jauh di bawah tempat tinggal Key.
"Mianhae? Kau telah merenggut jiwa putriku dan hanya berkata mianhae?" sentak Hades lalu mencekik dan mengangkat Key dengan tangan kirinya.
"Bahkan kau sudah mencuri Persefone milik putriku." Sentak Hades lagi lalu ia membanting Key.
Amarahnya sudah memuncak.
"Putriku memang tidak sekuat dirimu. Ia tidak sebanding dengan Lucifer. Tapi dia tetap putriku. Aku akan selalu melindunginya. Aku tidak segan-segan memusnahkan siapapun yang berani menyakitinya apalagi merenggut jiwanya." Tutur Hades.
Ia mengeluarkan kobaran api berwarnah biru menyala yang menyilaukan mata dari tangan kirinya. Ia hendak melemparkan nyala api itu kepada Key tapi urung.
"Seoyoung." Cletuk Hades.
"Kenapa kau membelanya? Dia telah merenggut jiwamu." Ucap Hades.
Key heran melihat Hades berbicara sendiri.
"Baiklah." Ucap Hades.
"Sekarang kau kembalikan jiwa putriku beserta bola miliknya." Sentak Hades kepada Key.
Key mendekati tubuh Seoyoung. Lalu ia teringat ia belum menyimpan jiwa Seoyoung. Saat ia menyadari bahwa itu Seoyoung ia melepaskan jiwa itu. Ia tidak sengaja melepaskannya.
"Kenapa?" sentak Hades melihat Key diam tak berkutik.
"Aku tidak membawa jiwanya. Jiwanya terlepas." Ucap Key.
"Cari jiwanya. Dia ada di sekitar sini." Ucap Hades berusaha sabar.
"Taa taaapiii aku seorang Lucifer. Aku tidak bisa melihat jiwa-jiwa yang melayang-layang." Tutur Key.
Hades melototinya. Key ketakutan.
"Baiklah aku akan berusaha menemukannya." Ucap Key.
Key menyelusuri segala penjuru berusaha mencari jiwa Seoyoung. Tapi ia tidak dapat menemukannya. Lalu ia mulai memejamkan matanya. Ia menggenggam tangan Seoyoung.
"Di mana kau saat ini." Cletuk Key pelan.
Ia mulai berkonsentarasi. Ia memusatkan pikiran dan kekuatannya. Lalu ia membuka matanya. Matanya berubah merah dan ia dapat melihat jiwa Seoyoung. Ia berusaha menangkap jiwa Seoyoung.
'Kenapa kau ingin menangkapku?' tanya Seoyoung.
'Aku ingin menyelamatkanmu.' Ucap Key.
'Untuk apa? Jika kau mengembalikanku kembali ke tubuhku kau akan kehilangan kesempatan untuk menjadi manusia.' Ucap Seoyoung.
'Aku mendapatkan jalan yang lain.' Tutur Key lalu menangkap Seoyoung dengan kekuatannya.
Ia mengembalikan jiwa Seoyoung. Tapi jiwa itu tidak mau masuk ke dalam tubuh Seoyoung.
"Gunakan bola itu untuk mengembalikan jiwa Seoyoung." Ucap Hades.
Key memasukkan jiwa Seoyoung ke dalam mulutnya. Lalu ia membuka mulut Seoyoung. Lalu ia memasukkan jiwa Seoyung dari mulut kemulut. Ia masih merasakan jiwa Seoyoung masih berada di mulutnya. Ia mencoba memuntahkan bola biru yang ada di dalam tubuhnya. Bola itu berhasil keluar dari tubuhnya masuk kedalam mulut Seoyoung bersama dengan jiwa Seoyoung. Key langsung mentup mulut Seoyoung. Ia menunggu.
Beberapa menit kemudian Seoyoung mulai membuka matanya. Ia bangkit.
"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Seoyoung.
"Appamu akan membantaiku." Sahut Key.
"Appa tolong jangan menghukumnya. Hukum saja aku. Aku telah melanggar perintahmu." Ucap Seoyoung berlutut di hadapan appanya.
Appanya mendesah.
"Aku tidak akan menghukum kalian jika kalian menikah." Ucap Hades.
"Mwo?" sahut Seoyoung dan Key bersamaan.
"Key akan menjadi manusia. Dia tidak bisa menikah denganku. Appa hukum saja aku." Sahut Seoyoung.
"Sekarang tidak mungkin Key merenggut jiwa lagi." Sahut appa Key yang sudah sadar.
"Baiklah aku akan menikah dengan Seoyoung." Sahut Key.
"Key apa yang kau katakan? Kau menyerah begitu saja setelah apa yang kita lakukan? Kau masih ada waktu untuk merenggut satu jiwa lagi dan menjadi manusia." Sahut Seoyoung.
"Aku tidak ingin kau mendapatkan hukuman." Sahut Key.
"Tapi kau mengecewakanku. Aku telah berusaha selama ini demi keinginannmu yang baru ku ketahu beberapa jam yang lalu." sahut Seoyoung.
"Bukankah kau mengatakan bahwa menjadi manusia ada hal yang bodoh. Kau mengatakan bahwa aku adalah Lucifer bodoh yang berkeinginan menjadi Lucifer." Sentak Key.
Seoyoung menangis.
"Kau tidak seharusnya membelaku. Ini semua salahku karena tidak dapat menjaga bola persefone milikku. Ini semua berawal dariku." Isak Seoyoung.
"Sekarang kau tidak dapat hidup bebas." Lanjut Seoyoung.
"Berhentilah menangis. Bukankah ini keinginanmu? Kau mengubah dirimu menjadi seorang yeoja yang dari tomboi menjadi feminim dan berusaha merebut bola persefone dariku karena kau tidak setujuh aku menjadi manusia." Sentak Key.
"Kenapa kau memaraiku?" isak Seoyoung menatap Key.
"Karena kau berusaha menolakku." Sentak Key meraih tangan Seoyoung.
"Apa maksudmu?" ucap Seoyoung mentap mata Key.
Matanya berkaca-kaca.
"Kau mencintaiku. Kenapa kau berusaha menolak itu." Ucap Key.
"Karena kau tidak mencintaiku." Ucap Seoyoung lalu ia memejamkan matanya dan menangis lagi.
"Pabo~ aku juga mencintaimu." Cletuk Key lalu memeluk Seoyoung.
Seoyoung tidak percaya dengan apa yang dikatakan Key.
"Apa kau bilang?" tanya Seoyoung dalam pelukan Key.
"Yeoja paboya~ sarangheyo~" bisik Key di telinga Seoyoung.
Seoyoung melingkarkan tangannya di tubuh Key.
"Gomawo~" isaknya.
"Akhirnya aku menemukan namja yang dapat menjaga Seoyoung." Tutur Hades.
"Dan akhirnya aku tidak kecewa dengan Key. Sekarang dia menjadi sepertimu Hades." Sahut appa Key.
"Ya~ dia menjadi penerusku. Mungkin karena ia menelan persefone dan kuat menhan kekuatan persefone di dalamnya. Sungguh dia bocah yang kuat." Ucap Hades.
"Aku juga tidak menyangka jika kekuatannya sungguh besar dan ia membutuhkan rangsangan seperti itu." Ucap appa Key.
"Jadi tanggal berapa mereka menikah?" sahut Hades menatap appa Key.
"Tanyakan saja kepada mereka yang akan menikah." Sahut appa Key.
"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Hades kepada dua sejoli yang sedang berpelukan.
"Terserah appa." Cletuk Seoyoung.
Key melepaskan pelukannya.
"Bagaimana jika kita makan Seoyoung. Aku lapar, aku ingin makan yang pedas-pedas." Cletuk Key.
Seoyoung tersenyum.
"Kau lucu." Ucap Seoyoung mencubit pipi Key.
"Kau manis." Ucap Key balik mencubit pipi Seoyoung.
Lalu mereka berdua lenyap.
"Kemana mereka pergi?" sahut appa Key.
"Mereka pergi kencan. Biar aku saja yang mengurus pernikahan mereka." Cletuk Hades lalu lenyap bersama api.
Appa Key geleng-geleng keplah.
"Jonghyun kau di langkai bahkan di kalakan oleh adikmu sendiri." Cletuknya lalu lenyap
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña