Descargar la aplicación
100% Sweet Dream / Chapter 10: Dreams Come True

Capítulo 10: Dreams Come True

"Mamama"

"Pa-pa"

"Mamama"

"Pa-pa"

"Mamama"

"Haah sudahlah, terserah kau saja, kau hanya memanggil mama saja, kenapa kau melupakan papa nak?"

Chanyeol terlihat kesal saat mengajari Putri kecilnya tentang bagaimana memanggil nya, tapi bayi berusia 8 bulan itu hanya terkekeh melihat ayahnya yang terlihat kesal karena dia tidak juga mengikuti ayahnya mengatakan 'papa'.

Beginilah kegiatan Chanyeol saat sedang libur dari pekerjaanya, saat ini Chanyeol tinggal di Osaka bersama keluarga Baekhyun, laki-laki itu bekerja di sebuah rumah sakit di kota itu, dan apartemen mereka tidak terlalu jauh dari tempat Chanyeol bekerja.

Chanyeol benar-benar memulainya dari nol, dia sempat tinggal di rumah Keluarga Baekhyun, dan mereka berdua pindah setelah menikah.

Bayi lucu itu hanya terkekeh sambil sesekali menggigit jari-jari kecilnya dengan gusi yang hanya di tumbuhi beberapa gigi susu.

"Mamama"

Dia terus saja menggoda Chanyeol dengan terus mengatakan 'mama', bukan 'papa' seperti apa yang di ajarkan Chanyeol.

"..."

Chanyeol balas menggodanya dengan memunggunginya dan mengabaikan putri kecilnya yang merangkak dan memukul-mukul punggungnya.

Chanyeol masih memunggunginya, hingga terdengar tangisan dari bayi perempuanya.

"Oppa!!, apa yang kau lakukan padanya?" Baekhyun Tiba-tiba masuk ke kamar mereka saat mendengar suara tangisan putrinya.

Baekhyun duduk di tepi tempat tidur dan mengangkat tubuh gempal bayi perempuanya, dan memukul pelan lengan Chanyeol yang sekarang duduk menghadapnya.

"Aigo mianhae" Chanyeol mengusap-usap pipi putri kecilnya, pria itu terlihat menyeesal sudah menggodanya hingga menangis.

"Ish!, baru ku tinggal sebentar Aeri sudah menangis" Wajah Baekhyun terlihat kesal.

"Aku tidak melakukan apa-apa, aku bersungguh-sungguh" Chanyeol membela diri.

"Ah sudahlah, sssttt...memang papa-mu nakal nak" Baekhyun menepuk-nepuk pelan bokong Aeri untuk menenangkanya kemudian menyusuinya.

Chanyeol hanya tersenyum melihat putri kecilnya yang sedang menyusu dan tangan kecilnya memainkan rambut Baekhyun yang sedikit menjuntai ke depan.

"Baek" Panggil Chanyeol dengan suara rendah, saat ini Baekhyun masih menunduk menatap putrinya yang sekarang menepuk-nepuk dadanya pelan.

"Hmm?, wae oppa?" Baekhyun menoleh pada laki-laki yang menikahinya 2tahun lalu itu.

"Terimakasih" Chanyeol mengecup pelipis Baekhyun "...terimakasih kau sudah percaya padaku, ini tidak mudah untuk kita"

"Oppa--"

"Kau pasti kesulitan karena aku, maafkan aku" Chanyeol mengecup bibir Baekhyun dan mulai melumat nya pelan.

'buk!'

Aeri yang berada di pangkuan Baekhyun memukul leher Chanyeol, tapi itu tidak menghentikan kegiatanya yang masih memagut bibir gadis itu.

Lagi, tangan gadis kecil itu memukul Chanyeol dan tepat mengenai pipinya membuat ciuman mereka harus terhenti begitu saja.

"Wae? Kenapa kau memukul papa-mu ini nak?, apa salahku?" wajah Chanyeol memelas, tapi gadis kecil itu hanya terkekeh melihat ayahnya.

"papapa"

"Whoaa, kau memanggilku?" Chanyeol terlihat senang saat Aeri mengatakan memanggilnya papa "...Aigoo uri Aeri"

Chanyeol mengangkat tubuh gempal Aeri ke udara kemudian laki-laki itu menggitiki perut buncit Aeri dengan berpura-pura menggigit nya, membuat bayi perempuan itu terkekeh. Baekhyun hanya tertawa melihat pemandangan di depanya itu.

Chanyeol begitu kekanakan jika dia cemburu saat dirinya hanya meladeni bayi mereka, juga saat bayi mereka hanya menempel pada ibunya.

Tawa mereka Tiba-tiba terhenti saat mendengar suara bel rumah yang berbunyi.

"Nugu?" Chanyeol duduk dan memangku Aeri.

"Aku tidak tahu" Baekhyun menggeleng dan bangkit dari duduknya.

"Biar aku saja" Chanyeol mencekal tangan Baekhyun, kemudian beranjak sambil menggendong Aeri.

Baekhyun hanya mengikuti Chanyeol dari belakang.

Chanyeol hanya mematung di depan pintu setelah melihat siapa yang datang bertamu.

"Oppa--" Baekhyun berdiri di samping Chanyeol.

Baekhyun melihat seorang pria paruh baya hanya berdiri di depan pintu tengah berhadapan dengan Chanyeol.

"Apa dia istrimu?"

"Ya, aku istri Chanyeol Oppa, nugu-"

"Abeoji, jika kau memintaku meninggalkanya-" Chanyeol menarik Baekhyun agar berdiri di belakangnya.

"Pulanglah, Ibumu merindukanmu" Ayah Chanyeol melihat bagaimana Chanyeol melindungi istrinya, sedangkan satu tanganya masih mendekap erat putri kecilnya

"...Maafkan kami nak, tidak seharusnya kami membiarkanmu pergi, permisi"

Pria itu berbalik dan meninggalkan apartement Chanyeol.

"Tunggu" Baekhyun menyusul pria itu.

"Aku tidak akan menyeretnya pulang, aku tidak akan mengekangnya lagi, jadi jika ada waktu kunjungi kami, ibunya sangat merindukan putranya" Ayah Chanyeol masih membelakangi Baekhyun.

"Abeonim" panggil Baekhyun lagi, kali ini pria itu berbalik dan tersenyum padanya.

"Nak, kalian harus saling menjaga, berbahagialah"

.

.

.

Beberapa hari lalu Keluarga kecil Chanyeol kembali ke Korea, tentu saja setelah perdebatan yang alot antara Chanyeol dan Baekhyun.

Chanyeol tetap dengan keputusanya, jika dia tidak akan pernah kembali ke rumah keluarganya, tapi Baekhyun mampu mengubah keputusan Chanyeol dan menyadarkan laki-laki itu jika keluarga tetaplah keluarga, seburuk apapun mereka, tetaplah bagian dari diri kita.

"Baek"

"Hmm?"

"Apa kau merindukan tempat ini?" Keduanya tampak berjalan kaki sembil bergandengan tangan dan Chanyeol yang menggendong Aeri didadanya.

"Hmm entahlah" Keduanya berhenti saat lampu pejalan kaki menunjukan warna merah.

"Apa kau ingin kembali tinggal disini?" Chanyeol mengeratkan tautan jemari mereka.

"Asalkan bersamamu, aku bersedia tinggal dimanapun"

"Eoh?, apa kau sedang berkata romantis padaku?" Chanyeol melihat Baekhyun dengan tatapan mengejek.

"Ish!" Baekhyun memukul lengan Chanyeol.

"Hahaha" Chanyeol tertawa mengejek.

"Oppa" Baekhyun tiba-tiba, membuat laki-laki itu berhenti tertawa.

"Hmm" Chanyeol sambil menarik Baekhyun, karena lampu sudah berubah hijau.

"Kenapa kau pergi dari rumah demi aku?, mereka baik padaku, eomma, abeoji, Jisoo" Keduanya saling menatap.

"Haahh...ada hal yang tidak kau mengerti Baek, sudahlah jangan membahasnya lagi, yang penting mereka menerima kalian dengan baik" Chanyeol membuang nafas kasar, dia tidak ingin mengingat kejadian itu.

"Tapi Oppa"

"Wae?"

"Adikmu lebih tampan darimu, dia lebih berkharisma, ya begitu" Baekhyun tersenyum manis saat mengingat Jisoo adik laki-laki Chanyeol.

"Apa kau menyukainya?" Chanyeol terlihat tidak suka.

"Tidak, bukan begitu" Baekhyun melambaikan tanganya, tapi Chanyeol malah mengabaikanya dan membuang muka "...Yakk Oppa!!"

"Baek, sakit!" Chanyeol berteriak saat Baekhyun menarik telinganya.

"Kenapa kau cemburu pada adikmu, itu tidak keren Oppa"

"Siapa yang mengatakan aku cemburu" elak Chanyeol.

"Tidak ada yang mengatakanya, tapi matamu yang memberitahuku"

"Tidak"

"Iya"

"Tidak"

'buk!'

Sebuah pukulan mendarat tepat di bibir Chanyeol. Itu Aeri yang terbangun dan tak sengaja memukul papa-nya

"Kenapa kau memukul Papa-mu lagi nak?" Wajah Chanyeol memelas, sedangkan Baekhyun hanya tertawa melihat keduanya.

.

.

.

"Baek, apa kau tahu?, saat aku tidak bisa mengingatmu, selama itu aku memimpikan sesuatu yang indah tapi menyakitkan"

Chanyeol mendekap Baekhyun dan menjadikan lenganya sebagai bantalan.

Aeri sudah tidur setelah kenyang menyusu pada mama-nya.

"Eoh Benarkah?, apa?" Baekhyun mangangkat wajahnya dan menatap Chanyeol.

"Aku selalu bermimpi hal yang sama, aku berdiri di depan altar dengan tuxedo hitam, lalu datang seorang gadis menghampiriku dengan membawa buket bunga, dia juga menggunakan mahkota bunga di kepalanya" Chanyeol membenamkan kepala Baekhyun kedadanya.

"Kau mimpi menikah?, bukankah itu mimpi indah?" Baekhyun kembali mengangkat wajahnya.

"Memang itu adalah mimpi yang indah, akupun merasa bahagia disana, tapi saat aku terbangun aku merasakan perasaan aneh" Kali ini Chanyeol menunduk dan wajah keduanya berhadapan "...perasaan bahagia, menyesal, dan sakit" Chanyeol mengangkat kembali wajahnya, tanganya memeluk pundak Baekhyun dan menepuknya pelan.

"Aneh" Baekhyun menyusupkan wajahnya di ceruk leher Chanyeol.

"Dan setelah bertemu lagi denganmu, mimpi itu kembali datang"

"Apa gadis itu aku??" Baekhyun masih bertahan pada posisinya.

"Akupun baru mengetahuinya, rasa menyesal dan sakit itu adalah perasaan yang aku rasakan karena aku tidak bisa mengingatmu dan melupakanmu" Chanyeol seolah menerawang ke masa lalu.

"Oppa, apa kau begitu mencintaiku?" Baekhyun kembali menatap wajah Chanyeol.

"Saat itu tidak" Chanyeol hanya menatap kedepan.

"..." Baekhyun hanya diam saat mendengar jawaban Suaminya.

"Tapi, setelah kehilanganmu, aku baru menyadarinya jika aku mencintaimu" Chanyeol mengecup kepala gadis itu, dia merasakan jika gadis itu mulai menangis "...Jangan menangis"

"Kau jahat Oppa, aku menyukaimu sejak dulu, tapi kau tidak menyukaiku saat itu" Baekhyun memukul dada Chanyeol, gadis itu benar-benar menangis.

"B-Baek"

'Ya Tuhan, aku salah bicara'

"Kau jahat" Baekhyun terus saja memukul-mukul dada Chanyeol.

"Ak-aku, hanya menceritakan yang sebenarnya" dalih Chanyeol.

"Tapi kau tidak mencintaiku" Baekhyun masih menangis.

"Itu kan dulu"

"Sama saja"

"Sstt...Jika aku tidak mencintaimu, tidak mungkin aku mengikutimu ke Jepang dan melepaskan semua yang aku miliki demi gadis manja sepertimu" Chanyeol memeluk Baekhyun untuk menenangkannya.

"Kau mengataiku manja??"

'Astaga, aku salah lagi'

.

.

.

END

Akhirnya ini end juga

Sebenernya ff ini mekar sampe 10, awalnya ini short story yang cuma 5 chapter, tapi mekar kayak bunga

Btw, thanks dah vote dan comment

Sedikit info, tittle 'Beau Reve' itu gue ambil dari bahasa perancis, artinya sederhana aja 'Sweet Dream' alias mimpi indah, ga tau bener apa engga nya, ya klo salah mohon di koreksi aja.

Semoga ini Happy ending dan manis, walaupun gue sendiri ga yakin klo ini manis, akhir kata sih gue ucapkan banyak terima kasih pada readers sekalian.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C10
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión