Jimmy keluar dari kamarnya menuju sebuah bar yang berada dalam hotel. Jimmy menyewa seluruh bar terturup itu untuk malam ini. Bar itu sangat sepi. Bahkan tidak ada bar tender yang ada di sana.
Semua kamera CCTV telah di matikan mengingat status Jimmy.
Jimmy menikmati kesendiriannya sambil beberapa kali menegak sebotol kecil wiski.
Botol yang bertuliskan macailan tiba tiba di rebut oleh seorang gadis. Gadis itu langsung menegaknya.
Gadis itu memakai gaun yang sangat terbuka. Malam ini gadis itu memakai gaun merah dan menggerai rambutnya untuk mempertegas kesan seksi.
"Bukankah kau seharusnya bersama suamimu malam ini?" Tanya Jimmy dengan dingin
"Bukankah kau sendiri harusnya sedang bersama istri tercintamu? Atau perlukan kita making love di depannya?" Tanya gadis itu menantang.
Tanpa banyak bicara. Gadis itu langsung mendorong Jimmy dan mencium sepihak bibir Jimmy dengan rakus.
Tiba tiba ciuman mereka terhenti begitu ada lampu flash menyinari mereka.
"Ini cukup menjadi bukti untuk membuat istrimu menceraikanmu." Ancam gadis itu sambil menunjukan hasil foto tersebut.
"Apa maumu?" Tanya Jimmy acuh
"Jangan tinggalkan aku. Itu sudah cukup bagiku. Pria brengsek itu sudah cukup membuatku kesepian!" Jawab wanita itu sambil membujuk Jimmy
"Baiklah." Kata Jimmy sebelum dia memulai ciuman mendalam pada gadis itu
"Sepertinya ini bukan tempat yang tepat." Kata gadis itu di sela ciuman bergairah mereka.
⌚02.00 Pagi⌚
Jimmy keluar dari sebuah kamar. Keadaan Jimmy berantakan. Terlihat dari rambut dan pakaiannya. Dia melihat kedalam kamar sekali lagi sebelum dia pergi.
Rumah gadis itu berada di beberapa block rumah Jimmy dan Ji Eun. Mereka ada di kawasan elit yang sama. Jimmy mengendarai mobilnya dan berhenti di depan sebuah taman besar dalam kawasan rumahnya.
Dia tertidur dengan nyenyak di dalam mobil sampai matahari membangunkannya.
( selesai flashback )
Jimmy terkejut begitu keluar dari kamar. Ji Eun tertidur di depan kamar mereka. Keadaannya begitu mengenaskan. Gaun yang ia pakai masih melekat di tubuhnya padahal dua hari telah berlalu.
Jimmy sudah mandi dan memakai baju santai saat itu. Jimmy dalam keadaan lebih baik hari ini. Ia menggendong wanita pemilik kantong mata yang benar benar hitam.
Ji Eun membuka mata saat akan di letakan di tempat tidur mereka. Sebenarnya ia telah bangun begitu Jimmy membuka pintu dan menggendonnya.
Namun, dia tak tau harus berbicara apa pada Jimmy. Ji Eun akhirnya membuka mata karena takut di tinggalkan lagi.
"Maaf membuatmu kawatir, honey. Ini tidak akaan terulang lagi." Bisik Jimmy kemudian mencium kening Ji Eun.
"Baiklah" ucap Ji Eun hampir menangis lagi.
Hanya itu yang dapat ia katakan. Kemarahan, kebencian, kekawatiran, kesedihan semuanya telah sirna dengan kata kata yang ia dengar dari Jimmy.
Ji Eun sudah tidak perduli lagi bila kemarin Jimmy bercinta dengan wanita lain. Mungkin itu hanya kesalahan satu malam. Semua orang pernah berbuat salah. Termasuk Ji Eun dan Jimmy.
Yang sebenarnya adalah Ji Eun terlalu takut di tinggalkan. Dia hanya menghibur dirinya sendiri bila hanya pilihan itu yang ia punya.
Jimmy dapat memaafkan Ji Eun maka Ji Eunpun harus berlaku demikian. Begitulah pikir Ji Eun. Di dunia Ji Eun, hanya Jimmy harapan yang di miliki Ji Eun. Dia terlalu mencintai Jimmy.