"He he ... Ahhh ... Malas rasanya keluar kalau sudah mendapat ciuman. Tapi, aku harus pergi. Ya sudah, aku akan keluar sekarang. Kamu baik-baik saja di rumah dan jangan berfikir macam-macam. Percaya dan berdo'alah agar aku berhasil!" Ucap Lion dengan senyum dan tatapan yang lembut.
"Iya sayang. Aku akan selalu mendo'akan mu!" Sahut Nana dengan senyum yang merekah.
Setelah itu Lion mencium perut Nana lalu keluar dari ruang kerjanya itu. Sepeninggal Lion, Nana merasa lemas dan meneteskan air mata. Ia berfikir sudah melakukan hal terbaik dengan melepas kepergian suaminya dengan senyuman dan kekuatan yang ia tunjukkan. Meski sebenarnya hatinya resah dan dipenuhi kekhawatiran.
'Ya Allah ... Aku tidak baik-baik saja ketika melihat suamiku menangis dan terancam bahaya. Namun, aku harus berpura-pura kuat agar ia juga kuat. Jadi, aku mohon lindungi dia dan bawa ia kembali dalam keadaan sehat. Aamiin.' Batin Nana seraya merosot ke lantai.