Nana tersipu malu mendengar penjelasan Lion, dia menunduk dan tersenyum setelah itu dia kembali menatap Lion. "Ayo kita ke sebelah sana ! kita cari sayuran segar dan daging segar".
Lion mengangguk dan tersenyum melihat ekspresi Nana yang malu, Lion mengikuti Nana dari belakang, meski itu pasar dan pertama kalinya Lion masuk tapi tidak membuatnya merasa tidak nyaman karena baginya di manapun dia berada selama ada Nana maka itu adalah tempat yang indah.
Entah mengapa Lion merasa menjadi orang yang berbeda ketika melihat tingkah menggemaskan Nana.
"Lion aku kasih tau ni ya, sekali-kali itu kamu harus masak bahan makanan yang segar-segar, jangan hanya di supermarket aja, karena yang segar itu lebih nikmat, kamu setuju kan?" Nana berjalan di depan Lion sambil ngoceh tentang ikan segar dan sayuran yang segar.
"Aku tidak bisa masak" jawab Lion sambil fokus merekam semua yang di lakukan Nana.
Nana berbalik menatap Lion dan terlihat cembrut di dalam rekaman.
"Apa yang kamu lakukan?" Nana mencoba menyingkirkan camera Lion karena dia merasa tidak enak di rekam begitu.
"Lagi merekam kegiatan di pasar" jawab Lion.
Nana masih menatap handphon Lion dengan ekspresi bingung, "Untuk apa? "
"Aku ingin membuat pasar yang steril khusus buat kamu, biar kamu bisa belanja sehat dan tidak berdesak-desakan" lanjut Lion.
Ekspresi Nana menjadi rumit, "terserah kamu dah, sekarang kita pulang aku sudah selesai belanjanya"
Lion mengangguk dan segera mengikuti Nana dengan patuh.
Ketika sampai di depan pasar, tiba-tiba Nana berbalik menatap Lion sambil menjulurkan tangan kanannya.
"Apa?" tanya Lion dengan bingung melihat Nana yang menjulurkan tangannya.
Nana tersenyum, "Aku ingin makan eskrim, boleh aku pinjam uangmu?"
Lion menjepit alisnya. "Kamu sudah banyak meminjam uangku, bagaimana kamu bisa membayarnya? "
Nana menunduk sambil cemberut, "Kenapa kamu mulai perhitungan begitu, bahan makanan ini kan untuk kamu juga"
Lion tersenyum licik dan berbisik di telinga Nana, "Kalau begitu kamu harus masak yang enak untukku"
"Setuju heee... " Nana tersenyum kegirangan mendengar perkataan Lion.
Lion langsung menarik tangan Nana dan membelikannya eskrim, Nana sangat senang karena eskrim adalah vaforitnya.
Beberapa saat kemudian, Nana dan Lion sampai di hotel, segera setelah menghabiskan eskrimnya, Nana langsung bergegas menuju dapur dan memulai masak.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Lion sambil menggulung lengan kemejanya sampai siku.
Sambil memotong-motong wortel, Nana berkata, "Kamu lebih baik duduk saja, aku akan selesai secepatnya"
Lion mengabaikan perkataan Nana, dia malah mendekat dan mengambil pisau, "Akau akan membantumu"
Nana menatap Lion dan menarik nafas dalam, "Baiklah, tapi jika kamu menghancurkan sayuran-sayuran ini maka jangan salahkan aku jika kamu yang akan aku goreng"
Lion mengangguk tanpa komentar apa-apa, baginya ancaman Nana tidak lebih hanya angin lalu saja.
Akhirnya mereka berdua memasak bersama, beberapa kali juga Nana harus mengomeli Lion yang tidak bisa memotong sayuran dengan benar.
"Liooonn... apa kamu mau meberi makan kelinci?" tanya Nana dengan kesal.
Lion menatap Nana dengan bingung, "Apakah aku salah lagi?"
Nana menarik nafas dan tanpa sengaja dia memegang tangan Lion dan mengajarinya memotong wortel dengan benar, "Potongnya itu harus kecil-kecil biar bentuknya indah dan cepat matang"
Merasa Lion tidak mendengarkannya, ekspresi Nana menjadi kesal dia mendongak menatap Lion seketika itu jantungnya berdetak kencang melihat tatapan lembut Lion dengan senyum simpul yang menggoda, ternyata sejak tadi Lion diam karena sibuk memperhatikan Nana.
Melihat Nana tertegun dengan senyum licik. Lion mencuri ciuman di bibir Nana, setelah itu dia memalingkan wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Apakah ikannya sudah boleh di goreng?" tanya Lion mencoba mengalihkan pembicaraan.
Nana masih tertegun, mendengar suara Lion dia mengedip-ngedipkan matanya dan mencoba menyadarkan dirinya.
"Apakah tadi Lion menciumku?" batin Nana.
Setelah sadar, Nana menatap Lion dengan ekspresi gelap, langsung saja dia mencubit pinggang Lion tanpa ampun.
"Auuu.. Nana apa kamu sedang berusaha menggodaku?" Tanya Lion sambil meringis memegang pinggangnya yang sudah kena cubitan Nana.
"Rasain tuh cubitan maut, dasar otak mesum beraninya kamu mencuri ciumanku ketika aku lengah" Kata Nana dengan kesal.
Lion tersenyum licik, dia membalas tatapan Nana dengan tatapan lembut, Nana mulai berfikir buruk melihat tatapan Lion, "Bebek gila ini mau apa, kenapa dia semakin dekat? "
Lion tersenyum melihat raut wajah Nana yang ketakutan, dengan cepat dia menarik pinggang Nana dan menempelkan tubuhnya dengan tubuh Nana.
Merasa terancam Nana berusaha mendorong Lion, "Lepasin aku Lion, tolong jangan macam-macam!"
Lion mendekatkan wajahnya di wajah Nana kemudian berbisik di telinganya, "Tenang saja aku tidak akan melakukan macam-macam, tapi cukup satu macam aja"
Nana merasa panas dingin mendengar bisikan Lion, "Apa itu?"
"Aaaa.... ikanya gosong Lion" kata Nana sambil menengok kearah penggorengan yang berasap.
Lion melirik asal asap itu dan segera melepaskan Nana, "Ini gara-gara kamu kita tidak bisa makan ikan" lanjut Nana dengan kesal.
"Kan masih ada nasi goreng yang sudah kamu buat tadi" kata Lion mencoba menenangkan Nana.
"Tapi aku ingin makan nasi goreng dengan ikan" ucap Nana dengan cembrut.
Sebenarnya tadi Lion hanya ingin ngerjain Nana dan tidak berniat mengganggunya untuk memasak apalagi sampai ikannya gosong begitu.
"Iya maaf, lain kali kita makan ikan lagi, ya udah ayo kita makan yang sudah ada aja!"
Dengan terpaksa Nana mengangguk dan membawa dua nasi goreng yang sudah dia siapkan ke meja makan.