Descargar la aplicación
82.35% Keluarga Denzel / Chapter 56: Kau Percaya Padaku Bukan?

Capítulo 56: Kau Percaya Padaku Bukan?

Wenda mengerang lemah, kepalanya mendadak pusing. Dia berusaha membuka matanya untuk melihat sekeliling. Tempat tersebut terlihat asing dan bukannya dia berada di pesta?

Wenda berangsur duduk dan mengusap kasar wajahnya. Suara erangan dari samping lantas mengejutkannya! Dia menoleh pada asal suara dan menemukan Leo terbaring di samping.

"Leo," ucap Wenda masih kaget. Leo membuka matanya pelan melihat Wenda, matanya melebar dan merubah posisi.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Leo bingung.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu dan kita sekarang ada di mana?" tanya Wenda juga heran.

"Ini pasti kamar hotel. Kenapa kita berdua bisa ada di sini ya? Apa kau ingat apa yang terjadi padamu?" Wenda menggeleng. Setahunya dia mengantuk dan tidur di sofa lalu tak ada yang dia ingat lagi.

"Kalau kau?" Leo terlihat sedang berpikir dan kemudian menggeleng.

"Aku tak ingat aku dibawa ke sini." jawab Leo.

💘💘💘💘

Di pesta, Axton terlihat gelisah. Setelah dia berbincang panjang dengan Tuan Fredikson, dia mencari Wenda di seluruh area pesta tapi istrinya tak kelihatan batang hidungnya.

Cody datang menghampiri Axton dengan raut wajah yang tak menyenangkan. "Bagaimana kau sudah menemukannya?" Cody menggeleng.

"Aku sudah mengerahkan semua bodyguard tapi aku tak bisa menemukan Nyonya." jawab Cody. Perasaan Axton semakin cemas, apa terjadi sesuatu pada wanita kesayangannya?

Brenda melihat raut kekhawatiran dari Axton, apa Wenda sepenting itukah sampai-sampai Axton terlalu mencemaskannya? dihampirinya bos besar lalu memanggilnya, "Aku lihat Presiden sedang cemas apa anda sedang berpikir tentang Wenda?"

Axton menoleh pada Brenda. "Kau tahu di mana dia?" tanya Axton penuh minat. Brenda mengangguk.

"Aku ingin bertemu dengan dia, apa boleh kau mengantarku?" Brenda mengangkat salah satu sudut bibirnya. Dia lalu berjalan menjauh dari Axton dan menyalakan tv yang sedari tadi mati.

Dia lalu merubah channel dan menonton seorang wartawan yang kini melaporkan di sebuah koridor hotel yang tak asing. Sudah pasti koridor tersebut adalah hotel yang mereka tempati sekarang.

Mendengar nama Leo disebutkan, Fredikson mendekat dan menonton tv tersebut. Wartawan tersebut mengatakan bahwa Leo saat ini tengah berduaan bersama dengan seorang karyawati di dalam kamar hotel.

Mereka berada di tempat itu karena ingin memastikan kabar tersebut benar. Wartawan terus berbicara dan akhirnya kamera menyorot sebuah pintu kamar yang dikabarkan bahwa kamar tersebutlah tempat di mana Leo dan seorang karyawati berada.

Tiba-tiba pintu terbuka, tampaklah Leo yang berjalan keluar dengan memegang kepalanya. Begitu kilatan cahaya dari kamera mengenai matanya, Leo terkejut melihat beberapa orang menyorotnya sementara beberapa orang lain sibuk memotret Leo.

Leo menoleh kearah pintu berharap bahwa Wenda tak akan keluar tapi itu hanyalah harapan semata, faktanya sekarang Wenda yang masih pening ikut keluar dari kamar.

Dia juga tampak terkejut dengan banyaknya wartawan. Axton membeku sementara Fredikson menghela napas berat. Tanpa mengatakan apa-apa, Axton berjalan meninggalkan pesta tersebut.

Diikuti dengan Cody di belakang, dia khawatir dengan bosnya itu terutama saat Cody melihat Axton sama sekali tak memiliki ekspresi. Leo diserang beribu pertanyaan yang membuatnya kalap ditambah dengan kepalanya agak pusing makin bertambah rasa sakitnya.

Tapi demi Wenda, wanita itu sama sepertinya. Tak tahu apa yang terjadi. Dia segera memakaikan jasnya pada Wenda untuk menutupi wajahnya dan berjalan cepat bersama Wenda, menjauh dari wartawan yang terus mengikuti mereka berdua.

Beruntung lift tiba begitu keduanya berjalan cepat. Mereka segera masuk dan menekan tombol menuju ke lantai bawah. Keduanya mengambil ponsel dengan tujuan yang berbeda, Leo mengambil ponsel untuk melihat berita yang hangat diperbincangkan sementara Wenda berusaha menelpon Axton.

Hasilnya nihil, Axton tak pernah mengangkat teleponnya membuat Wenda cemas, apa dia tak mengangkat teleponnya karena sudah menonton berita tentang Leo dan dirinya?

Leo terus menatap nanar layar ponselnya. Berita tentang dirinya dan Wenda tersebar sangat cepat. Suara isakan menginterupsi Leo dan menemukan Wenda meneteskan air matanya sambil terus mencoba menghubungi suaminya.

"Kenapa kau menangis?" tanya Leo bersimpati pada Wenda. Wenda menoleh pada Leo, dihapusnya air mata yang mengalir di pipinya.

"Axton, dia tak menjawab teleponku." jawab Wenda sesegukan. Belum berusaha menghibur, dia mendapat telepon dari sang Ayah dan segera diterimanya.

"Halo," sapa Leo.

"Leo, kenapa kau bisa berada satu kamar dengan Nona Wenda?! Kapan kau berada di sana?!" marah Fredikson.

"Ayah, jangan marah dulu. Jujur, aku tak tahu kenapa aku bisa sekamar dengan Nona Wenda. Aku dijebak Ayah!" sahut Leo.

"Apa maksudmu dijebak hah?!" Leo kembali menatap Wenda lalu mengatakan.

"Aku akan menjelaskan semua kesalahpahaman ini, tapi sebelum itu aku mempunyai urusan penting. Jadi sampai jumpa di rumah!" Leo menutup teleponnya tanpa peduli dengan ledakan amarah Fredikson.

"Apa dia masih belum menjawab teleponmu?" Wenda mengangguk semakin lama dia semakin cemas. Mencemaskan Axton dan mencemaskan hubungannya.

"Aku mengantarmu pulang sekarang, mungkin dia ada di sana." Wenda hanya kembali mengangguk dan pasrah saja ketika Leo membawanya ke tempat parkir.

💘💘💘💘

Sesampainya di kediaman Axton, Wenda bergegas turun dari mobil Leo masuk ke dalam rumah sementara Leo pulang menuju rumahnya menyelesaikan masalah bersama dengan keluarganya.

Wenda masuk dan menemukan Cody bersama dengan beberapa pelayan lain. Raut wajah mereka tampak cemas. "Nyonya," ucap Cody melihat Wenda menghampiri mereka terburu-buru.

"Di mana Axton?" tanya Wenda.

"Dia mengurung diri di kamar Nyonya, kami khawatir dengan keadaan Tuan." jawab Cody.

"Apa dia melihat ..." Cody diam awalnya dan mengangguk pelan. Wenda segera berjalan menuju pintu kamar Axton, dia lalu mengetuk pintu kamar Axton yang dikunci dari dalam.

"Axton, ini aku Wenda." Tak ada jawaban dari dalam kamar.

"Aku tahu kamu mendengarku dan sangat kecewa dengan apa yang terjadi di tv tentangku bersama dengan Leo tapi itu hanya kesalahpahaman..aku ... aku tak melakukan sesuatu dengan Leo. Aku tak tahu kenapa aku bisa berada di sana dan kau tahu juga kalau aku mencintaimu, Axton." Wenda terisak di depan pintu kamar Axton.

"Aku mencintaimu." lanjut Wenda dengan nada pelan. Wenda bisa merasakan kakinya lemas, hampir saja dia terjatuh jika saja Wenda tak segera menopang tubuhnya di pintu. Pelan tapi pasti, Wenda menjatuhkan tubuhnya dengan pelan tanpa merubah posisi punggungnya yang bersentuhan dengan pintu.

Dia terduduk, air matanya terus mengalir di kedua pipinya tanpa henti. "Kau percaya padaku, bukan?" lirih Wenda dalam isak tangisnya.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C56
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión