Ditya, Vania dan May pergi keluar kamar dan menghampiri Putra yang sedang menunggu di luar sambil terus mencoba menghubungi Ditya. Ternyata, Putra tidak datang sendirian. Dia datang bersama Andi. Mungkin dia butuh dukungan moril dari salah satu temannya untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Betapa terkejutnya Putra saat melihat Ditya dan Vania keluar bersamaan. Dia tidak menyangka bahwa Vania datang menghampiri Ditya. Kenapa aku mengalami hal buruk seperti ini, pikir Putra. Belum cukupkah masalah yang aku hadapi sampai detik ini?
"Ditya . . . Vania . . ." kata Putra terbata.
Andi juga tidak kalah kaget dengan Putra. Walaupun dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini, namun dia ikut merasakan sensasi yang dirasakan Putra. Dia berpikir betapa sialnya Putra hari ini.