Descargar la aplicación
9.17% Memory Of Love / Chapter 10: Ancaman Atau Permintaan

Capítulo 10: Ancaman Atau Permintaan

Tak terasa 10 bulan telah berlalu siswa kelas XII sudah sibuk mempersiapakan Ujian Nasional mereka disibukan dengan berbagai pelajaran tambahan karena Ujian tinggal 2 Minggu lagi, Hal tersebut membuat pertemuan Edwin dan Bila sangat jarang hingga tumbuh kerinduan mendalam diantara mereka.

Beberapa hari lalu Felisha menemui Salsabila memintanya untuk menjauhi Khafiz, namun walaupun ia sudah melakukannya tetap saja Khafiz tidak lelah mengejar Bila membuat Felisa meradang, ia berpikir seolah-olah Bilalah lah yang mengejar Khafiz, dan pada akhirnya Felisa membuat rumor bahwa Salsabila adalah cewek tidak baik.

Salsabila menuju kelas Khairina untuk meminjam buku, kebetulan Khairina satu kelas dengan Felisa hingga banyak siswi memandang sinis ke arah Bila.

" Cewek berjilbap kok murahaan" sindir seorang salah satu sahabat Feli.

Mendengar hal itu Bila hanya diam, ia memilih diam untuk menghindari keributan.

Setiap hari ada saja gangguan yang Bila alami karena ketidak sukaan Feli pada Bila, hingga teman satu kelasnya seolah menjauhi Bila hanya Fani seorang yang tetap berada disamping Bila dan memberi semangat, entah berapa kali Feli mendatangi Bila hanya untuk mengatakan hal buruk tentang dia bahkan kali ini Feli melabrak Bila di Kantin.

" Bila lo ga ada puasnya ya bikin gua gedek"

" Maksut kamu apa" kali ini Bila menujukan sisi lainnya"Oh ya Fel kalau kamu memang ingin Khafis jadi pacar kamu usaha dong, ga cuma ngancem aku, asal kamu tahu ya aku udah berusa ngejauh dari Khafiz tapi tanya aja sama Khafiz kenapa dia masih tetep deketin aku" Bentak Bila.

Mendengar perlawanan Bila Feli semakin getam ia mengangkat tangannya untuk menapar Bila namun niatnya urung karena justru Bila mencekal tangannya dan menahan tangannya dibelakang pinggang, sambil menahan sakit Feli menverca Bila.

" Bila....jahat banget lo, sakit..... tolongin".

" Jangan kamu pikir aku takut ya sama kamu mentang-mentang selama ini aku diem, ambil Khafiz noh....aku ga butuh" Bila melepas tangan Feli lalu pergi meninggalkannya.

Namun Feli tidak tinggal diam ia segera berlari dan menjabak Bila dari belakang, saking kerasnya tarikan itu hingga jilbap Bila terlepas, seketika wajah Bila memerah dan ia mebalas jambakan Feli, keributanpun tidak terhindarkan Bila sudah tidak peduli rambut hitam panjangnya sudah tergerai, ia tampak begitu murka pada Feli hingga seolah-olah ia akan meremukan gadis itu. Keributan itu baru terhenti ketika pak Natan datang melerai dan membawa keduanya menuju ruang BP.

Mereka mendapat teguran di ruang, mereke harus menanda tangani surat perjanjian dan membersihkan beberapa ruangan, setelah selesai melaksanakan hukumannya Bila duduk diserambi mushola hari sudah sore, tiba-tiba ia menangis tanpa ada satu orangpun disampingnya, waktu itu Khafis datang ia mendekati Bila dan memohon maaf atas kejadian tersebut, Bila tak menoleh sedikitpun ke arah Khafis selain kesal ia juga terlalu malu untuk menoleh, karena saat itu ia belum mengenakan jilbap.

" Bil maaf, gara-gara aku kamu harus ngalamin semua ini" kata-kata khafis terdengar penuh penyesalan.

" ya..., tapi tolong ya Fis tolong jauhin aku kalu kamu memang temanku, kamu ga mau kan ngrlihat aku seperti ini, tolong Fis" pinta Bila tanpa menoleh.

" Tapi Bil"

" Tolong Fis, pergi dari sini, tinggalin aku biarkan aku sendiri".

Khafispun meninggalkan Bila dengan berat sambil memendam rasa penasaran bagaimana wajah Bila saat ia tidak mengenakan jilbap.

Waktu semakin sore, namun Bila masih menangis sendiri di serambi.

Edwin bergegas untuk segera pulang ketika ia sudah diatas motor, Dika datang.

" Win lo denger ga berita kalau Bila tadi berantem di Kantin?".

" Seriyus lo Dik?" tanya Edwin kaget "terus gimana?" ia beranya dengan cemas.

" Dia dihukum buat ngebersihin sekolah, mungkin belum selesai"

Edwin segera mengurungkan niatnya untuk pulang dan mencari Bila.

Dia berkeliling sekolah mencari Bila, namun tidak menemukan gadis itu, sampai ia lewat di mushola, Ia melihat sesosok gadis sedang menangis ia berpikir mungkin dia Bila dengan bimbang ia mendekati gadis itu dalam hatinya apa mungkin Bila tanpa jilbap.

" Bila"

Mendengar panggilan lembut dari cowok yang ia suka Bilapun mengangkat wajahnya, seketika wajah cantiknya tampak didepan Edwin wajah dengan mata bulat, hidung mancung, dan bibir tipis yang berlinang air mata, hingga membuat Edwin tidak tahan untuk memeluknya.

Jika dalam keadaan normal pasti Bila akan segera menolak pelukan itu, namun tidak untuk kali ini ia menerima pelukan Edwin yang terasa menenangkan itu, suasana itu berlangsung beberapa saat ketika tangis Bila pecah dalam pelukan hangat Edwin, melihat gadis galak tengah menangis sedih membuat hati Edwinpun jadi sakit hingga kesadaran Bila berangsur pulih dan dengan segera ia melepaskan pelukan itu.

"Kenapa kok dilepas, malu ya?" goda Edwin untuk mengalihkan perhatian.

Salsabila hanya menunduk lalu Edwin memegang dagunya, saat melihat wajah Bila dari dekat Edwin benar-benar terpeaona wajah yang selama ini ditutup jilbap kini terlihat begitu cantik dengan rambut hitam terurai walaupun agak berantakan.

" Udah diem..... kamu kok belum belum pulang, mau aku anter?"

" Aku malu kak, aku juga bingung kalu nanti pulang dengan keadaan seperti ini".

" Kamu cantik gitu kok, bilang aja nungguin aku menjemput kamu ga usah malu" goda Edwin.

Mendengar godaan Edwin senyum Salsabila tersungging.

" Nah gitu dong kan tambah cantik, tapi jangan senyum terus lho ntar aku takutnya kamu aku ajak ke pak kyai".

" Kok bisa, apa hubunganya kak?" tanya Bila heran.

" Karena kamu cantik, aku jadi pingin cantik aku jadi pingin nikahin kamu".

" Kakak ah.....tahu aku lagi sedih malah diledekin".

" Eh seriyus lho, mau bukti".

" Kakak" Bila bangkit dan memukul pundak Edwin, namun Edwin menahan tangan Bila dan mereka ber dua saling menatap, Edwin mendekatkan wajahnya ke wajah Bila sangat dekat sampaiu Bila gugup dan melepaskan tangannya " maaf kak, Bila menjauh dari Edwin" dan ke duanya kembali terdiam

" Bil kok kamu belum pulang?" Edwin kembali bertanya.

" Bila bingung kak, nanti kalau ditanya ibu jilbap Bila ga tahu kemana dibuang sama Feli, Bila juga malu masak Bila pulang ga pake Jilbap".

Edwin melirik Bila " Lagian kamu cewek kayak tarzan pake acara berantem, emang siapa yang menang terus dapet apa kamu?"

" Feli dulu yang mulai kakak...aku tuh udah diem......terus tapi hari ini dia ketetlaluan ya aku ga tahan lagi, aku lawan dia, emang selama ini aku diem tapi tapi maaf ya aku ga mau ditindas terus, aku bales dia" Bila menyerocos menceritakan kejadian siang tadi.

Edwin hanya terdiam sambil menatap wajah Bila yang tiba-tiba cerewet seperti emak-emak yang sedang mengomel, namun justru membuat Edwin semakin jatuh hati, karena kepolosan Bila.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C10
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión