"Ini berapa, bu? " tanya kai pada pemilik warung di depan jalan sebelum masuk ke wilayah sekolahnya.
Kai menunjuk ke arah sebuah penghapus kotak kecil berwarna putih yang mendominasi dengan sedikit berwarna hijau terang diatasnya. Sebuah gambar apel di tengah-tengah penghapus dan huruf 'A' besar seperti sebuah inisial.
"Untuk siapa ka? " tanya pemilik warung yang mengenal kai, karena setiap pagi dia selalu mengirim abu gosok yang nenek buat untuk dijual di warungnya.
"Ini " wanita paruh baya itu menyodorkannya pada kai, "ambil saja, ibu berikan untuk kamu "
"Tapi, bu,, "
"Tidak apa-apa " selanya, "kamu ambil saja, asal kamu berjanji harus belajar dengan rajin di sekolah "
"Tidak boleh membolos! " sambungnya.
Kai memperlihatkan senyuman lebarnya, "saya janji, bu. Karena saya senang berada di sekolah jadi tidak akan pernah membolos walaupun sedang sakit "
"Iya " wanita itu senang dengan semangat kai yang besar.
"Terima kasih, bu " ucap kai dengan wajah berbinar-binar.
"Iya " tanggapnya, "abu gosoknya kamu simpan saja didepan situ "
"Baik, bu " kai menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah depan warung. Dia meletakkan abu gosok yang sudah di bungkus oleh plastik transfaran di samping arang-arang yang dijual oleh warung tersebut.
Setelah menyimpannya kai berjalan cepat menuju ke arah sekolahnya, dia sengaja melewati kelas anneth. Sebagian jendela kaca kelas anneth yang di cat berwarna biru, membuat kai harus meloncat-loncat untuk melihat apakah sahabatnya itu sudah berada di kelasnya atau belum.
"Kamu sedang apa kai! " seseorang menepuk pundak kai yang tengah menjinjitkan kakinya agar dapar melihat kedalam kelas dari arah jendela.
Kai terkejut, dengan cepat dia berbalik dan melihat sosok anneth yang tersenyum lebar di hadapannya. Dia baru saja sampai di sekolahnya, masih memakai topi, tetapi rambut panjangnya yang di kepang dua terlihat begitu cantik, karena rambut anneth berbeda dari yang lainnya tidak hitam mengkilat tetapi sedikit kemerahan.
"Kamu baru sampai di sekolah? " tanya kai menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena malu.
"Iya " jawab anneth, "aku kesiangan karena menunggu ibu memasakkan makanan untuk bekal "
Kai menganggukkan kepalanya, dia masih berdiri mematung di hadapan anneth.
"Kamu sedang apa mengintip di jendela kelasku? " tanya anneth.
Dia lalu memicingkan kedua matanya ke arah kai, menatapnya dengan curiga.
"Kamu sedang mengintip rara ya? " ucapnya sambil menunjuk ke arah kai.
Mata kai membulat, "tidak, buat apa aku mengintip rara! "
"Lalu apa? " pertanyaan anneth itu bersamaan dengan bunyi lonceng masuk sekolah berbunyi.
Kai lalu meraih satu tangan anneth, dan menyimpan penghapus baru di telapak tangannya.
"Jangan sampai hilang lagi! " ucap kai, dia bergegas untuk segera masuk ke kelasnya.
"Kai! " teriak anneth, membuat kai berbalik dan menoleh ke arahnya.
"Nanti istirahat bertemu di lapangan belakang sekolah! " teriaknya lagi.
"Ya " jawab kai, "cepat masuk ke kelasmu! "
Anneth menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lebar, dia masuk ke kelasnya dengan kedua matanya yang terus memandangi penghapus bertuliskan huruf 'A' yang diberikan oleh kai padanya. Kai memberikan penghapus itu karena kemarin dia kehilangan penghapus miliknya ketika belajar bersama.
"Wah, penghapus ini harum juga! " ucap anneth pelan ketika mencium aroma wangi yang lembut dan tidak menyengat yang keluarkan dari penghapus yang di pegangnya.
"Kai baik sekali! " cetusnya dalam hati, dia lalu menyimpan penghapus pemberian kai di kotak pensil miliknya dan tidak boleh kotor sedikitpun.
Jauh dari kelas anneth yang sudah dimulai pembelajarannya, kelas kai masih dalam suasana riuh karena guru kelas mereka sesikit terlambat untuk masuk ke kelas.
Kai duduk di samping yasil yang menjadi teman sebangku dan teman mengajinya di rumah.
"Besok ada acara pawai obor perayaan satu muharram " ucap yasil pada kai, "aku sudah buat obor bambu buat kita supaya kita bisa ikut keliling desa! "
"Apa aku boleh menambah satu obor kecil lagi? " tanya kai.
"Untuk siapa? " tanya yasil terheran.
"Aku akan mengajak anneth, tapi,,, itupun kalau dia diijinkan untuk ikut pawai malam hari "
Yasil tertawa, "tentu saja aku bisa buatkan satu lagi untuk temanmu, semakin banyak yang ikut akan semakin ramai. Supaya kita bisa merayakannya dengan ramai orang,,, "
"Kalau temanmu mau dia boleh mengajak siapapun teman lain untuk ikut " sambungnya, "nanti aku siapkan obornya "
"Baiklah " kai semakin antusias.
Pembicaraan mereka harus terhenti karena guru kelas mereka telah datang dan waktu belajar telah dimulai.
Jam di kelas telah menunjukkan pukul sebelas siang, lonceng istirahat pun akhirnya berbunyi.
"Kai kita bermain sepak bola dengan teman yang lain! " ajak yasil.
"Aku menyusul " tanggap kai, "aku harus mengembalikan ini pada temanku lebih dulu "
"Cepat menyusul ya kai! " teriak yasil sambil berlari membawa bola di tangannya ke arah luar kelas.
Kai mengeluarkan botol minum anneth yang tertinggal kemarin, dia lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lapangan di belakang sekolah. Karena dia dan anneth telah berjanji bertemu di tempat itu.
Sepertinya kai menjadi orang pertama yang sampai, dia lalu duduk di kursi yang terbuat dari potongan bambu disusun secara rapi untuk menjadi sebuah kursi.
"Kenapa kamu istirahat lebih awal! " celetuk anneth marah-marah ketika mendapati kai sudah lebih dulu berada di lapangan.
Dia lalu duduk disamping kai, dan menyimpan kotak makannya di tengah-tengah mereka.
"Ayo makan! " perintah anneth pada kai, dia membuka kotak makannya dan menyodorkan roti tawar pada kai.
"Kamu tidak makan? " tanya kai ketika menerima roti pemberian dari anneth.
"Aku juga makanlah! " cetusnya membawa roti tawar miliknya.
Kai menggigit rotinya dan ekspresinya terlihat aneh.
"Kenapa rasa coklatnya sedikit asin ya? " tanyanya.
Kai mengerutkan dahinya lalu tawanya muncul, "ini bukan coklat kai! "
"Ibu memasukkan keju di dalamnya " sambung anneth, "keju itu bagus untuk tulang! "
"Kenapa makanan orang kota itu aneh-aneh! " cetusnya pelan, tapi dia orang yang tidak pernah membuang makanan. Walaupun rasanya begitu aneh di lidahnya tetapi kai tetap memakannya dan menghabiskannya.
"Terima kasih rotinya " ucapnya, "dan aku kembalikan botol minumanmu "
"Tapi dirumahku hanya ada air teh jadi aku isi air teh saja " kai menyambung ucapannya.
"Buatmu saja " anneth tersenyum, "aku sudah membawa botol minum juga hari ini "
"Jadi kamu bisa memakainya untuk bekal air minum, supaya kamu tidak banyak jajan! "
"Tapi nanti ibumu marah dan mencari boto minumnya,,, "
"Dirumah masih ada tiga kok " sela anneth, dia lalu menyimpan botol minum itu ke tangan kai.
"Cepat pergi bermain sana! " cetus anneth.
"Terima kasih botol minumnya " ucap kai, dia lalu beranjak dari duduknya karena anneth sudah memberikan perintah padanya untuk bermain dengan temannya di lapangan.
"Nanti tunggu aku ketika pulang sekolah " ucap anneth yang masih memakan roti isi miliknya.
"Aku mau ikut kai belajar bersama lagi! "
Kai tersenyum lebar, "baiklah, nanti aku tunggu di depan gerbang sekolah "
Dia lalu berlari ke arah lapangan untuk bergabung bersama teman-temannya beain sepak bola, meninggalkan anneth sendirian yang masih menikmati roti isi miliknya..