Mutia masih mengingat betul bagaimana canggungnya dia ketika membiarkan Maheza melakukan kewajibannya terhadap dirinya. Dia tidak pernah membayangkan akan mengangguk dengan mudah saat Maheza menanyakan itu.
"Ha ha ha ... Sayang, kamu mau pakai jilbab atau tidak aku tetap tergoda. Karena tatapanmu itu selalu siap membuat jantungku berdebar. Jadi, jangan biarkan siapapun melihat tatapanmu itu karena itu adalah panah yang siap menancap dihati para lelaki." Maheza terkekeh dan merasa senang karena istrinya sudah mulai terbiasa denganya apalagi membahas hal seintim itu.
"Saya paling pandai dalam urusan menjaga pandangan. Jadi, kamu tenang saja ya!" Balas Mutia sambil membelai pipi Maheza.
"Aaahhh ... Sayang, aku mau mulai mengobatimu ini, kenapa kamu malah menggodaku? Tanganmu sangat lembut" ucap Maheza dengan raut wajah cemberut manja begitu.
Terimaksih masih mau baca novelku ini.
Tapi, author kurang semangat untuk up karena melihat pringkat Power Ston yang rendah dan gak ada yang mau kasih gift.
Jika memang kalian ingin aku melanjutkan novel ini sampai tamat. Maka tolong bantu author untuk mendapatkan Power Ston yang banyak agar tetap berada di power Ringking. serta berikan Gift untuk apresiasi.
Terimaksih semoga kk semua di mudahkan Risqinya untuk beli Hak istimewa juga. Aamin.??