Descargar la aplicación
55.55% kau, dia, mereka dan kita / Chapter 5: dia

Capítulo 5: dia

bagi Budi berdiam seharian hanya untuk melihat senyum diwajah Renata sudah cukup untuk mengalahkan rasa lapar dan capeknya. itulah cinta bagi yang pernah merasakannya.

siang harinya ada seorang lelaki menghampiri Renata mengajak pergi, mereka keliatan begitu cocok saling bercanda gurau. Budi termenung menahan emosi dia tidak tahu harus berbuat apa?

dengan marah Budi pergi ke kereta kudanya dan pulang. hanya itu yang bisa dia lakukan. Budi menangis dalam kamar, membuat gaduh seluruh rumah. ibunya bergegas pergi ke kamar Budi melihat anaknya.

"sayang kamu kenapa? pulang kok langsung nangis." ibunya merasa bingung dengan Budi.

"apa tanganmu masih sakit nak?" melihat Budi meneteskan air matanya. ibunya pun ikut menangis. bagi ibunya lebih baik dia yang terluka daripada melihat anaknya menangis.

naluri ibu.

Budi yang ditanya cuma terdiam menangis tersedu. matanya merah dan bengkak. memeluk sang ibu. kalau ingin merasakan kejadian ini, coba kalian membayangkan seorang wanita yang sedang patah hati hanya menangis untuk meredakan sakit hatinya. ya jika kalian pernah melihat kejadian itu berarti kita sama. cuma yang membedakan Budi itu laki bukan wanita.

ugh.

selesai menangis seharian, makan tidak mau hanya diam. Budi sakit. malam harinya seluruh rumah merasakan dampaknya. seorang ibu yang kebingungan menyuruh pembantu menyusul tabib dengan kuda agar segera datang. sang adik bingung melihat ibunya. seluruh rumah gaduh. bingung dengan apa yang terjadi.

aden mas Budi mendadak sakit setelah pulang dari pasar. ada desas-desus disekitar pengawal kalau dia di guna-guna oleh pedagang pasar yang telah pukuli oleh pengawal. di dapur juga ada gosip kalau Aden Mas Budi tangannya tambah parah sehingga dipanggilnya tabib.

sungguh jika kalian tahu kejadian itu, pasti kalian akan ikut kebingungan. kejadian itu seolah-olah ada seseorang yang maling yang tertangkap. ributnya serumah.

Budi tertidur, sang tabib pun kebingungan dengan penyakitnya. tidak ada yang aneh tangannya pun sudah tidak keluar darah dan mulai membaik.

uft..

'andaikan bukan anak orang kaya pasti sudah tak kasih jamu biasa, kalau tidak manjur kemampuan saya akan dipertanyakan' gelisah Sang tabib memikirkan Budi. bingung mengenai penyakit yang dideritanya.

andaikan tabib tahu penyakit aslinya. pasti akan menyuruh ibu Budi agar segera dinikahkan. hahaha

Budi bangun dipagi hari, perutnya kelaparan matanya bengkak. seperti habis ditonjok. sebesar bakpao. dia tidak bisa melihat dengan sempurna. 'kelontang' bunyi Budi menjatuhkan perabotan rumah. membuat semua kaget.

hari yang berat, seberat rasa sakitnya dalam hati. melihat dia berjalan dengan lainya.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C5
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión