Descargar la aplicación
82.85% Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT) / Chapter 58: Cemburuku yang berat.

Capítulo 58: Cemburuku yang berat.

Asraf tak menghiraukan jawaban Tuti, dia beranggapan gadis itu hanya bercanda, lalu bertanya lagi.

"Udah berapa lama kamu pacaran? " Tanyanya menyelidik.

Tuti enggan menjawab, kalau dia baru kemarin jadian, jadi dia hanya mengacungkan satu jari telunjuknya.

"satu tahun? " Tanya Asraf, yang di jawab tuti dengan gelengan

"satu bulan? " Tanyanya lagi, tapiTuti masih menggeleng.

"Satu minggu? " Tanyanya lagi. Tuti masih menggeleng.

"jadi? " Tanya Asraf tak paham.

"satu hari.. " Jawabnya malu. Tapi Asraf hanya tertawa, dia menganggap Tuti benar-benar sedang bercanda.

"Apa kau mencintainya? " tanya Asraf lagi.

" Tentu saja" jawab Tuti

Asraf hanya tersenyum mendengar perkataan Tuti.

" Baiklah.. kakak ke posko dulu, kalian istirahat saja. " kata Asraf tak lama kemudian? dan meninggalkan mereka.

Teman-teman Tuti tampak kecewa, mereka masih ingin memandangi wajah manis itu.

" Tut.. apa kamu benar-benar udah punya pacar apa? kayaknya kakak itu naksir kamu lho, emang pacarmu siapa? " Tanya Rita.

"Said" Jawabnya singkat

"Apa....? " kelima temannya kaget.

"Hik hik.. jadi beneren nih.. kamu pacaran ma said, kirain tadi cuma boongan". Kata sinta dengan ekspresi yang di buat -buat.

"Cup cup cup.. " Kata teman-teman yang lain sambil menepuk -nepuk bahu gadis itu.

"Said punya adek atau kakak nggak? "

"Ada... kakaknya usia 28 Tahun ya sepupu sih.. ganteng kayak dia juga.. kades lagi.. " Kata Tuti.. mata teman-temannya berbinar.

"Nggak papalah.. mas mas kantoran yang penting cakep.. " kata Rita.

"Tapi dah punya Istri, cantik, pintar, dokter lagi.. trus.. mereka lagi nunggu kelahiran anak oertama mereka. " kata Tuti lagi

"lo mah.. yang gitu kok masih di kasih tau.

"Tadi katanya nanya... punya kakak atau adik, kan udah di jawab.. " kata Tuti santai..

Karna kecapekan akhirnya mereka. memutuskan untuk tidur, dan menutup tenda mereka.

........

Pagi harinya setelah sholat subuh berjamaah di mesjid terdekat, mereka telah bersiap-siap untuk senam pagi, Kak Asraf mencari keberadaan Tuti di lapangan, akhirnya dia menemukan gadis itu di tendanya, Tuti kebagian piket tenda, dia sedang memasak dan merebus air untuk teman -temannya.

"Kamu di sini? " kata Asraf yang sudah berdiri di dekat Tuti, dia sampai ke bagian dapur

"Iya kak, kebagian piket" Jawab Tuti.

"Kakak nggak ikutan senam? "Tanya Tuti lagi.

"Nggak ah, mending ngobrol ma kamu" Jawab Asraf.

Mereka ngobrol cukup akrab, tak lama kemudian, Said datang membawa seember air, melihat senior yang naksir Tuti ada di sana, cowok itu mempercepat langkahnya, sehingga air yang di bawanya berceceran kemana-mana. Tuti dapat melihat itu dari jauh, Langsung mengejar Said, dan membantu kekasihnya itu.

"Apa berat? "Tanya Tuti lembut.

"Cemburuku yang berat" Jawab Said manyun. Tapi Tuti bingung, tapi akhirnya sadar, akan kehadiran kak Asraf yang ada di dapur tenda itu.

"Oo.. ternyata kau bisa cemburu juga ya! " kata Tuti tertawa.

"baru satu, gimana kalau bejibun kayak kamu.. cemberumu seberat apa ya? " Tanya Tuti menggoda Said. Cowok itu hanya diam, tapi dia tetap cemberut.

"Sini ku bantu" Kata Tuti hendak menolong Said.

"Nggak.. aku kan cowok.. ini pekerjaanku" Jawabnya sok jantan.

"Ya udah.. hati-hati.. ntar kamu ngambil air lagi lho, kalau kurang" Kata Tuti mengancam.

Asraf yang melihat Tuti begitu khawatir, agak heran melihat itu.

"Ini cowok kamu yang kamu bilang semalam?" tanya Asraf menebak-nebak. dia berharap Tuti akan mengatakan tidak tapi ternyata..

"Iya kak.. dia yang aku ceritakan semalam. " mendengar jawaban Tuti, Said amat gembira, ternyata gadisnya mau mengakui dia sebagai kekasihnya di depan cowok ganteng lainnya.

"Said.. " kata Said sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Asraf.. "Jawab asraf dia memaksakan senyumnya, sebenarnya dia amat kecewa, tapi tak. mungkin memperlihatkannya.

"Baiklah Tut.. Said.. kakak keliling dulu.. " kata Asraf sambil berlalu.

Acara penampikan minat bakat telah dimulai,

bidang perlombaan adalah.. puisi, solo song, parodi, dan tari.

Said mengambil solo song, suara cowok itu sangat bagus, ditambah wajahnya yang tampan, dan ekspresi nya yang sesuai dua juga memainkan gitarnya dengan piawai, Tuti amat kagum dengan kekasihnya itu.Matanya tak beralih memandang Said, Asraf dapat melihat ekspresi kagum Tuti pada Said.

Said membawakan lagu jadul stingky, 'Cinta pertama' lagu ini ada mungkin saat dia masih ingusan..

dia melantunkan tembang itu dengan penuh perasaan .

"Izinkan aku..

mencintaimu.. haruskah ku ulangi.. la.. gi..

untaian kata.. hati... "

Sontan tepuk tangan terdengar menggema

"pasrah jiwaku..

jatuh tertumpah..

teralit da.. lam. nada.. indah..

tak.. terlupakan.. "

lalu Said memandang Tuti..

"wajahmu slalu terbayang..

hiasi bunga tidurku..

semakin hangat te.. rasa..

bawa a.. ku ke.. sana....

sungguh mati.. aku cinta.. ka.. mu...

janganlah kau ragu

percayalah.. ku hanya untukmu...

karna kau cita pertama.. "

semua orang riuh bertepuk tangan.. lalu said melanjutkan lirik lagu itu

Tiada lagi.. cinta yang lain..

ku berikan setulus hati..

semuanya milikmu..

wajahmu slau terbayang..

hiasi bunga tidurku..

semakin hangat terasa bawa a.. ku ke.. sana..

sungguh mati.. aku cinta kamu...

jangan lah kau ragu.. "

Said berhenti bermain gitar.. berdiri dari duduknya berjalan ke arah tuti.. dan melanjutkan kembali lirik lagunya..

"Percayalah.. ku hanya untukmu... karna kau cinta pertama... " Katanya sambil memegang tangan gadis itu . sontak semua orang riuh bertepuk tangan, sementara Tuti memerah karna malu.

Asraf terdiam cowok itu hanya bisa menarik nafas kecewa.

" Hei..apa yang terjadi? Kau tampak murung.." Kata temannya.

"Aku di tolak.. " Jawabnya singkat.

"Apa? Siapa yang nolak? "Tanya temannya.

Asraf menunjuk Tuti, teman Asraf dapat melihat tatapan kagum Tuti pada cowok yang di depan.

Pantas saja... anak itu begitu mempesona, andai saja aku cewek mungkin juga bakal naksir dia.. " goda temannya. Asraf makin cemberut.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C58
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión