Descargar la aplicación
5.16% Live With my CEO / Chapter 8: Terjebak, Berdua

Capítulo 8: Terjebak, Berdua

        "Saya akan langsung to the point saja. Sebenarnya, tujuan saya mengundang Mira dan keluarga makan malam adalah untuk melakukan pertemuan dua keluarga. Saya ingin menikahkan anak Bapak dan Ibu dengan anak saya."

        "Apaaa???" Mira dan kedua orang tuanya terkejut mendengarnya.

        "Eh, eh, eh? Maksud Ibu …" Ibu Mira terkejut mendenarnya.

        "Apa ini lamaran?" tanya Ayah Mira heran.

        "Ta—tapi kan aku masih 18 tahun," ucap Mira.

        Keluarga Mira sangat terkejut ketika Gina mengatakan hal tersebut. Tiba-tiba sekali Mira mendapatkan lamaran.

        Seperti dugaan Dika, Mira dan keluarganya akan terkejut mendengarnya. Anak umur 18 tahun yang tiba-tiba saja dilamar oleh pria umur 29 tahun secara tiba-tiba. Bukan hanya anaknya saja yang akan terkejut, tapi orang tuanya juga.

        "Biar saya jelaskan kenapa saya memilih anak Bapak dan Ibu untuk dijadikan istri dari anak saya. Jika Mira pernah menceritakan bagaimana saya dan gadis itu bertemu, mungkin kalian akan tahu bahwa Mira menemukan cincin saya yang hilang," ucap Gina mengatakan bagaiaman dirinya memilih Mira sebagai calon menantunya.

        "Sebenarnya, cincin yang ditemukan oleh Mira adalah Cincin yang digunakan oleh anak saya saat menikah nanti. Saya berkeinginan anak saya akan menikah dalam waktu dekat di umurnya yang sebentar lagi menginjak 30 tahun. Namun, dia tidak tertarik untuk hidup bersama seseorang dan membangun rumah tangga. Jadi, saya berniat untuk menjodohkannya."

        Dan saya rasa, anak Bapak dan Ibu lah yang cocok untuk mendampinginya," ucap Gina menyelesaikan kalimatnya.

        Kedua orang tua Mira termenung. Mereka tidak bisa berpikir.

        Gina tahu apa yang ada di pikiran mereka, wanita itu pun memakluminya.

        "Kalian tidak perlu menjawab sekarang," ucap Gina.

        "Saya akan menghubungi kalian 3 hari lagi dan apa pun jawabannya, saya akan menerimanya."

        Kedua orang tua Mira mengangguk menyetujuinya.Mereka akan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut tiga hari kemudian ketika Gina menagih jawabannya. Meskipun waktu tiga hari tidak lah cukup untuk mereka memikirkannya. Detik kemudian dua keluarga itu pun melanjutkan acara dengan menikmati hidangan yang telah tersedia.

        Dika menghela napas pangang. Pria itu bersabar karena dirinya sama sekali tidak tertarik tentang pernikahan. Tapi apa yang sedang ia lakukan saat ini adalah bertemu keluarga dri calon mempelai wanitanya. Tidak pernah sedikit pun di benak Dika untuk melakukan hal tersebut. Pria itu pun melewati acara pertemuan dengan sangat bosan. Sesekali dirinya mengambil ponsel ntuk menagih proposal pada salah satu karyawannya namun ponselnya tiba-tiba rebut dan di sita oleh Ibunya. Dika memelas meminta ponsel itu kembali, namun Gina tidak memberikannya.

        Dika menghela napas panjang, sepertinya hari ini dirinya belum beruntung.

        Melihat apa yang di lakukan Dika membuat Mira tertawa kecil.

        Mau bagaimana pun juga, Dika tetaplah anak laki-laki ibunya.

        Mengetahui seorang gadis memperhatikannya membuat Dika melihat ke arah gadis itu. Tepat saat pria itu melihat kearahnya, Mira berhenti tertawa.

        Gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Namun dalam hati dirinya menertawakan pria itu. Tak di sangka, pria berumur seperti Dika masih memiliki sifat yang kekanak-kanakan. Itu terlihat lucu.

*****

        Selama acara berlangsung, Mira hanya diam. Dirinya tidak tahu harus bicara apa.

        Ia melirik ke arah Dika yang sedang menyantap makanannya. Namun tiba-tiba saja pria itu melihat ke arahnya.

        Mira pun langsung melihat ke arah lain setelah pria itu mengetahui kalau ia memperhatikannya. Rasanya sangat malu jika kita sedang memperhatikan seseorang namun orang itu mengetahui gerak-gerik kita.

        Kedua orang tua mereka asyik mengobrol, mereka terlihat sangat akrab meskipun ini adalah kali pertama mereka bertemu. Mereka membicarakan hal-hal sebagaimana orang tua, Mira tidak mengerti apa yang mereka bicarakan namun dirinya harus tetap bertahan untuk berada di sana sampai selesai.

        Meskipun ini adalah acara pertemuan dua keluarga, tujuannya adalah mendekatkan hubungan antara keluarga Mira dengan keluarga Dika. Namun, baik Mira dan Dika tidak berbicara sama sekali, bahkan keduanya tidak mengobrol. Gina memakluminya, keduanya bertemu hanya satu kali dan itu pun ia lakukan secara tiba-tiba. Wanita itu memiliki rencana agar anaknya dan Mira bisa akrab. Ia harap rencana tersebut akan berhasil

        Setelah acara selesai, Mira mengatakan bahwa dirinya ingin berbincang lebih banyak dengan kedua orang tua Mira. Beliau menawarkan mereka untuk diantarkan pulang.

        Dengan senang hati Ayah dan Ibu Mira  menerima tawaran tersebut. Keduanya masuk ke dalam mobil mewah milik Ibu Dika, namun ketika Mira hendak masuk Gina malarangnya. Gadis itu heran kenapa dirinya tidak boleh masuk?

        "Mira, saya minta maaf karena saya ingin bicara dengan orang tua kamu secara pribadi. Kamu bisa pulang dengan Dika, ya …" sebenarnya ini hanyalah akal-akalan Gina saja untuk menyatukan Mira dengan Dika. Dirinya hanya akan mengobrol biasa di perjalanan pulang nanti dengan orang tua gadis itu.

        Ya, ini adalah rencana Anne untuk mendekatkan Dika dengan Mira. Ia akan membuat mereka pulang bersama karena akanada banyak waktu untuk berbincang dalam perjalanan. Gadis itu terlihat tidak mau melakukannya dan Dika seperti biasa memasang wajah tidak peduli yang berarti dirinya merasa terbebani. Namun, bagaimana pun juga Gina ingin keduanya bisa mengobrol dan bertukar pikiran satu sama lain. meskipun Mira memohon padanya untuk tidak pulang bersama dengan pria itu, Gina tidak akan mau mengabulkannya.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C8
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión