"Tidak mungkin…" Suara sang gadis terdengar gemetaran. Wajahnya memucat, kemudian tertutup kedua tangannya tidak percaya.
"Tidak. Tidak. Tidak mungkin aku anaknya… A…aku…"
Mu Lingshi kembali dilanda tangisnya. Terisak, tak mampu mengekspresikan bagaimana perasaannya terseret dengan dilemanya kabar itu. Perlahan dirinya seperti kehilangan kesadaran.
Ah Mo dengan sigap memeluknya. "Hei, hei, masih belum ada buktinya. Jangan dulu berpikiran yang tidak-tidak. Tuan saja masih belum yakin soal itu. Untuk apa kita takut?" hiburnya.
"Berpikiran tidak-tidak bagaimana? Saat ini itu malah cenderung benar, 'kan? Pantas saja kau menghentikanku mencari tahu lebih lanjut saat sudah sampai ke titik ini. Jadi kau sudah tahu? Betul dia, 'kan? Katakan padaku!"
Mu Lingshi menghela napas, berhasil mengeluarkan semua perasaannya. Tatapan itu berubah dingin. Luka di wajahnya membuat kemarahan sang gadis terlihat lebih menyeramkan.