Suasana di dalam penthouse terasa begitu suram dan menyedihkan. Tidak ada seorang pun yang berkata-kata. Mereka tahu Alaric dan Aleksis telah tiba di Paris dan sedang menuju ke Hotel Nobel.
Mereka merasa lebih baik menunggu keduanya sebelum membahas apa yang telah terjadi. Ketika ketukan di pintu terdengar, semua hampir terlonjak dari kursi masing-masing karena ketegangan yang menyelimuti mereka.
Marion segera bangkit dan membukakan pintu untuk Aleksis dan Alaric beserta rombongannya. Aleksis segera menghambur kepada Finland dan menangis di bahu ibunya. Kedua wanita itu saling bertangisan dan segera memecah keheningan yang sedari tadi demikian menyesakkan.
Suara tangisan keduanya membuat Altair dan JM terbangun. Dengan wajah terkantuk-kantuk keduanya berjalan keluar kamar. Begitu Alaric melihat anak lelakinya, ia segera berjalan cepat dan menghambur ke arah Altair. Ia menarik remaja itu ke dalam pelukannya dan menangis.