Sepanjang malam itu mereka semua menikmati minuman dan kebersamaan yang sangat jarang terjadi. Lauriel dan para anak buahnya bercakap-cakap tentang sketsa Takeshi dan Mischa yang sudah dibuat Nicolae dan rencana Peach dan Endo yang akan menyusup ke kantor pusat Rhionen Industries di China.
"Kalau semua itu gagal, maka aku akan memerlukan bantuanmu, Marion," kata Lauriel sambil berdeham. Ia menoleh ke arah Marion yang sedang duduk menyandar ke tembok sementara Jean memijat kakinya yang 'terkilir'.
Gadis itu tidak memperhatikan ucapan Lauriel karena ia masih terpesona melihat betapa ahlinya tangan-tangan Jean memijat lembut kakinya sehingga gadis itu merasa tidak keberatan kalaupun ia harus terkilir sungguhan. Lauriel terpaksa batuk-batuk kecil dan mengulangi ucapannya.
"Marion," Jean menepuk lutut Marion yang masih tercengang.
Gadis itu membelalakkan mata keheranan. "Ada apa?"
Ahhh ... ternyata memang terjadi sesuatu, sehingga Luna dan Lauriel dulu berpisah. Memang hati Lauriel itu sekeras batu ya, hanya luluh setelah kekasihnya, Putri Luna meninggal.
Saya makin suka sama hubungan Jean dan Marion nih. Kayaknya mereka memang cocok yaaa..
Eh, saya nggak tau nih bisa nulis 2 bab hari ini, saking sukanya sama mereka... hihihi. Bab berikutnya lanjut lagi besok pagi yaa..
❤❤❤