Akhirnya setelah mengalami tidur yang dipenuhi mimpi buruk, Alaric bangun dengan kepala yang terasa hampir pecah. Saat membersihkan wajah di wastafel ia menyadari bahwa sepasang matanya tampak berubah warna menjadi lebih gelap. Ia sudah meneliti tubuhnya sendiri selama bertahun-tahun dan tetap tidak dapat menemukan jawaban kenapa tubuh dan penampilannya seperti itu, bisa berubah sewaktu-waktu.
Setelah memaksa diri sarapan, pikirannya mulai menjadi tenang. Ia harus bertindak pelan-pelan dan tidak boleh gegabah. Bagaimanapun Aleksis berasal dari keluarga kaya yang pasti akan mengusahakan hal terbaik baginya. Kalaupun Aleksis sekarang terluka, ia pasti sudah mendapatkan perawatan dokter nomor satu.
Kalau ternyata ia sudah meninggal...
Alaric tidak dapat berbuat apa-apa.
Ia hanya dapat mencari di mana Aleksis dikuburkan.
Dengan pemikiran itu akhirnya ia duduk di ruang tamu sambil memejamkan matanya, menunggu kedatangan delapan anak buahnya yang sudah dipanggil Pavel untuk datang.
Ini bab kedua untuk hari Jumat yaa...
Wahh.. Kurt mati demi melindungi rahasia Aleksis. Sungguh orang kepercayaan Caspar ini sangat setia.
Btw, Alaric pasti sangat terpukul atas kematian Kurt. Dia sama sekali nggak berniat jahat kepada Kurt dan keluarganya, dia cuma mau mengancam biar diberi akses ke Aleksis, karena ia merasa tidak punya pilihan lain.