Setelah Kinan dan Bayu makan siang di warung nasi biasa di sekitaran Bundara HI, Bayu menyarankan kepada kinan agar mereka jalan sebentar.
"Apa tidak lebih baik kita pergi jalan-jalan atau menonton ke bioskop dulu baru pulang????? Ini weekend yang jarang sekali kita bisa sama-sama".
Kinan mendengar saran dari bayu dan berpikir sejenak. Ia kembali teringat dengan seorang pria tua yang ia temui semalam. Belum begitu tua, namun karena pria itu mengenakan kacamata sekarang jadi dia terlihat jauh lebih matang dari usianya.
"Aku teringat sesuatu, ayo aku ajak kamu ke suatu tempat. Kau tahu dulu aku pernah tinggal di jakarta kan? walaupun aku tidak pernah cerita langsung padamu, aku yakin ibu sudah cerita banyak tentang masa lalu kami padamu, ayo kita lihat bagaimana keadaan rumahku dulu".
Kinan langsung berdiri dari kursi saat kembali mengingat pria yang mirip sekali dengan ayahnya, itu membuat ia ingin mendatangi rumahnya dulu. Kinan jadi penasaran bagaimana kondisi rumah lamanya, dia memiliki banyak kenangan dengan ayahnya dari yang paling manis sampai yang terpahit sekalipun disana.
"Apa itu tidak masalah untukmu?????".
Bayu bertanya seperti itu untuk memastikan semuanya akan baik-baik saja untuk kinan nantinya. Karena dengan mendatangi rumah itu sama seperti mengorek kembali kisah lama yang bisa sangat melukai hati kinan.
"Apa tidak lebih baik kita cari tempat yang lebih indah untuk di datangi dan menjadi mood buster bagi kita berdua?".
Bayu sangsi akan rencana mereka untuk melihat rumah kinan dan memberikan pendapatnya untuk mendatangi tempat lain saja.
"Aku bukan lagi wanita selemah itu sekarang, semakin banyak hal-hal pahit yang menimpa dalam hidupku hingga saat ini, membuatku hanya butuh satu malam untuk menangis dan melupakan semuanya saat matahari mulai menyambutku di pagi hari. Aku akan sangat rapuh jika terus bersedih tentang suatu hal yang hanya menyakiti diriku sendiri dan Kamu harus terus mendukungku !!!!!!!, harus terus ada bersamaku !!!!!!!, bahkan jika nanti kamu menemukan pasangan dan menikah, pastikan bawa aku bersamamu, aku akan tetap menjadi tetangga yang baik untuk istrimu".
Kinan menguatkan dirinya sendiri, kata-katanya sangat penuh dengan keyakinan, dia tidak ingin seperti kinan yang dulu, yang selalu larut dalam kesedihan dan melukai diri sendiri dengan terus mengingat semua drama tragis yang terjadi dalam kehidupannya.
Semua pengalaman baik manis ataupun pahit akhirnya bisa membentuk kinan menjadi wanita yang kuat. Dia hanya butuh satu malam untuk meratapi kesedihannya dan kembali seperti biasa keesokkan harinya.
"Aaaah sudahlah, ayo berangkat, kata-katamu semakin tidak karuan. Aku tidak bertanggung jawab jika disana ada air mata, aku tidak mau direpotkan karena semua itu".
Bayu langsung mengambil kunci motor dari kantong celananya, dia malas mendengar saat kinan mengatakan ia akan punya istri dan harus membawa kinan kemanapun dia pergi.
"Apa kamu tidak mau mengenalku lagi saat kamu sudah menemukan wanita pujaannmu???? apa kau serius bayu????? kau tidak akan membawaku????? aaaaah kau bukan sahabatku".
Kinan melihat bayu marah dan memutuskan untuk menggoda bayu karena disaat bayu marah wajahnya akan sangat lucu menurut dia. Itulah salah satu hal yang bisa menghibur kinan saat dia sedang tidak enak hati selama ini.
"Siapa kamu ini sebenarnya??? bagaimana kamu bisa berpikir segila itu???? Sudah segera naik atau aku tinggalkan kamu disini!!!!!!".
Akhirnya motor bayu melaju cepat menuju rumah lama kinan dengan petunjuk yang selalu salah dari kinan sehingga lumayan memakan waktu dan membuat bayu kesal.
"Jalan disini semua terlihat sama, aku tinggal disini saat usia 8tahun kau tahu? apa ibu bercerita sedetail itu padamu tentangku??? aku tinggal disini usia 8 tahun jadi wajar aku lupa dimana rumah lamaku, disini semua terlihat berbeda".
Kinan mencari alasan kenapa dia lupa arah rumah lamanya.
"Alasan saja, cepat sekarang aku harus kemana, kanan atau kiri??".
Saat tiba-tiba kinan berteriak dan membuat terkejut, dia langsung menghentikan motornya.
"Apa yang kau teriakan, aku sedang mengendarai motor apa kau tidak bisa pelan-pelan saja????".
bayu marah-marah kembali pada kinan.
"Itu bayu,,,, ke arah sana rumahku, tepat di ujung blok ini. Itu rumahku, aku yakin".
Bayu langsung mengarahkan motornya sesuai petunjuk kinan.
Terlihat wajah kinan langsung serius seperti kinan yang biasa setelah sebelumnya ia terus tertawa karena berhasil menggoda bayu, dan sekarang kembali tanpa senyum sama sekali. Datar dan murung saat dia menemukan arah menuju rumahnya.
"Ini rumahku".
Kinan turun dari motor dan melihat sekeliling rumahnya yang terlihat dari depan.
Saat kinan meminta bayu untuk membeli minum ke warung terdekat disana, bayu paham mungkin kinan butuh waktu untuk sendiri disana menatap rumah yang dulu ia tinggali, yang dulu kinan kecil tempati bersama keluarganya yang utuh dan bahagia.
Bayu segera pergi dan kinan mulai tenggelam dengan semua kenangan, dia berusaha hanya mengingat kenangan-kenangan manis disana. Saat ayah tiba dari kantor dan moment saat membukakan gerbang untuk ayahnya agar dapat satu ciuman karena sudah menjadi anak yang pintar.
Semua itu coba kinan ingat dengan terus tersenyum-senyum sendiri disana.
Tak lama sebuah mobil mewah tiba dan berhenti tepat di depan rumah itu.
Kinan berpikir mungkin itu orang yang menempati rumah ini sekarang. Pemilik barunya.
Kinan segera pergi dan berdiam diri di ujung jalan yang tidak begitu jauh dari rumah itu agar tidak membuat pemiliknya curiga atau merasa tidak nyaman karena ada orang yang sedang memandangi rumahnya.
Namun saat kinan terus melihat ke arah mobil yang berhenti itu karena ingin melihat pemilik barunya, dia mendapati seorang pria yang tidak lain adalah pria yang sama dengan yang ia temui semalam di acara pesta adam.